Puspen TNI (LawuPost.Com) Tidak akan ada Ulama Indonesia yang mempunyai pikiran dan berkeinginan merubah Pancasila yang merupakan
Ideologi
Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena kemerdekaan Republik Indonesia ini direbut oleh seluruh
komponen bangsa termasuk para Ulama, Kyai dan Santri.
Lebih lanjut Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan bahwa, Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan
bersama para pendiri bangsa dalam merumuskan ideologi negara Pancasila dan itu
sudah final, tidak
boleh dirubah lagi. “Kalau ada Ulama atau
pihak-pihak yang akan merubah Pancasila dengan ideologi lain, mereka pasti orang-orang yang sudah
disusupi dari luar dan dibayar untuk merusak atau memecah belah bangsa
Indonesia,” tegasnya.
Panglima TNI mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar
negara dirumuskan
dari
nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia termasuk didalamnya nilai-nilai religius (ketuhanan) yang disepakati oleh
para pemuka agama pada awal kemerdekaan.
Menurut Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo, alangkah anehnya kalau sekarang tiba-tiba muncul ada oknum dengan berpakaian ulama, tetapi bahasanya mempengaruhi
masyarakat ingin merubah Pancasila. “Ini perlu kita waspadai. Pasti itu bukan Ulama
Indonesia, melainkan Ulama dari luar
yang dibayar untuk merusak Pancasila dan keutuhan NKRI,” tegasnya.
Di sisi lain dalam ceramahnya, Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa
ksatria. Disamping itu, rakyat Indonesia juga memiliki karakter gotong royong, yang tidak dimiliki
oleh bangsa lain.
“Rakyat Indonesia akan melawan, bila
ada yang mengusik rasa kebangsaannya karena di tubuhnya mengalir darah ksatria yang dibuktikan
dengan setiap
suku bangsa Indonesia memiliki tarian perang dan senjata perang untuk
mempertahankan diri,” ujar Panglima TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa perjuangan rakyat
yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil, karena masih bersifat
kedaerahan. “Para
pejuang, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu, maka muncul rasa persatuan
dan kesatuan dalam perjuangan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928, dan hanya memerlukan waktu
17 tahun kemerdekaan Indonesi bisa direbut,” tandasnya.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI,
Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.