Sidrap (LawuPost) Kabupaten dengan nilai UN tertinggi di Sulsel tahun 2015, kini mencanangkan diri untuk menjadi kota baca; sebuah kota yang masyarakatnya sadar dan terbudayakan untuk membaca setiap saat setiap hari. Untuk mencapai tujuan itu, gerakan-gerakan awal mulai dilakukan oleh Dinas Pendidikan Sidrap yang dipimpin oleh Nurkanaah.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap melakukan sosialisasi awal dengan memasang iklan mengajak siswa membaca selama lima belas menit sebelum pembelajaran.
Iklan yang hadir tiap hari selama tiga bulan mulai bulan Agustus itu didanai sebesar 15 juta oleh Diknas dan dipasang di koran Ajjatapareng, “Iklan ini kami tujukan sebagai sosialisasi dimulainya gerakan budaya baca di kota ini,” ujar Nurkanaah Kadis Pendidikan di hadapan tim USAID PRIORITAS yang berkunjung ke kantornya (16/9). Dia juga menyatakan bahwa gerakan budaya baca sudah disosialisasikan lewat pertemuan dengan UPTD dan Kepala Sekolah di tiga kecamatan di Sidrap
Menurut ibu yang sebelumnya pernah menjabat sebagai sekretaris kepala dinas pendidikan selama lima tahun ini, kesadaran membaca sangat perlu dilakukan di tengah menipisnya budaya baca di kalangan masyarakat karena dibombardir dengan tontonan televisi yang tidak mendidik, dan berbagai godaan kehidupan modern. “Data BPS tahun 2012 menunjukkan bahwa 91,68 % orang Indonesia lebih memilih nonton televisi dibanding membaca, padahal semakin maju suatu negara, budaya bacanya lebih utama” ujarnya.
Program budaya baca yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Sidrap ini mendapatkan dukungan penuh dari bupati Sidrap, H. Rusdi Masse yang berjanji akan mengkoordinasikan program tersebut dengan SKPD-SKPD lainnya. “Dukungan besar kami perlukan. Saat ini kami sedang berusaha membentuk tim budaya baca kabupaten, kecamatan dan sekolah. Peluncuran program budaya baca ini kita agendakan di bulan Oktober,” ujar Nurkanaah. Sebelum peluncuran, Kadisdik berharap bisa melaksanakan briefing dengan semua kepala sekolah dan komite. Bersama tim dari USAID PRIORITAS, dia juga berharap bisa melakukan diskusi dengan Perpusda.
Diantara program-program yang dicanangkan sebagai langkah awal Sidrap menjadi kota baca adalah pengalokasian waktu-waktu khusus untuk membaca bagi siswa dan guru, membangun infrastruktur taman baca lebih menarik, terutama di sekolah, menghidupkan perpustakaan, memperkaya bahan bacaan, mengadakan kompetisi literasi buku, publikasi hasil-hasil karya masyarakat, dan pelatihan membaca efektif.
Program juga akan berusaha menghubungkan antara siswa dan masyarakat, dan mengarusutumakan membaca di tengah masyarakat lewat berbagai kegiatan kemasyarakatan. Program diusahakan akan dipayungi dengan hukum dan juga dimonitoring untuk dievaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Asma Salam, Koordinator USAID PRIORITAS untuk Sidrap berharap kota Sidrap akan menjadi kota pertama yang masyarakatnya benar-benar sadar pentingnya budaya baca dan terbudayakan untuk membaca.(red)
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap melakukan sosialisasi awal dengan memasang iklan mengajak siswa membaca selama lima belas menit sebelum pembelajaran.
Iklan yang hadir tiap hari selama tiga bulan mulai bulan Agustus itu didanai sebesar 15 juta oleh Diknas dan dipasang di koran Ajjatapareng, “Iklan ini kami tujukan sebagai sosialisasi dimulainya gerakan budaya baca di kota ini,” ujar Nurkanaah Kadis Pendidikan di hadapan tim USAID PRIORITAS yang berkunjung ke kantornya (16/9). Dia juga menyatakan bahwa gerakan budaya baca sudah disosialisasikan lewat pertemuan dengan UPTD dan Kepala Sekolah di tiga kecamatan di Sidrap
Menurut ibu yang sebelumnya pernah menjabat sebagai sekretaris kepala dinas pendidikan selama lima tahun ini, kesadaran membaca sangat perlu dilakukan di tengah menipisnya budaya baca di kalangan masyarakat karena dibombardir dengan tontonan televisi yang tidak mendidik, dan berbagai godaan kehidupan modern. “Data BPS tahun 2012 menunjukkan bahwa 91,68 % orang Indonesia lebih memilih nonton televisi dibanding membaca, padahal semakin maju suatu negara, budaya bacanya lebih utama” ujarnya.
Program budaya baca yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Sidrap ini mendapatkan dukungan penuh dari bupati Sidrap, H. Rusdi Masse yang berjanji akan mengkoordinasikan program tersebut dengan SKPD-SKPD lainnya. “Dukungan besar kami perlukan. Saat ini kami sedang berusaha membentuk tim budaya baca kabupaten, kecamatan dan sekolah. Peluncuran program budaya baca ini kita agendakan di bulan Oktober,” ujar Nurkanaah. Sebelum peluncuran, Kadisdik berharap bisa melaksanakan briefing dengan semua kepala sekolah dan komite. Bersama tim dari USAID PRIORITAS, dia juga berharap bisa melakukan diskusi dengan Perpusda.
Diantara program-program yang dicanangkan sebagai langkah awal Sidrap menjadi kota baca adalah pengalokasian waktu-waktu khusus untuk membaca bagi siswa dan guru, membangun infrastruktur taman baca lebih menarik, terutama di sekolah, menghidupkan perpustakaan, memperkaya bahan bacaan, mengadakan kompetisi literasi buku, publikasi hasil-hasil karya masyarakat, dan pelatihan membaca efektif.
Program juga akan berusaha menghubungkan antara siswa dan masyarakat, dan mengarusutumakan membaca di tengah masyarakat lewat berbagai kegiatan kemasyarakatan. Program diusahakan akan dipayungi dengan hukum dan juga dimonitoring untuk dievaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Asma Salam, Koordinator USAID PRIORITAS untuk Sidrap berharap kota Sidrap akan menjadi kota pertama yang masyarakatnya benar-benar sadar pentingnya budaya baca dan terbudayakan untuk membaca.(red)
Posting Komentar