Humas
Bakamla RI (LawuPost) Direktur Operasi Laut Badan Keamanan Laut Republik Indonesia
(Bakamla RI) Laksma TNI Rahmat Eko Raharjo didampingi oleh Kepala Seksi
Logistik Kustriyani, S.T., Meng. Sce., hadir sebagai salah satu pembicara dalam
Seminar Maritime Security Coastal Surveillance yang diselenggarakan selama tiga
hari di Singapore Expo, Singapura, Rabu (30/11/2016).
Dalam
kegiatan seminar yang membahas tentang keamanan maritim dan pengelolaan wilayah
pesisir tersebut para pembicara mengungkapkan berbagai permasalahan keamanan
maritim yang dihadapi, mencakup ancaman dan pengawasannya, serta infrastruktur
dan pengelolaan seperti apa yang dapat dikembangkan untuk mengatasinya
Perwakilan
dari beberapa negara hadir sebagai pembicara, antara lain Captain Franklin
Jayasekhar Joseph dan Captain Abdul Jamal bin Mohd nasir dari Tentara Laut
Diraja Malaysia (TLDM), Dato’ Abdul Rahim bin Abdullah dari Polis Diraja
Malaysia (PDRM), Captain Jose William U Isage dari Phillipine Coast Guard,
Captain Massimilliano Nannini dari US Navy, akademisi Dr. Wu Shang Su dari
Institut Pertahanan dan Pengkajian Strategis RSIS dan beberapa pembicara dari
perusahaan internasional yang bergerak dibidang Informasi dan Teknologi, yaitu
South east Asia Pipe Industries (SEAPI), AVEVA, Textron Systems Geospatial
Solutions, dan lain-lain.
Dalam
paparan yang disampaikan pada kegiatan seminar hari ke-3, Direktur Operasi Laut
Bakamla RI mendapatkan kesempatan untuk memaparkan topik tentang “Cara Pandang
Keamanan Maritime dan Pengawasan Perairan Teritorial di Indonesia dari
Perspektif Bakamla RI”.
Dalam
paparannya Direktur Operasi Laut menjelaskan bahwa pelaksanaan tugas fungsi dan
kewenangan Bakamla RI terkait patroli keamanan dan keselamatan dilaut,
membutuhkan sarana dan prasarana / infastruktur pangkalan dan kapal yang di
dukung dengan sistem peringatan dini. Pangkalan berfungsi sebagai pendukung kegiatan
operasi, dukungan logistik, dukungan administrasi dan dukungan khusus yang akan
digunakan oleh Bakamla maupun instansi terkait lainnya. Pangkalan Bakamla RI
yang berada di Batam (Zona Maritim Barat), Ambon (Zona Maritim Tengah) dan
Manado (Zona Maritim Timur) juga melaksanakan tugas mengamankan Alur laut
kepuluan Indonesia I, II dan III yang berada di wilayah kerjanya masing masing.
Selanjutnya
dijelaskan pula bahwa untuk melindungi fisik serta pengawasan dan monitoring
wilayah laut Indonesia terutama diwilayah padat aktivitas maritim yang
dihadapkan dengan multi ancaman memerlukan respon cepat dan membutuhkan kontrol
/ monitor secara terpusat dan terintegrasi.
Untuk
itu Bakamla RI membangun satu sistem surveillance terintegrasi sebagai salah
satu bagian penting untuk memenuhi kebutuhan pengamanan menyesuaikan dengan
karakteristik lingkungan maritim dan tuntutan situasi yang terus berkembang,
sebagai penguatan dari sarana dan prasarana yang ada. Dalam hal ini Bakamla RI
mengembangkan smart system yang dapat mendeteksi pergerakan perilaku kapal yang
tidak wajar, dimana system ini dapat memberikan data awal terjadinya
pelanggaran keamanan maritime berdasarkan beberapa parameter anomaly.
Disampaikan
pula bahwa posisi geografis Indonesia yang memiliki 3 perairan strategis yaitu
Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Makassar membutuhkan dukungan untuk dapat
mengidentifikasi dan mendeteksi ancaman potensial serta pengawasan sumber daya
dan lingkungan laut. Semua data yang diperoleh perlu diikuti pula dengan integrasi
sistemnya. Akhirnya semua hal yang telah disebutkan diatas harus diimbangi
dengan kemampuan personel, yang didukung pula oleh kebijakan pemerintah dan
anggaran sebagai factor yang tidak kalah penting.
Pada
akhir paparan, Direktur Operasi laut berharap melalui forum ini dapat dilakukan
diskusi yang memberikan pandangan yang lebih baik sebagai kontribusi bagi
Bakamla RI untuk membangun keamanan dan keselamatan maritim secara nasional
maupun regional.
Autentikasi:
Kasubbag Humas Bakamla RI, Kapten Mar Mardiono