Ciamis (LawuPost) Sebuah keluarga harus dijadikan sebagai daya tahan masyarakat, salah satu caranya yakni dengan mempertahankan keutuhan rumah tangga agar perceraian suami istri pun sebisa mungkin dihindari dan hanya boleh dijadikan sebagai pintu darurat. “Agamapun memandang pernikahan sebagai hal yang suci. Karena itu, sebaiknya tidak ada perceraian dalam berumah tangga. Perceraian itu hanya bisa dijadikan sebagai pintu darurat saja, ”hal demikian disampaikan Kepala Bidang Adpin BKKBN Jawa Barat, Drs. Rudi Budiman disela-sela acara pembukaan program pencanangan pendataan keluarga tahun 2015 dan kegiatan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) di Waterboom Sumberjaya Jalatrang Kecamatan Cipaku beberapa waktu lalu.
Langkah kongkrit yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus perceraian tersebut, kata Rudi, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap keluarga dan mengisi kegiatan-kegiatan yang bisa menguatkan rumah tangga atau keluarga seperti menggelar pengajian rutin. Bagaimanapun, kata Rudi, keluarga merupakan pengikat dari keutuhan manusia. Semua hal negatif dari manusia bisa dicegah dari pembentukan mental yang baik dari didikan di lingkungan keluarga. “Keluarga adalah sebagai lembaga sosial terkecil, bisa juga sebagai daya tahan masyarakat. Jika keluarga baik, maka bisa dicegah hal-hal negatif atau gangguan sosial bagi anggota keluarga tersebut, ”kata dia.
Disisi lain, Rudi mengajak semua kalangan bahu-membahu menggalakan program KKB. “Kepada para kepala keluarga untuk menjaga keluarganya lebih baik, khususnya hubungan antara suami dan istri jangan sampai perceraian menjadi tren baru di masyarakat karena itu akan banyak merugikan bagi keluarga, “katanya.
Persoalan Negara
Keluarga sejahtera menjadikan keluarga yang damai dalam kehidupan saling menghormati, saling menghargai baik antara sesama anggota keluarga, keluarga itu sendiri maupun antara keluarga yang satu dengan yang lain. Itulah yang kemudian melahirkan keluarga dan masyarakat berkepribadian dan bermoral tinggi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia untuk bersama-sama membangun negara yang penuh kedamaian.“Keluarga menjadi wahana pertama dan utama sekaligus menjadi sumber kekuatan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan paripurna. Tidak berlebihan apabila kita berbicara bahwa semua persoalan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat semuanya dimulai dari keluarga,”kata Rudi.
Disisi lain tambah Rudi, kenyataan yang sering kita temukan adalah adanya berbagai permasalahan sosial saat ini, terutama kemiskinan, kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat, yang perlu mendapat perhatian yang serius. Kondisi ini tidak lepas dari akar permasalahan kependudukan yang apabila tidak ditangani dengan serius dan dikelola dengan baik akan semakin menyulitkan kehidupan keluarga, masyarakat, dan pada akhirnya mempengaruhi ketahanan bangsa Indonesia.
Dengan demikian, imbuh dia, keluarga akan selalu menghidupkan, memelihara, memantapkan dan mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dan senjata dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. (mamay/dian)
Langkah kongkrit yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus perceraian tersebut, kata Rudi, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap keluarga dan mengisi kegiatan-kegiatan yang bisa menguatkan rumah tangga atau keluarga seperti menggelar pengajian rutin. Bagaimanapun, kata Rudi, keluarga merupakan pengikat dari keutuhan manusia. Semua hal negatif dari manusia bisa dicegah dari pembentukan mental yang baik dari didikan di lingkungan keluarga. “Keluarga adalah sebagai lembaga sosial terkecil, bisa juga sebagai daya tahan masyarakat. Jika keluarga baik, maka bisa dicegah hal-hal negatif atau gangguan sosial bagi anggota keluarga tersebut, ”kata dia.
Disisi lain, Rudi mengajak semua kalangan bahu-membahu menggalakan program KKB. “Kepada para kepala keluarga untuk menjaga keluarganya lebih baik, khususnya hubungan antara suami dan istri jangan sampai perceraian menjadi tren baru di masyarakat karena itu akan banyak merugikan bagi keluarga, “katanya.
Persoalan Negara
Keluarga sejahtera menjadikan keluarga yang damai dalam kehidupan saling menghormati, saling menghargai baik antara sesama anggota keluarga, keluarga itu sendiri maupun antara keluarga yang satu dengan yang lain. Itulah yang kemudian melahirkan keluarga dan masyarakat berkepribadian dan bermoral tinggi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia untuk bersama-sama membangun negara yang penuh kedamaian.“Keluarga menjadi wahana pertama dan utama sekaligus menjadi sumber kekuatan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan paripurna. Tidak berlebihan apabila kita berbicara bahwa semua persoalan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat semuanya dimulai dari keluarga,”kata Rudi.
Disisi lain tambah Rudi, kenyataan yang sering kita temukan adalah adanya berbagai permasalahan sosial saat ini, terutama kemiskinan, kerukunan dan keharmonisan antar warga masyarakat, yang perlu mendapat perhatian yang serius. Kondisi ini tidak lepas dari akar permasalahan kependudukan yang apabila tidak ditangani dengan serius dan dikelola dengan baik akan semakin menyulitkan kehidupan keluarga, masyarakat, dan pada akhirnya mempengaruhi ketahanan bangsa Indonesia.
Dengan demikian, imbuh dia, keluarga akan selalu menghidupkan, memelihara, memantapkan dan mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dan senjata dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. (mamay/dian)