Puspen
TNI (LawuPost.Com) Sikap kritis masyarakat
cenderung mudah menyulut terjadinya benturan atau konflik horizontal. Untuk
itu, Prajurit TNI dan Polri jangan sampai menjadi bagian dari permasalahan
tetapi harus menjadi solusi dan motivator perekat persatuan dan kesatuan
bangsa.
Hal tersebut disampaikan Panglima
TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., pada saat memberikan
pengarahan kepada 2.500 personel
TNI dan Polri se-wilayah Makassar, bertempat di Hanggar
Skadron Udara 11/Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (12/4/2018).
Menurut
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah
sebagai tolok ukur kondisi keamanan Indonesia khususnya di wilayah timur. Hal tersebut menyebabkan beban tugas Prajurit
TNI dan Polri di Makassar tidak ringan, karena memiliki keunikan dan tantangan
tersendiri. “Di pundak kalianlah
eksistensi kedaulatan dan keutuhan NKRI dipertaruhkan, karena banyak celah dan
potensi yang dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional,” katanya.
Panglima TNI
mencontohkan pentingnya persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan dalam bentuk
kerja sama antara TNI dan Polri dalam rangka penanganan kasus dan berhasil
dengan baik adalah ketika penangkapan 1
ton 29 kg narkoba di Selat Philip yang dilaksanakan oleh KRI Siguro-864. “Dengan kerja sama dan koordinasi yang baik
antar instansi terkait, semua dapat berjalan dengan baik dan membuahkan
hasil yang membanggakan,” ungkapnya.
“Mari kita
rapatkan barisan dan terus kuatkan soliditas untuk menjaga NKRI dari ancaman
masuknya narkoba, masuknya paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila
karena tanpa adanya soliditas, sinergitas TNI dan Polri mustahil semuanya bisa
berjalan dengan baik,” ujar Panglima TNI.
Di sisi lain
pengarahannya, Panglima TNI mengatakan bahwa dalam menghadapi pesta
demokrasi Pilkada tahun 2018 dan tahapan Pemilu Legislatif dan Presiden
tahun 2019, Prajurit TNI dan Polri harus tetap memegang teguh netralitas
dan menjaga soliditas yang sudah terjalin selama ini bisa
dipertahankan. “Saya yakin kalau soliditas terjaga dengan baik,
NKRI pasti akan terjaga dan tidak akan ada yang berani mencoba-coba untuk
mencabik-cabik NKRI,” tegasnya.
Di hadapan
ribuan Prajurit TNI dan Polri, Panglima
TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan bahwa kemungkinan ancaman
menjelang pesta demokrasi harus tetap di waspadai oleh aparat keamanan dalam hal ini TNI dan Polri. “TNI dan Polri harus bekerja keras
bahu-membahu demi menjamin kelancaran dan kesuksesan pesta demokrasi dari
ancaman siber, biologis dan kesenjangan,” tuturnya.
Mengakhiri pengarahannya, Panglima TNI
memberikan penekanan dan harapan untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
tugas Prajurit TNI dan Polri. Pertama, jaga
kepercayaan rakyat pada TNI dan Polri jangan sampai dinodai, dirusak atau
dihancurkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Salah satu tindakan yang
nyata merusak kepercayaan rakyat kepada TNI Polri adalah kegiatan yang
melanggar disiplin maupun hukum.
Kedua, tingkatkan
kemampuan deteksi dini dan cegah dini dari ancaman Ipoleksosbudhankam yang
dapat merusak persatuan, kesatuan dan keutuhan NKRI, khususnya dalam penyelenggaraan Pilkada
serentak 2018 dan tahapan Pemilu tahun 2019 dengan mengoptimalkan peran serta
fungsi satuan masing-masing. Ketiga, TNI dan Polri sebagai perekat
negara harus berdiri tegak di atas semua golongan dan mampu menjadi perekat
kemajemukan dalam menjaga kebhinekaan.
Keempat, unsur
pimpinan agar selalu dekat dan menyatu dengan anak buahnya, sehingga mengetahui
segala kesulitan yang dialami bawahannya dan dengan segera dapat diambil
langkah solusinya. Kelima, tetap jaga dan pelihara soliditas dan
solidaritas TNI-Polri, sehingga terjalin hubungan baik antar individu dan
satuan sebagai modal dasar melaksanakan peran fungsi dan tugas masing-masing
serta sebagai teladan kekompakan bagi stakeholder
maupun komponen masyarakat lainnya.
Autentikasi : Plt. Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel
Laut (KH) H. Agus Cahyono