Ciamis (LawuPost) - Seakan sudah menjadi tradisi, setiap akan memasuki bulan ramadhan harga-harga kebutuhan pokok mendadak banyak yang naik. Seperti yang terjadi tahun ini, meski bulan ramdhan tersisa sekitar satu pekan lagi, tetapi entah siapa yang mengomando, tiba-tiba sejumlah harga sembako naik, sehingga membuat masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah jadi pusing tujuh keliling. Di Pasar Manis Ciamis misalnya, harga bawang merah naik menjadi Rp 48.000 per kg dari sebelumnya Rp 16.000. “Kenaikan harga bawang merah akibat berkurangnya jumlah pasokan sementara permintaan tinggi, “kata salah seorang pedagang Pasar Manis Ciamis, Maman (59) beberapa waktu lalu. Dikatakannya, kenaikan harga bawang merah terjadi sejak seminggu lalu. “Bukan hanya bawang merah yang mengalami kenaikan sementara harga komuditas lainnya seperti kacang tanah, cabai merah, bawang putih serta gula merah mengalami kenaikan, “tuturnya.
Justru sebaliknya, kata dia, harga ayam boiler, beras, cabai hijau dan cabai rawit merah justru mengalami penurunan sekitar Rp 2000 sampai dengan Rp 5000 per kilogramnya. “Harga ayam turun, sebelumnya Rp 32.000 sekarang menjadi Rp 29.000 per kilogramnya, “ucapnya. Menurunnya harga daging boiler akibat sepinya pembeli.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Lawu News, sebelumnya sudah ada keluhan sejumlah pedagang bawang merah di Pasar Manis Ciamis akibat pasokan bawang merah berkurang. Disebabkan sejumlah petani bawang produksinya menurun. Kondisi ini diakibatkan kondisi cuaca yang tidak menentu yang berdampak pada pertumbuhan. Kebanyakan petani menyebutnya hama cuaca. Sedangkan bawang merah yang dikirim oleh pemasok ke pasar-pasar tradisional kualitasnya kurang bagus. Selain sayuran harga telur pun mengalami kenaikan. Saat ini per kilogramnya mencapai kisaran Rp 21.000 sampai Rp 22.000. Padahal sebelumnya dalam kisaran Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kilogramnya.
Selain sayuran, harga telur pun mengalami kenaikan. Saat ini harga telur per kilogramnya mencapai Rp 21.000 sampai Rp 22.000. Padahal sebelumnya antara Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kg. Cukup beralasan bila masyarakat menengah ke bawah saat ini menjadi pusing, karena disaat penghasilan per hari atau pendapatan per bulan mereka tidak menunjukan ada peningkatan, namun harga-harga yang dibutuhkan terus merangkak naik. Akibatnya kondisi yang tidak terelakkan pun terjadi, mereka jadi lebih besar pasak daripada tiang alias lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. Tentu saja pengeluaran lebih besar bukan lantaran masyarakat ke bawah boros, tapi ya itu tadi harga-harga naik tanpa mau kompromi, padahal penghasilan masyarakat masih banyak yang tergolong pas-pasan bahkan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah satu pedagang di Pasar Manis Ciamis, Yoyoh mengatakan, kenaikan harga telur bukan karena pasokan telur kurang, namun menjelang bulan puasa atau munggahan harga-harga mulai melangit. “Kalau pasokan telur masih sangat banyak, ini budaya setiap menjelang puasa saja, “katanya. Menurutnya, setiap menjelang munggahan hampir semua bahan baku sayuran dan sembako di pasar naik. “Itu sudah tradisi, kalau kita tidak naikan sekarang, nanti kita belanja malah nombok karena kalau lagi marema, harga jual dari bandar akan ikut naik, “katanya.
Tentu saja kondisi seperti itu jangan terus dibiarkan berlarut. Untuk jangka pendek, pemerintah agar turun tangan guna mencegah jangan sampai harga-harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi hingga tak terjangkau masyarakat kecil. Sebab bila kenaikan harga sembako ini terus dibiarkan masyarakat akan semakin terjangkau dan terjepit, apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa dan lebaran, kemudian pada bulan yang bersamaan (Juni dan Juli) masyarakat juga harus direpotkan dengan akan banyaknya pengeluaran untuk keperluan sekolah anak-anaknya sehubungan datangnya tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan untuk jangka panjang pemerintah harus berupaya mendongkrak pendapatan masyarakat kecil, misalnya untuk PNS golongan I dan II gajinya dinaikan, begitu pula upah minimum Kota/Kabupaten dinaikan (UMK) diperusahaan swasta harus sedapat mungkin ditetapkan secara wajar disesuaikan dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) masyarakat.
