Simalungun (Lawu Post) Keberhasilan sebuah bangsa bergantung kepada dua sumber, yaitu kesehatan dan pendidikan, jika kedua sumber tersebut telah berjalan dengan baik maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang besar. Bidan desa merupakan garda terdepan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama di pelosok-pelosok desa. Untuk itu perlu ditingkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bidan dalam menangani kasus berat bayi lahir rendah (BBLR).
Hal itu disampaikan Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM dalam bimbingan dan arahannya saat membuka pelatihan manajemen BBLR yang bertempat di Auditorium T Johan Garingging Pamatangraya, Rabu, (1/7/2015), yang diikuti oleh 120 bidan desa.
Menurut bupati, bidan ibarat kandang domba tempat Yesus Kritus dilahirkan. Pengabdian seorang bidan cukup mulia yaitu sebagai pelayan masyarakat di bidang kesehatan sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi. Selain itu, bidan juga sebagai pemberi kesejukan dan kedamaian di tengah masyarakat.
“Bidan harus cerdas, suka senyum dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bidan yang di desa jangan berkecil hati dibandingkan bidan di kota. Kita harus mensyukuri talenta yang kita miliki karena talenta adalah bagian dari iman,” ujar Bupati.
Bupati juga berharap agar para bidan senantiasa peduli dan miliki data yang akurat terkait Ibu hamil dan balita diwilayahnya, juga segera mungkin melaporkan jika ada masyarakat penderita penyakit kronis yang kurang mampu, sehingga dapat diberikan pengobatan atau rujukan.
Kepala Dinas Kesehatan Dr Jan Maurisdo Purba mengatakan, tujuan pelatihan BBLR adalah untuk menurunkan angka kematian bayi melalui giat peningkatan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembiayaan kesehatan masyarakat dan meningkatkan keterampilan petugas kesehatan. Dr Jan Maurisdo juga ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan dari Bupati Simalungun yang senantiasa mendukung program dinas kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
“Pelatihan manajemen BBLR agar bidan mampu dan berhasil menangani kasus BBLR sehingga angka kematian neonatal akibat BBLR dapat berkurang secara nyata,” kata Jan Maurisdo.
Pelatihan manajemen BBLR ini berlangsung selama 2 hari. Narasumber dalam pelatihan itu di antaranya Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dokter Spesialis Anak RSUD Perdagangan, Dokter Spesialis Kandungan Rumah Sakit GKPS Pamatangraya dan Dinas Kesehatan Simalungun.(M.Parulian Doloksaribu/Hotbi Sianturi)
Hal itu disampaikan Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM dalam bimbingan dan arahannya saat membuka pelatihan manajemen BBLR yang bertempat di Auditorium T Johan Garingging Pamatangraya, Rabu, (1/7/2015), yang diikuti oleh 120 bidan desa.
Menurut bupati, bidan ibarat kandang domba tempat Yesus Kritus dilahirkan. Pengabdian seorang bidan cukup mulia yaitu sebagai pelayan masyarakat di bidang kesehatan sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi. Selain itu, bidan juga sebagai pemberi kesejukan dan kedamaian di tengah masyarakat.
“Bidan harus cerdas, suka senyum dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bidan yang di desa jangan berkecil hati dibandingkan bidan di kota. Kita harus mensyukuri talenta yang kita miliki karena talenta adalah bagian dari iman,” ujar Bupati.
Bupati juga berharap agar para bidan senantiasa peduli dan miliki data yang akurat terkait Ibu hamil dan balita diwilayahnya, juga segera mungkin melaporkan jika ada masyarakat penderita penyakit kronis yang kurang mampu, sehingga dapat diberikan pengobatan atau rujukan.
Kepala Dinas Kesehatan Dr Jan Maurisdo Purba mengatakan, tujuan pelatihan BBLR adalah untuk menurunkan angka kematian bayi melalui giat peningkatan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembiayaan kesehatan masyarakat dan meningkatkan keterampilan petugas kesehatan. Dr Jan Maurisdo juga ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan dari Bupati Simalungun yang senantiasa mendukung program dinas kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
“Pelatihan manajemen BBLR agar bidan mampu dan berhasil menangani kasus BBLR sehingga angka kematian neonatal akibat BBLR dapat berkurang secara nyata,” kata Jan Maurisdo.
Pelatihan manajemen BBLR ini berlangsung selama 2 hari. Narasumber dalam pelatihan itu di antaranya Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dokter Spesialis Anak RSUD Perdagangan, Dokter Spesialis Kandungan Rumah Sakit GKPS Pamatangraya dan Dinas Kesehatan Simalungun.(M.Parulian Doloksaribu/Hotbi Sianturi)