Kuningan (LawuPost) Untuk mendukung pembelajaran di sekolah, maka dukungan bukan hanya muncul dari kepala sekolah dan guru, melainkan dari komite sekolah. Hal ini terungkap ketika pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) SD/MI yang melibatkan komite sekolah sebagai perwakilan dari orang tua siswa, sabtu – minggu (06-07/06).
Selain pembelajaran, dukungan komite sekolah juga harus diwujudkan dalam ikut serta merencanakan perencanaan sekolah, karena tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya guru dan kepala sekolah.
‘’ Pengalaman kami, melibatkan komite sekolah dalam perencanaan akan memudahkan sekolah dalam kegiatan suksesnya pembelajaran, karena dari awal memang sudah direncanakan secara bersama dan berkala, baik guru, kepala sekolah maupun komite sekolah itu sendiri” ujar Sodikin, M.Pd, selaku narasumber pelatihan dari Cimahi Jawa Barat, disela – sela membuka acara kegiatan manajemen berbasis sekolah untuk praktik yang baik di Ayong (06/06).
Selain sekolah dilatih untuk merencanakan anggaran sekolah, pelatihan kali ini juga melatih para peserta dalam program budaya baca senyap.
Sodikin menambahkan, penerapan budaya baca di sekolah bukan hanya untuk siswa, tapi semua warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, staff tata usaha maupun penjaga sekolah, ”budaya baca yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS adalah budaya baca secara menyeluruh, sehingga outputnya adalah seluruh warga sekolah membudayakan membaca dan menjadi kebutuhan sehari – hari dalam hal membaca” ungkap Sodikin.
Salah seorang Fasilitator Daerah MBS SD/MI, Juhardi, S.Pd., MM, yang ditemui ditempat kegiatan, bahwa kegiatan tersebut merupakan awal dari proses untuk membantu sekolah – sekolah dalam memfasilitasi proses perencanaan sampai dengan melaksanakan kegiatan khususnya budaya baca.
‘’pelatihan perencanaan kan sudah dilaksanakan pada saat modul 1, yang modul II ini lebih kepada bagaimana komite sekolah, kepala sekolah dan guru sama sama mendorong kemajuan sekolah melalui budaya membaca” ujar Juhardi, di sela sela kegiatan.
Salah seorang peserta dari unsur komite sekolah, Sabukti dari SDN 3 Bojong, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh USAID PRIORITAS, sehingga sekolahnya bisa lebih aktif dan kreatif dalam menyelenggarakan pembelajaran,”setelah saya lihat selama satu berjalan, tentu ada perubahan, siswa lebih senang dan tentu lebih aktif dibandingkan sebelum program USAID masuk, guru pun sudah menerapkan pembelajaran PAKEM” ungkap Sabukti.
Pembagian hibah buku
Karena pelatihan modul II ini fokusnya adalah budaya baca, maka USAID PRIORITAS memberikan bantuan buku – buku bacaan, masing – masing sekolah mendapatkan 150 buku.
Pemberian ini merupakan rangsangan kepada sekolah agar mampu menerapkan budaya baca di sekolah / madrasah masing – masing. “buku ini diberikan oleh USAID PRIORITAS agar sekolah mampu melaksanakan program budaya baca, bukan hanya untuk siswa, melainkan juga seluruh warga sekolah” ujar Ahmad Syaiful Bahri, Koordinator USAID PRIORITAS Kab. Kuningan.
Syaiful menambahkan, jika ada pihak swasta atau orang tua murid menyumbang dengan sukarela buku buku bacaan non mata pelajaran, maka itu sangat bagus sekali, karena peran serta masyarakat akan terbangun.
Sesuai dengan rencana, program USAID PRIORITAS akan berjalan di Kabupaten Kuningan hingga tahun 2017, di Jawa Barat ada empat Kabupaten cohort2 selain Kuningan, yaitu Kab. Cirebon, Kab. Tasikmalaya dan Kab. Bekasi. (Red).
Selain pembelajaran, dukungan komite sekolah juga harus diwujudkan dalam ikut serta merencanakan perencanaan sekolah, karena tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya guru dan kepala sekolah.
‘’ Pengalaman kami, melibatkan komite sekolah dalam perencanaan akan memudahkan sekolah dalam kegiatan suksesnya pembelajaran, karena dari awal memang sudah direncanakan secara bersama dan berkala, baik guru, kepala sekolah maupun komite sekolah itu sendiri” ujar Sodikin, M.Pd, selaku narasumber pelatihan dari Cimahi Jawa Barat, disela – sela membuka acara kegiatan manajemen berbasis sekolah untuk praktik yang baik di Ayong (06/06).
Selain sekolah dilatih untuk merencanakan anggaran sekolah, pelatihan kali ini juga melatih para peserta dalam program budaya baca senyap.
Sodikin menambahkan, penerapan budaya baca di sekolah bukan hanya untuk siswa, tapi semua warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, staff tata usaha maupun penjaga sekolah, ”budaya baca yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS adalah budaya baca secara menyeluruh, sehingga outputnya adalah seluruh warga sekolah membudayakan membaca dan menjadi kebutuhan sehari – hari dalam hal membaca” ungkap Sodikin.
Salah seorang Fasilitator Daerah MBS SD/MI, Juhardi, S.Pd., MM, yang ditemui ditempat kegiatan, bahwa kegiatan tersebut merupakan awal dari proses untuk membantu sekolah – sekolah dalam memfasilitasi proses perencanaan sampai dengan melaksanakan kegiatan khususnya budaya baca.
‘’pelatihan perencanaan kan sudah dilaksanakan pada saat modul 1, yang modul II ini lebih kepada bagaimana komite sekolah, kepala sekolah dan guru sama sama mendorong kemajuan sekolah melalui budaya membaca” ujar Juhardi, di sela sela kegiatan.
Salah seorang peserta dari unsur komite sekolah, Sabukti dari SDN 3 Bojong, mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh USAID PRIORITAS, sehingga sekolahnya bisa lebih aktif dan kreatif dalam menyelenggarakan pembelajaran,”setelah saya lihat selama satu berjalan, tentu ada perubahan, siswa lebih senang dan tentu lebih aktif dibandingkan sebelum program USAID masuk, guru pun sudah menerapkan pembelajaran PAKEM” ungkap Sabukti.
Pembagian hibah buku
Karena pelatihan modul II ini fokusnya adalah budaya baca, maka USAID PRIORITAS memberikan bantuan buku – buku bacaan, masing – masing sekolah mendapatkan 150 buku.
Pemberian ini merupakan rangsangan kepada sekolah agar mampu menerapkan budaya baca di sekolah / madrasah masing – masing. “buku ini diberikan oleh USAID PRIORITAS agar sekolah mampu melaksanakan program budaya baca, bukan hanya untuk siswa, melainkan juga seluruh warga sekolah” ujar Ahmad Syaiful Bahri, Koordinator USAID PRIORITAS Kab. Kuningan.
Syaiful menambahkan, jika ada pihak swasta atau orang tua murid menyumbang dengan sukarela buku buku bacaan non mata pelajaran, maka itu sangat bagus sekali, karena peran serta masyarakat akan terbangun.
Sesuai dengan rencana, program USAID PRIORITAS akan berjalan di Kabupaten Kuningan hingga tahun 2017, di Jawa Barat ada empat Kabupaten cohort2 selain Kuningan, yaitu Kab. Cirebon, Kab. Tasikmalaya dan Kab. Bekasi. (Red).
Posting Komentar