Dan yang lebih penting pihak pengusaha pun harus tahu diri dengan kondisi saat ini, dalam arti jangan sudah merasa bangga bila baru bisa menggaji karyawan/pekerja sesuai UMK. UMK adalah batas minimum penghasilan karyawan, jadi sedapat mungkin tingkatkanlah pendapatan karyawan jauh lebih besar dari UMK karena pengeluaran mereka pun kini makin besar akibat naiknya harga-harga kebutuhan pokok. (mamay/dian)
Justru sebaliknya, kata dia, harga ayam boiler, beras, cabai hijau dan cabai rawit merah justru mengalami penurunan sekitar Rp 2000 sampai dengan Rp 5000 per kilogramnya. “Harga ayam turun, sebelumnya Rp 32.000 sekarang menjadi Rp 29.000 per kilogramnya, “ucapnya. Menurunnya harga daging boiler akibat sepinya pembeli.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Lawu News, sebelumnya sudah ada keluhan sejumlah pedagang bawang merah di Pasar Manis Ciamis akibat pasokan bawang merah berkurang. Disebabkan sejumlah petani bawang produksinya menurun. Kondisi ini diakibatkan kondisi cuaca yang tidak menentu yang berdampak pada pertumbuhan. Kebanyakan petani menyebutnya hama cuaca. Sedangkan bawang merah yang dikirim oleh pemasok ke pasar-pasar tradisional kualitasnya kurang bagus. Selain sayuran harga telur pun mengalami kenaikan. Saat ini per kilogramnya mencapai kisaran Rp 21.000 sampai Rp 22.000. Padahal sebelumnya dalam kisaran Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kilogramnya.
Selain sayuran, harga telur pun mengalami kenaikan. Saat ini harga telur per kilogramnya mencapai Rp 21.000 sampai Rp 22.000. Padahal sebelumnya antara Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kg. Cukup beralasan bila masyarakat menengah ke bawah saat ini menjadi pusing, karena disaat penghasilan per hari atau pendapatan per bulan mereka tidak menunjukan ada peningkatan, namun harga-harga yang dibutuhkan terus merangkak naik. Akibatnya kondisi yang tidak terelakkan pun terjadi, mereka jadi lebih besar pasak daripada tiang alias lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. Tentu saja pengeluaran lebih besar bukan lantaran masyarakat ke bawah boros, tapi ya itu tadi harga-harga naik tanpa mau kompromi, padahal penghasilan masyarakat masih banyak yang tergolong pas-pasan bahkan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah satu pedagang di Pasar Manis Ciamis, Yoyoh mengatakan, kenaikan harga telur bukan karena pasokan telur kurang, namun menjelang bulan puasa atau munggahan harga-harga mulai melangit. “Kalau pasokan telur masih sangat banyak, ini budaya setiap menjelang puasa saja, “katanya. Menurutnya, setiap menjelang munggahan hampir semua bahan baku sayuran dan sembako di pasar naik. “Itu sudah tradisi, kalau kita tidak naikan sekarang, nanti kita belanja malah nombok karena kalau lagi marema, harga jual dari bandar akan ikut naik, “katanya.
Tentu saja kondisi seperti itu jangan terus dibiarkan berlarut. Untuk jangka pendek, pemerintah agar turun tangan guna mencegah jangan sampai harga-harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi hingga tak terjangkau masyarakat kecil. Sebab bila kenaikan harga sembako ini terus dibiarkan masyarakat akan semakin terjangkau dan terjepit, apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa dan lebaran, kemudian pada bulan yang bersamaan (Juni dan Juli) masyarakat juga harus direpotkan dengan akan banyaknya pengeluaran untuk keperluan sekolah anak-anaknya sehubungan datangnya tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan untuk jangka panjang pemerintah harus berupaya mendongkrak pendapatan masyarakat kecil, misalnya untuk PNS golongan I dan II gajinya dinaikan, begitu pula upah minimum Kota/Kabupaten dinaikan (UMK) diperusahaan swasta harus sedapat mungkin ditetapkan secara wajar disesuaikan dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) masyarakat.
Dan yang lebih penting pihak pengusaha pun harus tahu diri dengan kondisi saat ini, dalam arti jangan sudah merasa bangga bila baru bisa menggaji karyawan/pekerja sesuai UMK. UMK adalah batas minimum penghasilan karyawan, jadi sedapat mungkin tingkatkanlah pendapatan karyawan jauh lebih besar dari UMK karena pengeluaran mereka pun kini makin besar akibat naiknya harga-harga kebutuhan pokok. (mamay/dian)
Posting Komentar