Banyumas (LawuPost) Kurang lebih 150 santri “An Najah” Desa Kutasari Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 70 dengan menggelar upacara bendera ditengah sawah yang akan digunakan oleh perumahan, Senin (17/8).Lurah Pondok Haris Hidayatullah, S. Pdi berlaku sebagai Pembina upacara, memimpin para santri untuk mengikuti upacara peringatan hari kemerdekaan itu.
Karena para santri semua adalah mahasiswa maka tata urutan upacara, sama dengan upacara yang dilaksanakan di sekolah maupun instansi, yang membedakan adalah tempat dan pakaian yang dikenakan.
Salah seorang panitia mengatakan sengaja memanfaatkan lahan yang akan digunakan untuk perumahan untuk upacara karena tempat tersebut lapang dan dekat dengan asrama.
Tidak ada podium disana, tetapi Pembina upacara berada di gundukan tanah yang cukup tinggi, sedangkan untuk para petugas telihat rapih dalam mengibarkan bendera, Pembina membacakan Teks Pancasila yang ditirukan peserta pun terlihat lancar, bahkan pembaca undang-undang dasar walau tidak memakai pengeras suara semua peserta upacara terdengar begitu jelas.
Dalam sambutanya lurah pondok itu mengatakan bahwa nikmat kemerdekaan sering dilupakan oleh warga negara, padahal sesungguhnya kemerdekaan adalah awal dari semua kenikmatan yang kita peroleh. “Kita tidak bisa mengemukakan pendapat tanpa adanya kemerdekaan, kita tidak akan bisa bergerak bebas tanpa anugrah kemerdekaan itu, untuk itulah kita wajib bersyukur seraya berdoa agar para pahlawan mendapat tempat yang baik disisinya” katanya dalam sambutan.
Lebih lanjut Haris mengajak kepada para santrinya itu untuk menjadi orang yang merdeka yang sesungguhnya “Berteman dengan orang baik adalah cara menunju kemerdekaan yang abadi ” tambahnya.
Maka aneh jika tahu haram tetap dilakukan, aneh bahwa malas membawa kebodohan, tetapi tetap dilakukan, tahun kotor itu jorok tetapi masih membuang sampah sembarangan, tahu permusuhan dan iri hati itu menjadikan perpecahan, aneh kita tahu membuang waktu itu merupakan kerugian besar tetapi banyak diantara kita masih sering ngrumpi dan main game. “Untuk itu mari kita lakukan hal terbaik, untuk negeri tercinta ini dengan berkerja keras” pungkasnya.(red)
Karena para santri semua adalah mahasiswa maka tata urutan upacara, sama dengan upacara yang dilaksanakan di sekolah maupun instansi, yang membedakan adalah tempat dan pakaian yang dikenakan.
Salah seorang panitia mengatakan sengaja memanfaatkan lahan yang akan digunakan untuk perumahan untuk upacara karena tempat tersebut lapang dan dekat dengan asrama.
Tidak ada podium disana, tetapi Pembina upacara berada di gundukan tanah yang cukup tinggi, sedangkan untuk para petugas telihat rapih dalam mengibarkan bendera, Pembina membacakan Teks Pancasila yang ditirukan peserta pun terlihat lancar, bahkan pembaca undang-undang dasar walau tidak memakai pengeras suara semua peserta upacara terdengar begitu jelas.
Dalam sambutanya lurah pondok itu mengatakan bahwa nikmat kemerdekaan sering dilupakan oleh warga negara, padahal sesungguhnya kemerdekaan adalah awal dari semua kenikmatan yang kita peroleh. “Kita tidak bisa mengemukakan pendapat tanpa adanya kemerdekaan, kita tidak akan bisa bergerak bebas tanpa anugrah kemerdekaan itu, untuk itulah kita wajib bersyukur seraya berdoa agar para pahlawan mendapat tempat yang baik disisinya” katanya dalam sambutan.
Lebih lanjut Haris mengajak kepada para santrinya itu untuk menjadi orang yang merdeka yang sesungguhnya “Berteman dengan orang baik adalah cara menunju kemerdekaan yang abadi ” tambahnya.
Maka aneh jika tahu haram tetap dilakukan, aneh bahwa malas membawa kebodohan, tetapi tetap dilakukan, tahun kotor itu jorok tetapi masih membuang sampah sembarangan, tahu permusuhan dan iri hati itu menjadikan perpecahan, aneh kita tahu membuang waktu itu merupakan kerugian besar tetapi banyak diantara kita masih sering ngrumpi dan main game. “Untuk itu mari kita lakukan hal terbaik, untuk negeri tercinta ini dengan berkerja keras” pungkasnya.(red)
Posting Komentar