Sulawesi Selatan,- Tana Toraja,- (LawuPost) Semua sekolah binaan atau mitra USAID PRIORITAS di kabupaten pariwisata Tana Toraja yang berjumlah 24 dijadikan sekolah referensi atau model bagi sekolah-sekolah di Tana Toraja, demikian ungkap Kepala Bappeda Tana Toraja Dr. Yunus Sirante, M.Si ketika menutup program USAID PRIORITAS di Tana Toraja baru baru ini, Selasa.
“Kami juga akan menjadikan 24 sekolah mitra USAID PRIORITAS tersebut untuk mengembangkan sekolah model lainnya di Tana Toraja dan memanfaatkan seluruh fasilitator yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk pengembangan pendidikan di Tana Toraja,” tegasnya di hadapan undangan penutupan yang memenuhi ruang pertemuan Dinas Pendidikan Tana Toraja.
Sekolah tersebut terdiri dari 8 sekolah SMP/MTs dan 16 Sekolah SD/MI, yang kurang lebih selama 4 tahun mendapatkan binaan dari USAID PRIORITAS dalam bidang pembelajaran, manajemen sekolah, peningkatan partisipasi masyarakat dan budaya baca. Karena pembinaan tersebut, beberapa sekolah juga telah menunjukkan inovasi-inovasi yang cukup signifikan, seperti SDN 102 Makale 5, SMPN 5 Makale dan lain-lain.
Dalam Budaya Baca, SDN 102 Makale 5 telah mengembangkan berbagai praktik yang baik. Seperti membaca 15 menit sebelum pembelajaran, menguji secara rutin kemampuan membaca siswa dengan metode inovasi mereka sendiri, menambah koleksi buku dengan melibatkan peran serta masyarakat, dan lain-lain. Salah satu bentuk inovasi pengumpulan koleksi buku dengan melibatkan masyarakat adalah kesepakatan orang tua siswa untuk memberikan buku pada anaknya yang menjadi siswa di sekolah tersebut ketika mereka berulang tahun. Buku tersebut kemudian diletakkan di sekolah walau tetap atas nama sang anak. Dengan cara ini, koleksi buku di sekolah makin bertambah dan minat membaca siswa tetap terjaga. Dalam bidang pembelajaran, siswa juga telah menunjukkan peningkatan sikap positif terhadap pembelajaran, terbukti dengan banyaknya pajangan dalam kelas.
Demikian pula SMP 5 Makale, Ibu Ema Lapu, sebagai kepala sekolah telah mendorong sekolah ini untuk secara aktif menggunakan pembelajaran Kontekstual. Karena pembelajaran ini, guru-guru di sekolah tersebut aktif menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dan tidak melulu bersumber pada buku paket.
Menurut Bahar, Koordinator Daerah USAID PRIORITAS untuk Tana Toraja, penunjukkan ini merupakan tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah tersebut. “Mereka harus menunjukkan konsistensi menerapkan apa yang telah dilatihkan dan mengembangkan diri secara kreatif. Modul yang ada hanya acuan, masih dibutuhkan bacaan-bacaan lain yang harus dibaca para guru untuk memperkuat dasar-dasar yang sudah ditanamkan sesuai modul,” ujarnya.
“Kami juga akan menjadikan 24 sekolah mitra USAID PRIORITAS tersebut untuk mengembangkan sekolah model lainnya di Tana Toraja dan memanfaatkan seluruh fasilitator yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk pengembangan pendidikan di Tana Toraja,” tegasnya di hadapan undangan penutupan yang memenuhi ruang pertemuan Dinas Pendidikan Tana Toraja.
Sekolah tersebut terdiri dari 8 sekolah SMP/MTs dan 16 Sekolah SD/MI, yang kurang lebih selama 4 tahun mendapatkan binaan dari USAID PRIORITAS dalam bidang pembelajaran, manajemen sekolah, peningkatan partisipasi masyarakat dan budaya baca. Karena pembinaan tersebut, beberapa sekolah juga telah menunjukkan inovasi-inovasi yang cukup signifikan, seperti SDN 102 Makale 5, SMPN 5 Makale dan lain-lain.
Dalam Budaya Baca, SDN 102 Makale 5 telah mengembangkan berbagai praktik yang baik. Seperti membaca 15 menit sebelum pembelajaran, menguji secara rutin kemampuan membaca siswa dengan metode inovasi mereka sendiri, menambah koleksi buku dengan melibatkan peran serta masyarakat, dan lain-lain. Salah satu bentuk inovasi pengumpulan koleksi buku dengan melibatkan masyarakat adalah kesepakatan orang tua siswa untuk memberikan buku pada anaknya yang menjadi siswa di sekolah tersebut ketika mereka berulang tahun. Buku tersebut kemudian diletakkan di sekolah walau tetap atas nama sang anak. Dengan cara ini, koleksi buku di sekolah makin bertambah dan minat membaca siswa tetap terjaga. Dalam bidang pembelajaran, siswa juga telah menunjukkan peningkatan sikap positif terhadap pembelajaran, terbukti dengan banyaknya pajangan dalam kelas.
Demikian pula SMP 5 Makale, Ibu Ema Lapu, sebagai kepala sekolah telah mendorong sekolah ini untuk secara aktif menggunakan pembelajaran Kontekstual. Karena pembelajaran ini, guru-guru di sekolah tersebut aktif menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dan tidak melulu bersumber pada buku paket.
Menurut Bahar, Koordinator Daerah USAID PRIORITAS untuk Tana Toraja, penunjukkan ini merupakan tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah tersebut. “Mereka harus menunjukkan konsistensi menerapkan apa yang telah dilatihkan dan mengembangkan diri secara kreatif. Modul yang ada hanya acuan, masih dibutuhkan bacaan-bacaan lain yang harus dibaca para guru untuk memperkuat dasar-dasar yang sudah ditanamkan sesuai modul,” ujarnya.
Bulan Mei ini, USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan secara resmi telah ditutup untuk Sulawesi Selatan. Acara penutupan provinsi Sulsel akan dilakukan tanggal 30 Mei di ruang pola Gubernur.”Semua modul, video pelatihan, cerita sukses penerapan modul masih bisa didownload dan diakses lewat web www.prioritaspendidikan.org,” ujar Mustajib, Communication Specialist USAID PRIORITAS.(Red)
Posting Komentar