Puspen TNI (LawuPost) Bangsa Indonesia
memiliki beragam bahasa daerah, suku dan agama, namun semuanya tidak bisa
dipecah belah, karena bangsa Indonesia memiliki kekuatan Bhinneka Tunggal
Ika yang merupakan Center of Gravity
sebagai pemersatu bangsa.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada
acara Wisuda Pascasarjana ke-34, Sarjana ke-65 dan Diploma, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, dengan tema “Mari Kita
Berjuang dan Bergotong Royong Mewujudkan Indonesia Sebagai Bangsa Pemenang”,
di Gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, Tangerang, Selasa (29/11/2016).
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, Indonesia adalah
bangsa yang besar dengan kekuatan yang luar biasa, namun memiliki
kelemahan yaitu orang-orang Indonesia memiliki ego atau ke-aku-an yang
sangat tinggi, sehingga perlu diwaspadai jangan sampai mudah di adu domba dan
dipecah-pecah.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, tidak menutup kemungkinan ada kader-kader
yang sudah dibina dan digalang oleh kekuatan asing, untuk menghancurkan
Indonesia. “Apabila kita tidak sadar, maka kita sudah tergalang. Inilah
perlunya anak bangsa bersatu, berjuang dan gotong royong agar NKRI tidak
terpecah belah,” katanya.
Panglima TNI juga menyampaikan
bahwa, Indonesia saat ini menjadi rebutan negara lain, karena kaya akan sumber
daya alam yang menjadi salah satu negara equator di dunia. “Indonesia sebagai negara equator yang sangat kaya akan
sumber daya alam adalah warning yang patut menjadi kekhawatiran bangsa
Indonesia dimasa yang akan datang,” ujarnya.
“Kekayaan sumber daya alam di Indonesia pernah disampaikan oleh
Presiden RI pertama Ir. Soekarno bahwa, suatu saat nanti negara lain akan
iri dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia, dan Presiden RI Ir. H. Joko
Widodo saat dilantik menyampaikan hal yang sama, bahwa kaya akan sumber daya alam bisa menjadi
petaka,” kata Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan bahwa beberapa
negara Arab Spring saat ini mengalami konflik akibat perang saudara yang
dipicu oleh permasalahan dalam negerinya, seperti agama dan terorisme. “Permasalahan dalam negeri mereka
dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain, ikut campur urusan dalam negeri terkait
kepentingan energi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, diantaranya Asintel Panglima TNI
Mayjen TNI Benny Indra Pujihastomo, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos.,
Askomlek Panglima TNI Marsda TNI Bonar H. Hutagaol, Danpom TNI Mayjen TNI Dodik
Wijanarko, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., Pimpinan Pusat Muhamadiyah
Prof. Dr. Dadang Khamad, Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhamadiyah Prof. Dr.
M. Noor Rachman Hadjam, Rektor Universitas Muhamadiyah Jakatra Prof. Dr.
Syaiful Bachri, S.H.,M.H., dan 1.212 Wisudawan/Wisudawati beserta keluarga.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.