Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Bupati Berikan Arahan Penanggulangan Bencana Bagi Pimpinan Pondok Pesantren Di Kab. Tasikmalaya | Lawu Post

Bupati Berikan Arahan Penanggulangan Bencana Bagi Pimpinan Pondok Pesantren Di Kab. Tasikmalaya

Senin, 12 Desember 20160 comments

Kab, Tasikmalaya (LawuPost) Indeks rawan bencana Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) pada bulan Oktober 2011, Kabupaten Tasikmalaya menempati peringkat ke 2 dari 496 Kabupaten/Kota di Indonesia. Sedangkan indeks resiko bencana pada tahun 2013 menduduki peringkat ke 5 dari 496 Kabupaten/Kota di Indonesia. Hal tersebut di sampaikan Bupati Tasikmalaya  saat memberikan arahan pada kegiatan Penanggulangan Bencana Bagi Pimpinan Pondok Pesantren di Kabupaten Tasikmalaya, di Pendopo Baru Kabupaten Tasikmalaya, baru-baru ini. Hadir pada kegiatan tersebut Ketua Komisi 4  DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Usman Kusmana, S. Ag., M.Si, Kepala Pelaksana BPBD Kab. Tasikmalaya, Drs. H. Kundang Sodikin, M.Pd, Ketua FKUB Kab. Tasikmalaya, Para Pimpinan Pondok Pesantren se- Kabupaten Tasikmalaya dan para tamu undangan lainnya.

Bupati Uu mengungkapkan,  bencana alam dan bencana non alam mungkin terjadi di hampir setiap daerah di Kab.Tasikmalaya dapat kita hadapi dan atasi. Begitu juga dengan bencana sosial. Selama ini bukti tanggungjawab pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha terutama peran serta para kiyai dan pihak lainnya dapat teratasi sehingga Kabupaten Tasikmalaya tetap kondusif sesuai harapan kita bersama. Memandang tingginya intensitas kejadian bencana yang terjadi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan untuk meningkatkan koordinasi serta sinkronisasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dipandang perlu diadakan kegiatan workshop penanggulangan bencana bagi pimpinan pondok pesantren tahun 2016.

Bupati menegaskan, dalam perspektif agama, upaya penanggulangan bencana, baik tahap pencegahan, kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan bagian dari ajaran agama dan termasuk jihad karena menyangkut keselamatan hidup dan peradaban manusia. Dalam konteks pengurangan resiko bencana, diperlukan komotmen bersama dari semua pihak untuk melakukan ikhtiar fisik dan ikhtiar  spiritual. Ikhtiar fisik meliputi pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan menjaga kelestariannya, agar tidak merusak keseimbangan ekosistem serta menggunakannya seefesien mungkin.

Bupati berharap, melalui kegiatan ini para Kiyai, Ajengan ataupun para Ustad dapat menyosialisasikan kembali kepada para santri dan kepada masyarakat umum yang ada di wilayah masing–masing, agar masyarakat tangguh dalam menghadapi bencana.

Ditegaskan Bupati, Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan ikhtiar spiritual dalam upaya pengurangan resiko bencana. Setelah melakukan ikhtiar fisik dengan tindakan preventif penanggulangan juga harus dilakukan. Manusia harus sadar bahwa dia adalah ciptaan Allah, dan Kepada Allah lah manusia memohon pertolongan. Di antara ragam cara dalam melakukan ikhtiar spiritual ini adalah dengan berdoa kepada Allah SWT.

Bupati Uu mengatakan, banyak kejadian bencana yang menimpa wilayah Kabupaten Tasikmalaya. BPBD Kab.Tasikmalaya merekapitulasi data bencana sampai tanggal 23 November 2016 telah terjadi 260 kejadian bencana, dengan taksiran kerugian sebesar Rp 20. 29 Milyar Rupiah. Sebagian besar adalah tanah longsor, 177 kejadian, kebakaran 14 kejadian, banjir 15 kejadian, angin kencang 15 kejadian, 39 kejadian lainnya dan 1 orang meninggal dunia. (Andi)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost