Puspen TNI (LawuPost) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa kawasan Asean
memiliki posisi yang sangat penting sebagai penyedia jalur akses perdagangan,
untuk itu negara-negara di kawasan ASEAN harus mampu menjamin keselamatan
dan keamanan bagi komunitas maritim internasional di wilayah perairannya.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI dalam
pidatonya dihadapan para Panglima Angkatan Bersenjata Wilayah ASEAN pada Forum
ke-14 ACDFIM (Asean Chiefs of Defense Forces
Informal Meeting)
tahun 2017, di Sofitel Philippine Plaza, Manila Filipina, Kamis (18/5/2017).
Pada Forum The 14th Asean Chiefs of Defense Forces Informal
Meeting ACDFIM tersebut, Panglima TNI
didampingi Asintel Panglima TNI
Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.I.P., Kabais TNI Mayjen TNI Hartomo,
Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Nurhidayat
dan Kapuskersin TNI Laksma TNI Tatit Eko Witjaksono.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan
bahwa, pada konteks strategis kawasan Asean dapat dilihat dari isu keamanan
maritim semakin penting dalam keamanan global. “Beberapa wilayah strategis,
yang rawan dan rentan terhadap keamanan perairan, antara lain Selat Malaka,
Laut Sulu dan Laut China Selatan,” katanya.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, secara
geografis 70% wilayah Asean merupakan perairan, untuk itu
Indonesia memiliki pandangan bahwa keamanan maritim menjadi salah satu
faktor dominan bagi terciptanya stabilitas kawasan Asean. “Indonesia memandang
bahwa keamanan kawasan maritim di Asean harus bebas dari segala ancaman yang
dapat membahayakan kedaulatan wilayah nasional serta tetap tegaknya hukum
nasional dan hukum internasional,” jelasnya.
Panglima TNI mengatakan bahwa, untuk mendukung
terciptanya kawasan Asean yang bebas dari segala ancaman, Indonesia telah
melakukan beberapa kerja sama dengan negara di kawasan Asean, seperti
melaksanakan patroli terkoordinasi antar negara pantai terkait, dalam rangka
pengamanan Selat Malaka. Hasil dari kerja sama ini telah menurunkan tingkat kejahatan,
seperti kasus pembajakan dan perompakan (Piracy and Sea Robbery). “TNI
juga mendukung terlaksananya Trilateral
Cooperative Arrangement (TCA) dalam mengamankan jalur maritim di wilayah
perairan Asean, khususnya di Laut Sulu dan Laut Sulawesi dengan melaksanakan
patroli maritim trilateral,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo selaku Ketua Delegasi Indonesia pada Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017
juga menyampaikan pandangan TNI mengenai topik yang diberikan oleh tuan rumah,
yakni Keamanan Maritim Dan Penanggulangan Terorisme (Maritime Security And Counter Terrorism). Menurutnya, mencermati
perkembangan lingkungan strategis di kawasan, berbagai tantangan telah muncul
tanpa diduga salah satunya adalah aksi terorisme yang telah mengancam banyak
negara di hampir seluruh dunia, termasuk kawasan Asean dan Indonesia.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bahwa, aksi
terorisme yang selama ini terjadi telah meluas ke berbagai bentuk kepentingan,
baik aspek ideologi, ekonomi, sosial budaya dan bahkan pertahanan keamanan. “Untuk
itu, saya tegaskan bahwa Terorisme Merupakan Musuh Bersama,” katanya.
Panglima TNI menambahkan bahwa dalam upaya
penanggulangan terorisme, Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis
baik pada skala nasional, regional dan internasional. Pada lingkup nasional,
pelibatan TNI pada penanggulangan terorisme dilakukan melalui penempatan personel
TNI pada lembaga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pembentukan
dan penyiapan Satuan Gultor TNI AD, TNI AL dan TNI AU, menyelenggarakan Latgab
Satgultor TNI, dan Latgab Satgultor TNI dengan Polri.
Sementara pada tataran regional dan internasional,
dilakukan beberapa langkah antara lain, meningkatkan kerja sama Sharing Information/ Intelligence antar
negara-negara sahabat, melaksanakan patroli koordinasi dengan negara-negara
sahabat; dan Latihan Bersama (Latma) Satgultor TNI dengan negara-negara
sahabat.
Pada Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017 di Manila Filipina,
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyarankan beberapa langkah strategis pemberantasan
terorisme pada lingkup Asean dan global yaitu, peningkatkan Rasa Saling Percaya
(Confidence Building Meassure), Aksi
Pencegahan (Preventive Action),
Peningkatan Kapasitas Pertahanan (Capacity
Building Meassure) dan Peningkatan Kerja Sama Keamanan (Security Enhancement Cooperation).
Sebelum mengakhiri pidatonya Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo berharap, agar segenap Angkatan Bersenjata di Asean
dapat mewujudkan kawasan yang aman, damai, tenteram dan sejahtera dalam
kerangka kemitraan strategis, sehingga dapat memberikan kontribusi yang
konstruktif dan signifikan bagi perdamaian dunia. “Hal ini sejalan dengan tema
Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017, yakni Partnering For Change, Engaging The World,” ucapnya.
Autentikasi : Kabidpeninter Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si
Posting Komentar