Manokwari (LawuPost) Rendahnya kemampuan membaca lulusan sekolah dasar (SD) menjadi persoalan serius di Manokwari Selatan (Mansel), Papua Barat. Guru Garis Depan (GGD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menemukan banyak siswa tidak mampu membaca setelah tamat SD.”Bahkan di tingkat SMP dan SMA banyak siswa yang tidak bisa membaca, menulis dan berhitung dengan baik,” ungkap Wilklif Mamangke, GGD di SMP Negeri 24 Dataran Isim, Mansel, Sabtu (7/3). Dataran Isim terletak 150 kilometer dari Manowari, ibu kota Papua Barat.

Guna membantu siswa yang kesulitan membaca, Wilklif bersama GDD lainnya berencana mengembangkan bimbingan khusus. Di luar jam belajar, mereka memberikan kursus membaca kepada siswa yang dinilai kurang cakap membaca, menulis dan berhitung.”Saya berharap ada donasi buku bacaan untuk anak-anak disini. Kami akan sangat terbantu jika ada donasi buku. Tidak mungkin kami bisa melatih mereka jika tidak ada buku,” tukas Wilklif.
Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ahmad Rizali menyebut perlunya dukungan pelbagai pihak untuk membantu Papua Barat mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Kondisi geografis yang bergunung-gunung, terisolir, fasilitas terbatas dan perbedaaan budaya menjadi tantangan berat bagi guru yang bekerja di Papua dan Papua Barat. Ia mengatakan beban guru di Papua dan Papua Barat, sepuluh kali lebih berat dibandingkan provinsi lain. “Saya berharap lembaga seperti USAID bisa membantu menyediakan buku bacaan untuk mendukung guru-guru garis depan kita yang berjuang disini,”ungkapnya.
Spesialis Pengembangan Sekolah USAID PRIORITAS Handoko Widagdo mengatakan USAID PRIORITAS tengah mendukung Mansel untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Salah satu bentuk dukungan itu dengan memberi bantuan buku bacaan berjenjang dan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) kepada 20 SD. Selain buku, USAID PRIORITAS juga akan melatih ratusan guru agar mampu memanfaatkan buku-buku bantuan itu kedalam pembelajaran. Diharapkan dengan ketersediaan buku dan adanya pelatihan bagi guru, kemampuan membaca siswa SD di Mansel bisa terus membaik.
Sedangkan Wakil Direktur Kantor Pendidikan USAID Indonesia Peter Cronin mengatakan membaca merupakan pondasi dari pembelajaran. Penguasaan keterampilan membaca ikut menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Keterampilan membaca sangat berkaitan erat dengan matematika, ilmu pengetahuan alam dan mata pelajaran lainnya.“Semakin baik kemampuan anak membaca, maka semakin baik pula kemampuannya dalam memahami pelajaran,” tambahnya (Red)

Guna membantu siswa yang kesulitan membaca, Wilklif bersama GDD lainnya berencana mengembangkan bimbingan khusus. Di luar jam belajar, mereka memberikan kursus membaca kepada siswa yang dinilai kurang cakap membaca, menulis dan berhitung.”Saya berharap ada donasi buku bacaan untuk anak-anak disini. Kami akan sangat terbantu jika ada donasi buku. Tidak mungkin kami bisa melatih mereka jika tidak ada buku,” tukas Wilklif.
Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ahmad Rizali menyebut perlunya dukungan pelbagai pihak untuk membantu Papua Barat mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Kondisi geografis yang bergunung-gunung, terisolir, fasilitas terbatas dan perbedaaan budaya menjadi tantangan berat bagi guru yang bekerja di Papua dan Papua Barat. Ia mengatakan beban guru di Papua dan Papua Barat, sepuluh kali lebih berat dibandingkan provinsi lain. “Saya berharap lembaga seperti USAID bisa membantu menyediakan buku bacaan untuk mendukung guru-guru garis depan kita yang berjuang disini,”ungkapnya.
Spesialis Pengembangan Sekolah USAID PRIORITAS Handoko Widagdo mengatakan USAID PRIORITAS tengah mendukung Mansel untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Salah satu bentuk dukungan itu dengan memberi bantuan buku bacaan berjenjang dan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) kepada 20 SD. Selain buku, USAID PRIORITAS juga akan melatih ratusan guru agar mampu memanfaatkan buku-buku bantuan itu kedalam pembelajaran. Diharapkan dengan ketersediaan buku dan adanya pelatihan bagi guru, kemampuan membaca siswa SD di Mansel bisa terus membaik.
Sedangkan Wakil Direktur Kantor Pendidikan USAID Indonesia Peter Cronin mengatakan membaca merupakan pondasi dari pembelajaran. Penguasaan keterampilan membaca ikut menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Keterampilan membaca sangat berkaitan erat dengan matematika, ilmu pengetahuan alam dan mata pelajaran lainnya.“Semakin baik kemampuan anak membaca, maka semakin baik pula kemampuannya dalam memahami pelajaran,” tambahnya (Red)