Papua (LawuPost) Suku Mairasi adalah salah satu suku yang berada ditengah-tengah
lebatnya hutan pegunungan Emansiri. Untuk mencapai lokasi suku Mairasi,
Tim Jelajah Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016 Subkorwil 8 Kaimana
yang dipimpin oleh Dantim Jelajah Letda Inf Hendra Adhi Wijayanto, Grup
1 Kopassus bersama sembilan personel ekspedisi menuju Desa Lobo dari
Kota Kaimana. Waktu yang ditempuh menuju Desa Lobo sekitar empat jam
dengan kapal perintis, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki seama
tiga hari dari Desa Lobo menuju lokasi suku Mairasi di pegunungan
Emansiri.
Ditemani keindahan pemandangan alam
hutan pegunungan Emansiri dengan ketinggian 1.346 meter dari permukaan
air, Tim Jelajah Subkorwil 8 Kaimana berjalan menelusuri jalan setapak
terjal, berkelok-kelok, menyisiri tebing dan menembus sepuluh punggung
pegunungan. Letih, haus dan lelah terobati ketika hembusan angin dari
sela-sela pepohonan yang langsung menerpa sanubari para Tim Jelajah
tatkala berjumpa suku Mairasi.
Suku Mairasi
dihuni oleh puluhan kepala keluarga, penduduk suku ini tersebar di
beberapa kampung kecil, yaitu Kampung Barari, Morano, Maimai, Lobo dan
Sisir yang berada di bawah wilayah Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana.
Kediaman rumah suku Mairasi berbentuk rumah kayu panggung dan makanan
pokok masyarakat suku Mairasi berupa sagu, ubi jalar, piang dan ketela
pohon.
Masyarakat suku Mairasi pada awalnya
takut dengan kedatangan Tim Ekspedisi NKRI. Setelah dijelaskan maksud
kedatangan Tim Ekspedisi akhirnya masyarakat suku Mairasi menerima
secara terbuka. Sambutan adatpun digelar, Tim Ekspedisi NKRI Subkorwil 8
Kaimana diterima secara adat dengan membasuh tangan dari air dalam
bambu yang dituangkan oleh para wanita suku Mairasi. Menurut kepercayaan
masyarakat setempat makna membasuh dengan air karena air merupakan
sumber kehidupan.
Kepercayaan sekaligus
penghormatan suku Mairasi kepada Tim Ekspedisi NKRI terlihat ketika
Dantim Jelajah diminta untuk memberi nama calon bayi yang lahir. Kepala
suku kampung Werinau Nataniel memberikan kehormatan langsung kepada
Dantim Jelajah untuk memberi nama seorang bayi yang lahir bertepatan
dengan Tim Jelajah tiba di suku tersebut. "Jongi yom jaanou nakutonkei (saya minta memberi nama adik si bayi), pinta Kepala Suku Mairasi.
Anak
kebanggaan dari pasangan yang berasal dari Marga Ai dan Asafa ini lahir
pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 05.00 Wita. Tm Jelajah dengan sigap
membantu persalinan wanita suku Mairasi ini. Oleh Dantim Jelajah yang
berasal dari satuan Kopassus, bayi merah itu diberi nama "Army Navy
Satria Ai". Arti Army Navy karena Tim Jelajah terdiri dari TNI AD dan
TNI AL. Satria artinya TNI adalah ksatria pembela bangsa dan negara. Ai
karena orang tua bayi tersebut berasal dari suku Ai.
Kepala
suku Mairasi berharap nama yang diberikan oleh Tim Ekspedisi nantinya
dapat menjadikan anak pasangan suku Mairasi ini sebagai ksatria yang
dapat melindungi seluruh masyarakat suku Mairasi. Rasa bahagiapun
terpancar dari kedua orang tua bayi Ai, karena mereka merasa tersanjung
dan terhormati atas pemberian nama kepada buah hatinya. "Ari amori"
(terima kasih) ucap orang tua Army Navy Satria Ai kepada Tim Ekspedisi
NKRI.
Masyarakat suku Mairasi menggelar
perjamuan menyambut lahirnya bayi Ai, sekaligus ucapan terima kasih
mereka kepada Tim Ekspedisi NKRI yang telah menolong dan memberikan
nama kepada bayi Ai. Sampailah waktunya Tim Ekspedisi NRI untuk kembali
menjalankan misi penjelajahan ekspedisi selanjutnya, dengan penuh suka
cita, Tim Jelajah Ekspedisi NKRI Subkorwil 8 Kaimana dilepas dengan
upacara adat yaitu membasuh tangan yang dituangkan dari air dalam bambu.
Autentikasi : Kapen Kopassus, Letkol Inf Ir. Joko Tri Hadimantoyo