Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Sosial Media Belum Dimanfaatkan Maksimal | Lawu Post

Sosial Media Belum Dimanfaatkan Maksimal

Rabu, 09 Agustus 20170 comments

Ciamis (LawuPost.Com) - Media sosial menjadi sarana yang cukup efektif dalam mempromosikan produk. Selain karena kemudahan mengaksesnya, biaya promosi di media sosialpun relatif murah dibandingkan dengan media lainnya. Sayangnya, pemanfaatan media sosial saat ini masih belum menyeluruh digalakan oleh pelaku usaha. “70 persen pengguna media sosial sekarang ini masih sebatas menggunakannya hanya untuk say hallo saja, padahal bisa dimanfaatkan lebih optimal, khususnya bagi UMKM dan pelaku usaha pemula,” kata pengusaha muda yang berkecimpung dalam bidang perbesian dan percetakan, H. Rizky E Syahputra.

Meski dapat menjangkau banyak orang tanpa terbatas wilayah dan waktu, menurutnya kendala dari media sosial masih belum meliputi hingga semua kalangan. Apabila segmen pasarnya membidik usia produktif, misalnya anak-anak muda dan pegawai, akan sangat tepat sasaran. Meski, untuk usia lanjutpun tidak menutup kemungkinan. “bisa saja mereka mengetahui dari anak-anaknya, tapi yang harus diperhatikan dari media sosial ini yang paling penting itu adalah siapa segmen bidik yang dituju,” ujarnya.

Selain itu, media sosial pun dapat menjadi ruang untuk menguji pasar. Misalnya, pasar yang sedang trend saat itu atau sebatas uji pasar menyukai produk yang dijual. Apalagi, media sosial ini tidak terbatas hanya pada satu jenis bisnis saja. Bisnis kuliner salah satunya yang sangat cocok dilakukan pemasaran ini. “Sale Pisang, Abon dan Galendo khas asli Ciamis salah satu bukti kesuksesan betapa promosi melalui media sosial ini tidak dapat disampingkan. Dari sebuah gambar ataupun tulisan, maupun membuat si calon pembeli tertarik, itulah yang harus diperhatikan lebih lanjut,” imbuhnya.

Komunikasi Pemasaran
Karena dilihatnya melalui layar, maka menurut H. Rizky perlu mengemas secara apik komunikasi pemasaran (marketing communication)-nya. Misalnya, dari gambar atau foto produk harus dibuat tidak berlebihan. “Ketika gambarnya bagus, aslinya tidak sama bagusnya, jelas itu akan kontraproduktif. Ini juga akan berkorelasi dengan kepercayaan konsumen,” tuturnya. Ketika mutu bagus, komunikasi pemasaran dilakukan dengan jujur, efek yang dihasilkan adalah promosi selanjutnya yaitu word of mouth (mulut ke mulut).

Menyebarkan rekomendasi dari satu orang ke orang lain, yang pada akhirnya membantu si produsen tersebut mendulang untung. Ia menyarankan, untuk memberikan informasi yang lengkap, mudah dicerna, dan tidak multi tafsir pada gambar maupun kalimat yang dibagi di media sosial. “Sekarang ini, akan lebih efektif bila sifatnya mengedukasi. Tampilkan value dari produk tersebut, manfaatnya apa, bagaimana cara mendapatkan. Bahkan, lebih bagus bila ada service after sales,” ujarnya. Dengan begitu akan terbangun kepercayaan dibenak konsumen tersendiri. Selain, menggugah rasa penasarannya. “Mengumpulkan testimonial dari konsumen juga amat membantu membangun kepercayaan calon-calon konsumen lainnya,” kata dia.

Selain itu, kata H Rizky, hubungan media sosisal dengan makanan sekarang ini tak dapat dipisahkan. Pasalnya, hampir kebanyakan penggunannya ini sekarang ketika mencari makanan, yang dilihatnya adalah penampakan atau biasa disebut infografis. Infografis sendiri dijelaskannya, biasa dalam bentuk gambar yang isinya berupa data mengenai merek atau nama produk, alamat, menu, cara pembelian, contact person (CP), dan lainnya. Dengan demikian, akan lebih memudahkan calon konsumen dalam memperoleh informasi mengenai satu produk kuliner.

“Ini juga hubungannya dengan branding, mereka akan refleks teringat produk, entah karena mendengar jenis makanan atau hanya dari warna saja,” ujarnya. Selain itu, untuk media sosial khususnya jejaring face book perlu diperhatikan mengenai waktu posting. Setidaknya metode satu haru satu posting (one day one posting). Menurutnya, cara itu secara tak langsung akan membangun ingatan tersendiri di bawah alam sadar pembacanya. “Nanti interaksi selanjutnya itu melalui komentar, lebih jauh lagi mereka menjadi tergugah untuk beli,” katanya. namun, perlu digaris bawahi untuk menggunakan sosial media ajang promosi dengan proporsi 20:80. Bukan semata konten promosi, harus ada edukasi di dalamnya yang tentu memperhatikan tatanan bahas yang baik dan benar. “Terkadang, memposisikan diri bukan hanya sebagai pemilik, namun penikmat kuliner juga dapat dicoba untuk mempromosikan produk di media sosial,” katanya. (mamay)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost