Puspen TNI (LawuPost.Com) Wilayah kedaulatan Republik Indonesia terdapat beberapa perbatasan dengan
negara lain dan Pemerintah RI juga
sudah mencanangkan sinkronisasi pilar pembangunan nasional dan satuan TNI. Oleh karena itu, Pembangunan Nasional dan Satuan TNI di Perbatasan perlu adanya sinkronisasi.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan 200 Gubernur/Wakil
Gubernur dan Bupati/Wakil Bupati Daerah Perbatasan se-Indonesia pada Rapat Koordinasi Pengendalian
Pengelolaan Perbatasan Negara dengan tema “Percepatan Pembangunan Kawasan
Perbatasan Negara RI Untuk Mewujudkan Konektivitas, Kedaulatan Pangan dan
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017”, yang di buka secara resmi oleh
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, bertempat di The
Ball Room Hotel Aryaduta, Jl. Prajurit KKO Usman dan Harun No. 44-48 Jakarta
Pusat, Rabu (12/7/2017).
“Pembangunan
di daerah perbatasan perlu dilakukan sembilan agenda prioritas sesuai Program Nawacita Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Inilah yang harus sama-sama kita sadari betul dan agar
kita tidak Jawa sentris lagi di wilayah-wilayah
terluar dan terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Panglima TNI.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, pembangunan
pulau-pulau strategis terluar seperti Natuna, Morotai, Biak, Merauke, Saumlaki dan Selaru seharusnya
dibangun secara serentak. “Karena kondisi
ekonomi kita saat ini belum memungkinkan, maka pembangunan dititik beratkan ke Natuna terlebih dahulu, namun dengan adanya situasi perkembangan ISIS di Marawi maka sekarangpun kita harus mempercepat
pembangunan di Morotai,” ucapnya.
Lebih lanjut
Panglima TNI menuturkan bahwa penyebaran gelar satuan TNI pasti akan berdampak pada perkembangan ekonomi di wilayah tersebut.
“Begitu ada satuan TNI
pasti secara
perlahan ekonomi di daerah itu akan berkembang, contoh pada
tahun 1989 di Ogan Komering Ilir dibangun
pusat latihan tempur militer dan tidak
begitu lama, Kabupaten tersebut
sudah pecah menjadi tiga Kabupaten
karena disitu dibangun infrastruktur seperti jalan, sekolah, pasar dan lain-lain,” jelasnya.
Menjawab
pertanyaan awak media terkait pembangunan daerah perbatasan, Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa pembangunan wilayah
perbatasan sudah sesuai dengan apa yang disampaikan Presiden RI Ir. H Joko
Widodo bahwa kita tidak lagi Jawa sentries
termasuk TNI. “TNI dalam merencanakan dan melaksanakan penyebaran satuan pasukan tentunya mengacu pada
konsep-konsep pembangunan nasional di wilayah masing-masing,” ucapnya.
Terkait beberapa kemungkinan jalur
masuknya teroris dari Marawi ke Indonesia, Panglima TNI mengatakan bahwa jalur masuk ke
Indonesia bisa dari Marawi ke Kalimantan Utara, Marawi ke Manado dan Bitung, Marawi ke Ternate dan Morotai lewat pulau-pulau seperti Talaut, Miangas, Tangir,
kemudian juga dari pulau panglima di Kalimantan. “Ini semuanya sudah ditempati oleh pasukan TNI, Angkatan Laut sudah melaksanakan
patroli, Angkatan
Udara juga sudah melaksanakan
pengintaian dengan pesawat Boeing, kemudian TNI juga sudah melaksanakan kerja sama patroli dengan Angkatan Bersenjata Filipina atau The Armed Forces of the
Philippines (AFP),” ujarnya.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar