Puspen
TNI (LawuPost.Com) Dermaga Kapal Selam ini merupakan tempat yang sangat strategis, apalagi
dengan adanya perkembangan terkini yang terjadi di Filipina Selatan.
Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada awak
media saat meninjau pembangunan Dermaga Sionban Kapal Selam di Lanal Palu,
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (9/6/2017).
Panglima
TNI mengatakan bahwa Dermaga di Palu dipilih karena lokasinya yang sangat
strategis dan memiliki kondisi kontur alam yang sangat cocok dijadikan
pangkalan kapal selam dan jika telah beroperasi pangkalan tersebut akan
memberikan dampak efektif bagi pergerakan kapal selam.
“Jadi
pangkalan kapal selam ini sangat diperlukan dalam situasi sekarang ini.
Pangkalan seperti disini hanya ada di Armatim, sehingga kalau operasional
kapal ke daerah wilayah timur harus kembali kesana, maka ini sangat strategis,”
ujar Panglima TNI.
Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa, Pangkalan kapal selam merupakan
fasilitas strategis, namun pembangunannya belum final dan masih terdapat
beberapa materi pendukung seperti mekanik dan elektrik yang harus dipersiapkan
serta baru difungsikan sebagai dermaga. “Sementara ini hanya untuk dermaga
saja, tapi untuk elektrik cash baterai kapal selam belum lengkap semuanya, akan
dilengkapi pada anggaran tahun yang akan datang,” ungkapnya.
Lebih
lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, TNI memberikan antensi penuh terhadap
segala kemungkinan yang terjadi di Marawi Filipina Selatan dengan mengerahkan
kemampuannya sebagai alat pertahanan negara.
“Karena
kita mengerahkan kapal selam untuk pengintai disana, jadi TNI tidak main-main,
karena kami mempelajari betul kemungkinan yang terjadi di Filipina Selatan yang
dampaknya mungkin akan kesini, sehingga TNI mengerahkan kekuatan Alutsista
termasuk kapal selam,” ucap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam
kesempatan tersebut Panglima TNI juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
dermaga kapal selam yang dibangun sebagai sarana pendukung pertahanan
Indonesia. “Kita sedang membangun dermaga kapal selam di berbagai tempat bukan
hanya di Palu, sementara yang terbuka di Palu, untuk yang lainnya tidak
terbuka,” jelasnya.
Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa, pembangunan sarana pertahanan Indonesia
adalah berdasarkan perkembangan situasi terkini dan diprioritaskan pada pulau
terluar yang memiliki nilai strategis. “Ini semua kita bangun berdasarkan
perkembangan situasi, yang utama adalah kita membangun pulau-pulau terluar, ada
Natuna, Morotai, Biak dan Saumlaki. Semuanya secara bertahap dibangun tidak
bisa serentak sesuai kondisi ekonomi, jadi seperti kapal induk, semua bisa
bersandar disitu,” tuturnya.
Terkait
dengan perkembangan situasi Marawi Filipina Selatan, Panglima TNI mengungkapkan
bahwa telah meningkatkan kekuatan TNI diperbatasan guna mengantisipasi dampak
negatif terhadap Indonesia. “Sudah dikerahkan, ada kapal selam di pulau Marore
dan Miangas,” pungkasnya.
Turut
hadir pada peninjauan tersebut antara lain Para Asisten Panglima TNI,
Pangarmatim Laksda TNI Darwanto, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito,
Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf
Bedali Harefa, S.H.
Posting Komentar