Puspen TNI ( LawuPost) Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko membuka Pelatihan Kedaruratan Wartawan tahun 2015 dari jajaran Media Cetak, Televisi, Radio dan On-Line, di Daerah Latihan Kostrad Sanggabuana, Desa Mekar Buana, Kec. Tegal Wara, Kab. Sanggabuana Karawang, Jawa Barat, Jumat (12/6/2015).
Dalam sambutannya, Panglima TNI menyampaikan bahwa dalam sebuah situasi pertempuran dimana hati, pikiran, perasaan menjadi hilang oleh para pelaku dan kombatan, maka yang terjadi adalah pengabaian atas hukum humaniter. “Kalau pengabaian hukum humaniter itu berjalan, maka yang terjadi adalah sulit membedakan antara kombatan dan non kombatan, kalau itu yang terjadi maka semua dianggap sasaran, ingat itu”, kata Jenderal TNI Dr. Moeldoko.
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko menyampaikan, rekan-rekan sebagai wartawan tempur yang pada akhirnya akan diterjunkan di daerah yang memiliki resiko tinggi, perlu diperkenalkan ciri-ciri operasi militer. Ciri daerah operasi militer biasanya dikenali atas tiga hal, yaitu Cuaca, Medan dan Musuh (Cumemo).
“Tiga ciri ini memiliki kecenderungan yang hampir sama dengan kecendrungan lingkungan strategis dan mempunyai lingkungan yang sifatnya selalu berubah, memiliki speed yang tinggi, compleksity dan penuh dengan kejutan”, ujar Jenderal TNI Moeldoko. Panglima TNI juga mengatakan bahwa, di lingkungan daerah operasi selalu berubah baik cuacanya, musuhnya, dan sulit untuk diprediksi serta memiliki resiko yang tinggi. Selain itu juga, didalam daerah operasi memiliki speed yang tinggi, dan perubahannya begitu sangat cepat, baik cuaca yang tidak menentu seperti digulung oleh awan yang pekat, dan hujan yang lebat, kemudian tiba-tiba berubah kering. Kesemuanya itu harus ada penyesuaian-penyesuaian, baik penyesuaian penggunaan taktik, Alutsista, termasuk juga penyiapan moril prajurit. Untuk itulah, rekan-rekan wartawan semuanya disini diberi waktu peluang untuk semuanya disiapkan dalam hal itu.
Pelatihan Kedaruratan Wartawan yang berlangsung tanggal 12 s.d 13 Juni 2015 mengambil tema “Melalui Pelatihan Kedaruratan Terbentuk Wartawan yang Berkarakter dan Tangguh dalam Menghadapi Tantangan Tugas“, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama latihan teknis kedaruratan wartawan, sehingga dapat bermanfaat dalam peliputan kedaruratan dan peliputan khusus atau situasi darurat.
Adapun materi pelatihan adalah jelajah dan rintangan malam, pengetahuan navigasi darat, pengetahuan mengesan jejak, pengetahuan melintasi daerah bahaya, pengetahuan survival dan berbivak, pengetahuan menaksir arah dan jarak tembakan, pengetahuan nilai-nilai kejuangan dan praktek menembak senapan jarak 30 meter.
Dalam sambutannya, Panglima TNI menyampaikan bahwa dalam sebuah situasi pertempuran dimana hati, pikiran, perasaan menjadi hilang oleh para pelaku dan kombatan, maka yang terjadi adalah pengabaian atas hukum humaniter. “Kalau pengabaian hukum humaniter itu berjalan, maka yang terjadi adalah sulit membedakan antara kombatan dan non kombatan, kalau itu yang terjadi maka semua dianggap sasaran, ingat itu”, kata Jenderal TNI Dr. Moeldoko.
Lebih lanjut Jenderal TNI Moeldoko menyampaikan, rekan-rekan sebagai wartawan tempur yang pada akhirnya akan diterjunkan di daerah yang memiliki resiko tinggi, perlu diperkenalkan ciri-ciri operasi militer. Ciri daerah operasi militer biasanya dikenali atas tiga hal, yaitu Cuaca, Medan dan Musuh (Cumemo).
“Tiga ciri ini memiliki kecenderungan yang hampir sama dengan kecendrungan lingkungan strategis dan mempunyai lingkungan yang sifatnya selalu berubah, memiliki speed yang tinggi, compleksity dan penuh dengan kejutan”, ujar Jenderal TNI Moeldoko. Panglima TNI juga mengatakan bahwa, di lingkungan daerah operasi selalu berubah baik cuacanya, musuhnya, dan sulit untuk diprediksi serta memiliki resiko yang tinggi. Selain itu juga, didalam daerah operasi memiliki speed yang tinggi, dan perubahannya begitu sangat cepat, baik cuaca yang tidak menentu seperti digulung oleh awan yang pekat, dan hujan yang lebat, kemudian tiba-tiba berubah kering. Kesemuanya itu harus ada penyesuaian-penyesuaian, baik penyesuaian penggunaan taktik, Alutsista, termasuk juga penyiapan moril prajurit. Untuk itulah, rekan-rekan wartawan semuanya disini diberi waktu peluang untuk semuanya disiapkan dalam hal itu.
Pelatihan Kedaruratan Wartawan yang berlangsung tanggal 12 s.d 13 Juni 2015 mengambil tema “Melalui Pelatihan Kedaruratan Terbentuk Wartawan yang Berkarakter dan Tangguh dalam Menghadapi Tantangan Tugas“, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama latihan teknis kedaruratan wartawan, sehingga dapat bermanfaat dalam peliputan kedaruratan dan peliputan khusus atau situasi darurat.
Adapun materi pelatihan adalah jelajah dan rintangan malam, pengetahuan navigasi darat, pengetahuan mengesan jejak, pengetahuan melintasi daerah bahaya, pengetahuan survival dan berbivak, pengetahuan menaksir arah dan jarak tembakan, pengetahuan nilai-nilai kejuangan dan praktek menembak senapan jarak 30 meter.
Autentikasi : Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.
Posting Komentar