Banjar (LawuPost) - Sebanyak 9.000 orang yang tergolong lanjut usia (lansia), tak mampu, dan terlantar di Kota Banjar, ditargetkan menerima dana bantuan sosial jaminan hidup. Besarnya Rp. 500 ribu per orang.
Menurut Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Banjar, H. Asep Tatang Iskandar, dari 9.000 orang lansia yang terdata itu teknis pemberian bantuannya bertahap dan bergilir. “Tahun 2016 ini tahun ketiga. Setiap tahunnya sebanyak 1.000 orang lansia. Direncanakan tahun 2017 juga 1.000 orang lansia. Semua dana bantuan bersumber dari APBD Banjar, “ ujar Asep didampingi Kabid Sosial Dinsosnaker Banjar, Hani Supartini, seusai acara penyerahan bantuan sosial jaminan hidup di Aula Pemerintahan Kelurahan Banjar, Senin (19/12).
Hani memastikan lansia yang sudah menerima bantuan tidak akan menerima bantuan lagi pada tahun berikutnya. Al hasil, jumlah lansia yang menerima bantuan sampai tahun 2016 ini berkisar 3.000 orang. Adapun syarat penerimaan bantuan, tambah Hani, lansia tersebut adalah warga tak mampu, terlantar, berusia minimal 60 tahun, dan tidak mempunyai pekerjaan. Setiap lansia yang akan mendapat bantuan diharuskan dengan rekomendasi pemerintahan desa/kelurahan. Selanjutnya, pihak dinas akan melakukan verifikasi.
Saat penyerahan bantuan, Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, mengatakan, bantuan Pemkot Banjar kepada lansia sebenarnya Rp. 500 ribu per orang. “Berhubung penyerahan bantuan harus melalui rekening bank, dalam hal ini bekerja sama dengan BJB, maka diharuskan ada saldo minimal Rp. 25.000. Karenanya, bantuan yang sampai ke lansia Rp. 475 ribu. Ini bukan dipotong namanya, tapi disisakan sebagai saldo, persyaratan memiliki buku rekening bank, “ kata Hj. Ade.
Wali Kota juga menyebut penyerahan bantuan untuk lansia melalui rekening dalam upaya mengantisipasi adanya pungutan liar. “Dengan diberikannya bantuan tersebut, saya berharap doa dari para ibu bapak lansia agar pembangunan di Banjar ke depan lebih maju lagi, “ucapnya.
Sementara itu, sejumlah lansia mengatakan berterima kasih atas kepedulian Pemkot Banjar kepada mereka. “Kahoyong mah bantuan ti pamarentah teh utuh Rp. 500 ribu. Teu dipotong naon-naon, seperti kudu aya bank segala. Langkung sae kontan Rp. 500 rebu, “ ujar sejumlah warga penerima bantuan yang tak mau disebutkan namanya, kepada awak media. Mereka berkata demikian karena rekening bank yang diberikan itu kecil kemungkinan digunakan lagi. Otomatis, saldo Rp. 25.000 pun hangus. (mamay)
Menurut Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Banjar, H. Asep Tatang Iskandar, dari 9.000 orang lansia yang terdata itu teknis pemberian bantuannya bertahap dan bergilir. “Tahun 2016 ini tahun ketiga. Setiap tahunnya sebanyak 1.000 orang lansia. Direncanakan tahun 2017 juga 1.000 orang lansia. Semua dana bantuan bersumber dari APBD Banjar, “ ujar Asep didampingi Kabid Sosial Dinsosnaker Banjar, Hani Supartini, seusai acara penyerahan bantuan sosial jaminan hidup di Aula Pemerintahan Kelurahan Banjar, Senin (19/12).
Hani memastikan lansia yang sudah menerima bantuan tidak akan menerima bantuan lagi pada tahun berikutnya. Al hasil, jumlah lansia yang menerima bantuan sampai tahun 2016 ini berkisar 3.000 orang. Adapun syarat penerimaan bantuan, tambah Hani, lansia tersebut adalah warga tak mampu, terlantar, berusia minimal 60 tahun, dan tidak mempunyai pekerjaan. Setiap lansia yang akan mendapat bantuan diharuskan dengan rekomendasi pemerintahan desa/kelurahan. Selanjutnya, pihak dinas akan melakukan verifikasi.
Saat penyerahan bantuan, Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, mengatakan, bantuan Pemkot Banjar kepada lansia sebenarnya Rp. 500 ribu per orang. “Berhubung penyerahan bantuan harus melalui rekening bank, dalam hal ini bekerja sama dengan BJB, maka diharuskan ada saldo minimal Rp. 25.000. Karenanya, bantuan yang sampai ke lansia Rp. 475 ribu. Ini bukan dipotong namanya, tapi disisakan sebagai saldo, persyaratan memiliki buku rekening bank, “ kata Hj. Ade.
Wali Kota juga menyebut penyerahan bantuan untuk lansia melalui rekening dalam upaya mengantisipasi adanya pungutan liar. “Dengan diberikannya bantuan tersebut, saya berharap doa dari para ibu bapak lansia agar pembangunan di Banjar ke depan lebih maju lagi, “ucapnya.
Sementara itu, sejumlah lansia mengatakan berterima kasih atas kepedulian Pemkot Banjar kepada mereka. “Kahoyong mah bantuan ti pamarentah teh utuh Rp. 500 ribu. Teu dipotong naon-naon, seperti kudu aya bank segala. Langkung sae kontan Rp. 500 rebu, “ ujar sejumlah warga penerima bantuan yang tak mau disebutkan namanya, kepada awak media. Mereka berkata demikian karena rekening bank yang diberikan itu kecil kemungkinan digunakan lagi. Otomatis, saldo Rp. 25.000 pun hangus. (mamay)
Posting Komentar