Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Jokowi Buka Acara Harganas XXII Tahun 2015 Kota Tangsel | Lawu Post

Jokowi Buka Acara Harganas XXII Tahun 2015 Kota Tangsel

Sabtu, 22 Agustus 20150 comments

Ciamis (LawuPost) Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII Tahun 2015 yang dilaksanakan di Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dihadiri oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo. Menurut Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN yang juga Ketua Harian Peringatan Harganas, Sudibyo Alimoeso di Jakarta menegaskan, bahwa puncak peringatan Harganas yang berlangsung di Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten didahului dengan berbagai rangkaian kegiatan diantaranya, menggelar Seminar Keluarga, dilanjutkan dengan pameran dagang, dekranasda, pameran batu mulia dan aneka kuliner yang diramaikan sekitar 500 PKL, ”katanya.

Selain itu, tambah dia, sebagai bentuk kepedulian sosial dilaksanakan kegiatan bakti sosial dan pemberian sembako untuk sekitar 6.000 keluarga miskin. “Peringatan Harganas juga diisi dengan
penyematan penghargaan KB Lestari 15 tahun, 10 tahun dan lima tahun. Sementara itu, ada juga penyematan tanda penghargaan Manggala Karya Kencana, Dharma Karya Kencana, Wira Karya Kencana dari Kepala BKKBN kepada para tokoh yang membantu Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dilanjutkan dengan penyematan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI kepada Pejabat/Tokoh yang mempunyai keteladanan dalam bidang KKBPK, ”katanya.

Wartawan Biro Ciamis yang merupakan Ketua Koordinator wilayah Priangan Timur Ikatan Pemerhati Kependudukan/Penulis Keluarga Berencana (IPKB), Aa Mamay yang meliput langsung di lokasi penyelenggaraan Harganas tingkat nasional ke XXII 2015 di Tanggerang Selatan Provinsi Banten melaporkan, 1.800 peserta ikrar yang berasal dari Kecamatan Ciputat Timur, 3.100 peserta ikrar dari Kecamatan Ciputat,  4.351 peserta ikrar dari Kecamatan Pamulang, 2.761 peserta ikrar dari Kecamatan  Pondok Aren,  4.663 peserta ikrar dari Kecamatan Serpong Utara, 3.625 dari Kecamatan Serpong dan 1.953 peserta ikrar dari Kecamatan Setu. Tepatnya, 22.253 ribu remaja, terdiri dari siswa/siswi setingkat SLTP dan SLTA/SMK – sederajat se-Kota Tangerang Selatan, ber-ikrar untuk menunda usia perkawinan 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria, tidak melakukan seks bebas, tidak menggunakan napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif), tidak tawuran dan peduli terhadap lingkungan di lapangan Smartfren, BSD, Tangerang Selatan, (29/7).

Osmar dari Museum Rekor Indonesia (MURI) menyerahkan penghargaan atas komitmen pendewasaan usia perkawinan  terbanyak, kepada Ketua TP PKK Pusat, Dr. Erni Tjahyo Kumolo, Plt Gubernur Banten, H. Rano Karno, SIP dan Walikota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diani, SH, MH. “Janji/ikrar ini bukan hanya sekedar sebuah pemecahan rekor, tetapi untuk mengingatkan kepada seluruh remaja  yang hadir di sini dan kita sekalian sebagai orang tua untuk dapat mendidik anak – anak kita dengan baik. Penundaan usia perkawinan memberikan kesempatan remaja kita untuk dapat belajar dengan baik, sukseskan sekolah dan raih cita – cita setinggi langit, sehingga kelak menjadi remaja yang berguna, “jelas Walikota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diani, SH,MH.

Sementara itu, Plt Gubernur Banten, H. Rano Karno menegaskan kepada jajarannya untuk dapat memberikan tempat pelayanan yang ramah remaja. “Kita harus tingkatkan lagi jumlah pusat layanan informasi yang ramah remaja. Saat ini kondisinya masih sangat terbatas sehingga para remaja mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi terutama pendewasaan usia perkawinan. Pendewasaan usia perkawinan akan meningkatkan usia kawin pertama, yang pada gilirannya nanti akan membantu menurunkan Totat Fertility Rate (TFR)”, tegasnya.

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Ciamis, Drs. H Dondon Rudiana, M.Si selepas mengikuti rangkaian kegiatan puncak Harganas ke XXII  2015 di Tangerang Selatan Provinsi Banten kepada tim Lawu News menegaskan tentang makna Hari Keluarga Nasional (Harganas). Menurutnya, sebuah keluarga harus dijadikan sebagai daya tahan masyarakat, salah satu caranya yakni dengan mempertahankan keutuhan rumah tangga agar perceraian suami istri pun sebisa mungkin dihindari dan hanya boleh dijadikan sebagai “Pintu darurat”. “Agamapun memandang pernikahan sebagai hal yang suci. Karena itu, sebaiknya tidak ada perceraian dalam berumah tangga. Perceraian itu hanya bisa dijadikan sebagai pintu darurat saja, “tegas H Dondon.

Langkah kongkrit yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus perceraian tersebut, kata H Dondon, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap keluarga dan mengisi kegiatan-kegiatan yang bisa menguatkan rumah tangga atau keluarga seperti menggelar pengajian rutin. Bagaimanapun, katanya, keluarga merupakan pengikat dari keutuhan manusia. Semua hal negatif dari manusia bisa dicegah dari pembentukan mental yang baik dari didikan di lingkungan keluarga. “Keluarga adalah sebagai lembaga sosial terkecil, bisa juga sebagai daya tahan masyarakat. Jika keluarga baik, maka bisa dicegah hal-hal negatif atau gangguan sosial bagi anggota keluarga tersebut,” kata dia.

Disisi lain, H Dondon mengajak semua kalangan bahu-membahu menggalakan program KKB. “Kepada para kepala keluarga untuk menjaga keluarganya lebih baik, khususnya hubungan antara suami dan istri jangan sampai perceraian menjadi tren baru di masyarakat karena itu akan banyak merugikan bagi keluarga. Keluarga sejahtera menjadikan keluarga yang damai dalam kehidupan saling menghormati, saling menghargai baik antara sesama anggota keluarga, keluarga itu sendiri maupun antara keluarga yang satu dengan yang lain. Itulah yang kemudian melahirkan keluarga dan masyarakat berkepribadian dan bermoral tinggi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia untuk bersama-sama membangun negara yang penuh kedamaian.

“Keluarga menjadi wahana pertama dan utama sekaligus menjadi sumber kekuatan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan paripurna. Tidak berlebihan apabila kita berbicara bahwa semua persoalan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat semuanya dimulai dari keluarga, ”kata H Dondon.

Disisi lain tambah H Dondon, kenyataan yang sering kita temukan adalah adanya berbagai permasalahan sosial saat ini, terutama kemiskinan, kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat, yang perlu mendapat perhatian yang serius. Kondisi ini tidak lepas dari akar permasalahan kependudukan yang apabila tidak ditangani dengan serius dan dikelola dengan baik akan semakin menyulitkan kehidupan keluarga, masyarakat, dan pada akhirnya mempengaruhi ketahanan bangsa Indonesia. Dengan demikian, imbuh dia, keluarga akan selalu menghidupkan, memelihara, memantapkan dan mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dan senjata dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. (mamay/dian)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost