Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Kawasan Pariwisata Pangandaran Menjadi Pilot Projek Program WTO | Lawu Post

Kawasan Pariwisata Pangandaran Menjadi Pilot Projek Program WTO

Sabtu, 13 Juni 20150 comments

Pangandaran (LawuPost) Pesona Kabupaten Pangandaran khususnya penataan kawasan pariwisata disebut-sebut telah menjadi pilot projek program WTO (World Tourism Organization) di Indonesia. Penunjukan itu membuat sejumlah daerah di Indonesia tertarik untuk mempelajari penataan pariwisata di Kabupaten termuda di Jawa Barat ini. Sepertihalnya yang dila­kukan Badan Pendidikan Pe­latihan Kepemimpinan Dae­rah Isti­mewa Yogyakarta. Mes­ki daerah itu sama sebagai tujuan wisata nasional dan mancanegara, tetapi mereka tanpa ma­lu-malu dengan membawa sekitar 50 peserta yang berasal dari ber­bagai daerah di DIY, Diklatpim DIY me­lakukan observasi lapa­ngan.

Kasubid Diklatpim DIY, Joko Heriyatmono mengaku, keda­tangannya ke Kabupaten Pangandaran untuk mencari inspirasi. Me­ngingat diakuinya Pangan­daran memiliki keunggulan di sektor pariwisata. Apalagi dengan status Pangandaran yang kini menjadi Kabupaten man­diri sejak berpisah dari Kabupaten induknya yakni Kabupaten Ciamis, Pangan­daran tetap bisa mempertahankan sektor pariwisatanya. “Perkembangan pariwisata di Pangandaran terkenal sejak dulu selain itu kami juga melihat industri kecil didaerah ini bisa berkembang dengan baik di sini. Nah, lewat kegiatan benchmarking ini bisa tidak diterapkan di DIY,”kata Joko usai melakukan diskusi dengan Sekretaris Daerah Pa­nga­ndaran di Kantor Bupati Pangandaran di Parigi. Selain dari pihak Badan Dik­lat Pemprov Daerah Isti­mewa Yogyakarta dan Pemkab Pangandaran, tampak hadir Ketua Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) H. Yos Rosbi dan pihak PT PECU Pangandaran Rony.

Diakui Joko, dibandingkan dengan DIY, Pangandaran ten­tu memiliki kategori pariwisata yang sedikit berbeda. Misalnya, jika Pangandaran dikenal karena wisata alamnya, DIY lebih dikenal dengan wisata sejarah dan budaya. Namun, bukan berarti wisata alam di DIY tak ada, mengingat daerah seperti Pantai Parang Tritis atau Me­rapi pun merupakan wisata alam. Namun diakuinya sejumlah sarana dan prasarana di Pa­ngandaran jauh lebih baik ketimbang di DIY. “Di sini konservasi Sumber Daya Alamnya banyak, pantai relatif bersih, sarana transpor­tasi lebih enak, wisata buatan yang ada di sini juga ma­sih memiliki suasana alam,”ucapnya.

Dirinya pun menuturkan, bah­wa dukungan masyarakat pada pariwisata di Pangan­da­ran pun cukup bagus, sementara untuk di DIY kadang ma­sih re­butan wilayah dan masih belum kompak. Joko pun berharap, hasil benchmarking yang dilakukan pihaknya ke Pangandaran bisa menjadi inspirasi bagi peserta dalam menyusun proyek pariwisata di Satuan Kerja Perang­kat Daerahnya masing-masing. “Ini kan kebanyakan pejabat eselon III. Jadi biar mereka belajar banyak di sini (Pangan­daran),”ucapnya.

Sementara menanggapi se­gu­dang pujian dari pejabat Pem­­prov DIY, Sekretaris Dae­rah Kabupaten Pangan­daran, Mah­mud, SH, MH mengaku ber­syukur. ­Apa­lagi kata dia, sejak penetapan Pangandaran sebagai program pilot project UNWTO, Pangan­daran banyak mendapat apresiasi dari daerah lain. Selain dipandang ada kemajuan yang signifikan di bidang pariwisata, Pangan­daran juga dinilai mam­pu menyelaraskan UMKM dan perusahaan home industri dengan pariwisata. “Potensi Pangandaran lainnya seperti gula kelapa, pengolahan sari kelapa, dan lain-lain. Nanti bahan-bahannya diseminarkan dan ada rekomendasi ke ka­mi, ”kata Mahmud. (mamay)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost