Jakarta, Humas Bakamla RI (LawuPost.Com) Sesungguhnya
puasa tidak hanya dilakukan oleh umat manusia saja. Beberapa makhluk
hidup lainnya dalam fase tertentu kehidupannya dijalani dengan puasa.
Demikian beberapa hal pokok ceramah agama disampaiakan Pasijianbangman
Pusbintal TNI Mayor Laut (KH) Hardiman, S.Ag., M.Sc., pada acara Bakamla
Town Hall Metting di Kantor Pusat Bakamla RI Gedung Perintis
Kemerdekaan, Jalan Proklamasi, No. 56, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/05/2018).
Puasa
dilakukan mahluk lain selain manusia secara terpaksa karena kekurangan
makanan, atau kerasnya habitat hidup seperti pergantian musim. Mayor
Laut (KH) Hardiman, S.Ag., M.Sc., mencontohkan makhluk yang dekat dengan
keseharian kita, seperti ular, dan ulat. Semua ular, ketika telah tiba
saatnya, maka ia harus berpuasa karena kebutuhan untuk kelangsungan
hidupnya. Kisaran waktu ular berpuasa beraneka ragam. Sebagian ular
berpuasa hingga 2 bulan dan sebagian yang lain bahkan ada yang hingga 3
bulan.
Hikmah yang bisa
diambil dari puasanya ular adalah sesudah puasa, ular tetaplah ular,
dengan sikap dan karakter yang tetap sama seperti sebelum puasa. Tetap
menjadi binatang buas yang ditakuti, licin dan berbahaya. Yang berubah
hanyalah kulitnya yang baru. Nampak lebih muda, dan cerah. Lingkungan
sekitarnya tidak mendapatkan manfaat dari puasanya ular. Bahkan ia
meninggalkan jejak kulit lamanya di tempatnya puasa.
Jika
puasa manusia seperti ular, tidak membawa manfaat bagi sekitar kecuali
hanya untuk diri sendiri. Lebih sehat secara jasmani dengan puasa yang
dilakukan, tetapi tidak mengubah sikap dan karakter kesehatan rohani.
Sebaik-baiknya, puasa yang jalankan manusia bermanfaat tidak saja bagi
diri sendiri juga masyarakat serta lingkungannya. Sebab, tujuan utama
puasa adalah menjadikan pelakunya sebagai orang bertakwa. Sebuah
tingkatan spritual yang akan membawa pelakunya menjadi mulia dunia
akhirat.
Selain itu Puasa
juga dilakukan umat terdahulu, seperti halnya puasanya Nabi Daud,
sepanjang hidup dilakukan dengan sehari berpuasa dan sehari tidak
berpuasa. Oleh Rasulullah SAW puasa Nabi Daud ini disebut sebagai
sebaik-baik puasa. Pada dasarnya kewajiban puasa bertujuan
mempertahankan posisi manusia sebagai makhluk terbaik, yang seyogianya
selalu berada di jalan yang diridhai Allah. Inilah yang disebut takwa.
Puasa
tidak sebatas ritual keagamaan yang dilakukan dalam rangka mencari
“pahala”, tetapi menjadi sebuah bentuk pelatihan mental dan eksaminasi
bagi jiwa manusia untuk selalu berkecenderungan baik. Dengan proses
semacam ini, manusia dituntut untuk mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Karena itu, puasa pada hakikatnya mengandung dimensi tauhid yang amat
dalam, di mana manusia dituntut untuk mampu mendekatkan ruhaninya kepada
Allah sebagai makhluk yang bertakwa. Inilah esensi ajaran ketauhidtan,
yang menghindarkan manusia dari unsur-unsur kemusyrikan atau orientasi
hidup kepada selain Allah.
Puasa
di bulan Ramadhan berfungsi sebagai peringatan dan pemberi jalan bagi
manusia untuk kembali pada kondisi kepercayaan, yang amat akrab dengan
alam ke-Tuhan-an (Ilahiyah). Puasa hanya bisa dipahami dalam kerangka
pembersihan diri manusia dari unsur-unsur kemusyrikan akibat
godaan-godaan material. Melalui ibadah puasa, manusia dituntut untuk
mengarungi alam rohaniahnya sehingga mampu berkomunikasi langsung dengan
Allah, tanpa perantara.
Autentikasi Kasubbag Humas Bakamla RI Mayor Marinir Mardiono
Posting Komentar