Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Siswa Didorong Integrasikan Langsung Pelajaran Dengan Hidup Sehari-hari | Lawu Post

Siswa Didorong Integrasikan Langsung Pelajaran Dengan Hidup Sehari-hari

Selasa, 15 September 20150 comments

Wajo (LawuPost) USAID PRIORITAS berupaya untuk menjadikan pembelajaran bukan sesuatu yang lepas dari konteks. Suatu pelajaran akan bermakna ketika langsung berhubungan dengan problema  kehidupan sehari hari.  Oleh karena itu,  USAID PRIORITAS  mendorong para guru  membuat rencana pembelajaran yang kreatif dengan menghubungkan semua soal pelajaran dengan soal-soal di kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin kembali dalam pelatihan modul III USAID PRIORITAS di Wajo yang dihadiri oleh 88 guru, kepala sekolah dan pengawas yang dilaksanakan di Hotel Arma Wajo (12-14 September)

Para guru matematika yang dilatih sehari, langsung membuat rencana pembelajaran, menetapkan skenarionya  dan kemudian melakukan simulasi mengajar di hadapan teman-temannya sebelum benar-benar akhirnya praktik terjun mengajar.

Para guru matematika membuat kreasi pembelajaran dengan membuat proyek-proyek yang langsung berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hu seng, SPD dari SMP 4 dan Andi Denrawali dari SMP 5 Wajo, yang mengajar praktik di kelas 8 di SMP 1 Sengkang, mampu membuat siswa didik praktikannya berpikir keras. Mereka secara berkelompok harus membuat proposal proyek yang juga harus dipresentasikan di hadapan panelis yaitu guru yang sedang praktik di kelas 8 tersebut. Proyek-proyek kreatif tersebut diantaranya  proyek proposal menyelenggarakan ulang tahun, proyek proposal membuat rehab gedung perpustakaan, proyek pembuatan taman dan lain-lain.

Pada proyek pembuatan taman, salah satu kelompok  diberikan anggaran oleh gurunya dengan plafond terbatas yaitu 7.000.000. Dengan dana tersebut, anak-anak diharuskan membuat proposal dengan terinci dan terstruktur, mengukur luas taman dan kolamnya dengan seksama dan menghitung dana yang dibutuhkan. Mereka mengintegrasikan matematika langsung dengan desain dan hitungannya.

Sebagaimana layaknya kehidupan sehari-hari kontraktor harus mempresentasikan proposal di hadapan calon pengontraknya, para siswapun harus mempresentasikan di hadapan panelis yaitu guru-gurunya tersebut. Di hadapan panelis, berdasarkan hitungan mereka, dana yang dibutuhkan secara riil adalah 7.132.000, jadi defisitnya adalah Rp. 132.000.

Namun anak-anak yang mempresentasikan proposal tersebut tetap ngotot  menganggap layak proyek pembangunan taman tersebut. Mereka beralasan bahwa masyarakat yang ingin menikmati indahnya taman, bisa juga memancing di kolam dan juga akan ditarik karcis masuk, sehingga walaupun biaya lebih besar, tetapi  pemasukannya akan lebih banyak.

Menurut Saiful Jihad, Spesialis Pelatihan Guru SMP USAID PRIORITAS,  pembelajaran demikian sangat baik. “Karena siswa tidak lagi terbatas dengan soal dalam buku paket, dia bahkan bisa memberi solusi kreatif diluar teks berdasarkan problema dan konteks pekerjaan yang dihadapi, “ujarnya. Menurutnya dengan menyangkutkan pembelajaran secara kontekstual semacam itu, siswa dididik untuk langsung berpikir kreatif dan amat berguna untuk menghadapi kehidupan riil di masyarakat.

Musdalifah, guru dari  SMP 3 Sengkang merasakan manfaat yang besar dengan pelatihan ini. “Wawasan saya bertambah luas dan saya pasti akan terapkan pembelajaran ini setelah pulang pelatihan,” ujarnya. (red)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost