Jakarta (LawuPost) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad),
Jenderal TNI Mulyono memimpin upacara serah terima jabatan Danjen Kopassus dari
Mayjen TNI M. Herindra kepada Brigjen TNI Madsuni di Aula Jenderal Besar AH.
Nasution Lantai 3 Mabesad Jakarta (Jum’at, 7/10). Upacara tersebut dilakukan
bersama-sama dengan serah terima jabatan Irjenad, Pangdam III/Siliwangi,
Pangdam IM, Gubernur Akmil, Dansecapa AD, Kadisjarahad dan Kadisbintalad.
Pergantian pejabat di lingkungan TNI AD ini, merupakan bagian dari upaya untuk
meningkatkan kinerja dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas. Melalui serah
terima jabatan diharapkan terjadi kesinambungan serta peningkatan kinerja
positif satuan-satuan jajaran TNI AD, sehingga tugas pokok akan terlaksana
secara lebih optimal serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam amanatnya, Kasad mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada para pejabat lama, atas dedikasi serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab jabatan masing-masing di lingkungan TNI AD. Begitu
pula kepada para isteri yang telah mendampingi suami dan membina organisasi
Persit Kartika Chandra Kirana di satuan masing-masing. Khusus kepada para
pejabat baru, Kasad berharap amanah ini hendaknya dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, dilandasi oleh kemauan yang kuat untuk berbuat yang terbaik,
berani, tulus dan ikhlas dalam menjalankan setiap tugas. Jangan alergi untuk
melanjutkan hal-hal positif yang sudah dirintis dan dilaksanakan oleh pejabat
lama dan perbaiki hal-hal yang belum tuntas atau kurang tepat, sehingga satuan
tersebut akan semakin maju dan berkembang.
Kasad mengingatkan point penting yang disampaikan oleh
Bapak Presiden RI dan Panglima TNI pada saat peninjauan di Pulau Natuna (Kamis,
6/10), yaitu tentang kewaspadaan kita dalam menghadapi perkembangan regional di
Laut Cina Selatan bahwa pembangunan kekuatan di kepulauan Natuna merupakan
jawaban yang tidak bisa ditawar lagi. Ancaman yang telah, sedang dan akan terus
dihadapi secara nyata di berbagai bidang kehidupan adalah proxy war yang
di dalamnya terdapat kandungan krisis global berupa kompetisi antar negara
tentang energi, pangan dan air. Untuk itu, sebagai penjaga kedaulatan Negara,
TNI AD harus siap dan mampu berdiri paling depan untuk menghadapinya. Hal ini
selaras dengan pesan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang dicuplik dalam
Amanat Presiden RI pada Upacara Peringatan HUT TNI ke-71 tanggal 5 Oktober 2016
yang lalu, yaitu “bahwa satu hal yang akan terus menjadi hak milik
Indonesia, walaupun mengalami perubahan, adalah Tentara Nasional Indonesia”.
Selain itu, wujud ancaman nyata yang harus senantiasa diwaspadai antara lain
adalah berkembangnya terorisme dan penyalahgunaan Narkoba ditengah-tengah
masyarakat yang sudah masuk pada seluruh tingkat kehidupan sosial, sehingga
sulit untuk dideteksi pergerakannya. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden RI
saat di Natuna, perang melawan Narkoba harus menjadi prioritas utama kinerja
seluruh instansi pemerintah Indonesia. Karena hal tersebut dapat merusak sikap
mental Bangsa dan merubah pranata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Oleh karenanya, tidak ada kata lain bagi TNI AD untuk terus
melanjutkan upaya pembersihan internal yang telah kita mulai, agar kita juga
mampu memberikan kontribusi yang lebih maksimal dalam perang melawan Narkoba.
Bapak Presiden juga menekankan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi
persaingan terkait dengan perkembangan teknologi yang tidak mungkin dihindari.
Ini sebagai salah satu bentuk invasi dan pintu masuk bagi Negara tertentu untuk
melancarkan kepentingan di Negara sasaran dan tidak menutup kemungkinan salah
satunya adalah Indonesia.
Selanjutnya, Kasad juga menyampaikan bahwa saat ini di
era yang jauh berbeda dengan era satu dekade sebelumnya, segala sesuatu yang
dikerjakan harus dapat dipertanggungjawabkan, tidak saja secara administrasi,
tetapi juga secara fisik dan moral. Artinya, kinerja yang ditampilkan harus
sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diemban, harus dapat
dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi prinsip
transparansi dan akuntabilitas, serta selalu mempedomani mekanisme dan prosedur
yang berlaku secara hierarkis dalam kehidupan kemiliteran. Sementara itu, dalam
pelaksanaan program dan pengelolaan anggaran, Kasad menegaskan bahwa anggaran
yang dipertanggungjawabkan itu akan menjadi penilaian masyarakat melalui
lembaga pemerintah yang membidangi, sehingga akan menentukan kredibilitas TNI
AD sebagai instansi pemerintah yang dibiayai oleh rakyat. Oleh karenanya, para
pejabat TNI AD harus memegang komitmen untuk mewujudkan clean government
dan good governance di dalam tubuh organisasi TNI AD, beserta semua unit
organisasi di lingkungan TNI AD. Kuncinya adalah melaksanakan fungsi
pengawasan dan pengendalian serta komunikasi yang baik pada semua tingkatan
satuan dengan ketat, terus menerus, tegas dan tanpa kompromi, serta selalu
berkoordinasi kepada lembaga pengawasan seperti Itjenad yang mengemban fungsi
pengawasan dan pemeriksaan. Setiap pejabat harus melakukan pekerjaan
sesuai lingkup tugas dan kewenangan masing-masing secara profesional dan
proporsional, dengan menciptakan dan membangun manajemen kerja yang kondusif
dan konstruktif di lingkungan kerja masing-masing agar mampu memberdayakan
semua sumber daya yang ada dalam mencapai sasaran kinerja secara optimal.
Kemudian dalam menghadapi perhelatan akbar Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) secara langsung dan serentak hampir di sebagian wilayah Indonesia termasuk di Ibu Kota yang digelar di awal tahun 2017, para pimpinan TNI AD dan jajarannya harus tetap menjaga dan menjunjung tinggi komitmen Netralitas TNI dalam kehidupan politik nasional dan daerah, jangan sampai terlibat dalam suksesi dan isu pemilihan calon tertentu walaupun bakal calon dari kepala daerah tersebut mantan anggota TNI AD. TNI AD harus siap membantu mengamankan masa kampanye dan jalannya Pilkada guna menjamin stabilitas keamanan nasional dengan membantu Pemda dan Polri dalam kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menciptakan situasi kondusif di lingkungan satuan masing-masing sehingga Pilkada dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar. Tunjukkan profesionalitas dan proporsionalitasnya dalam setiap pelaksanaan tugas. Tegakkan prinsip loyalitas tegak lurus ke atas dengan mematuhi prosedur dan mekanisme organisasi yang berlaku. Hindari terjadinya kesalahan yang bersifat fatal, baik ditinjau dari aspek politis maupun profesionalitas militer yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan dan pengendalian para Komandan Satuan.
Kemudian dalam menghadapi perhelatan akbar Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) secara langsung dan serentak hampir di sebagian wilayah Indonesia termasuk di Ibu Kota yang digelar di awal tahun 2017, para pimpinan TNI AD dan jajarannya harus tetap menjaga dan menjunjung tinggi komitmen Netralitas TNI dalam kehidupan politik nasional dan daerah, jangan sampai terlibat dalam suksesi dan isu pemilihan calon tertentu walaupun bakal calon dari kepala daerah tersebut mantan anggota TNI AD. TNI AD harus siap membantu mengamankan masa kampanye dan jalannya Pilkada guna menjamin stabilitas keamanan nasional dengan membantu Pemda dan Polri dalam kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk menciptakan situasi kondusif di lingkungan satuan masing-masing sehingga Pilkada dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar. Tunjukkan profesionalitas dan proporsionalitasnya dalam setiap pelaksanaan tugas. Tegakkan prinsip loyalitas tegak lurus ke atas dengan mematuhi prosedur dan mekanisme organisasi yang berlaku. Hindari terjadinya kesalahan yang bersifat fatal, baik ditinjau dari aspek politis maupun profesionalitas militer yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan dan pengendalian para Komandan Satuan.
Sebelum mengakhiri amanat, Kasad menekankan kepada
para seluruh pimpinan satuan jajaran TNI AD, untuk senantiasa mengingatkan dan
mengawasi prajuritnya agar tidak arogan dalam pelaksanaan tugas ditengah-tengah
masyarakat. Memasuki era reformasi yang lalu, kita telah
bersusah payah mengembalikan dan menjaga nama baik TNI AD dimata masyarakat,
hingga akhirnya memperoleh kepercayaan tertinggi pada saat ini, di atas Lembaga
Kepresidenan dan KPK. Semua itu tidak lepas dari kuatnya sinergitas positif,
komitmen dan konsistensi yang telah kita bangun dengan masyarakat, instansi
pemerintahan maupun media massa. Jangan sampai tindak kekerasan dan arogansi
yang dilakukan oleh para prajurit kepada masyarakat maupun awak media seperti
yang masih terjadi di beberapa wilayah akhir-akhir ini, akan merusak
kepercayaan masyarakat yang telah terbangun dengan baik. Para pimpinan satuan
hendaknya juga terus berupaya meningkatkan kualitas kinerja dan prestasi
satuannya masing-masing melalui program Pembinaan Satuan yang terarah dan
terukur, serta menekan angka pelanggaran prajurit yang hingga saat ini masih
cukup tinggi. Ingatkan para prajurit dan keluarganya agar tidak mudah
terpengaruh oleh berbagai perkembangan sosial yang terjadi di lingkungan.
Persoalan kesejahteraan yang masih dialami hingga saat ini, jangan sampai
menjadikan prajurit dan keluarganya mengambil jalan pintas, tergiur oleh janji-janji
yang tidak masuk akal, sebagaimana yang terjadi di padepokan Dimas Kanjeng Taat
Pribadi di Probolinggo Jawa Timur. Yakinkan kepada prajurit bahwa pemerintah
dan pimpinan TNI AD akan terus memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
prajurit agar menjadi semakin baik. Upacara serah terima jabatan dihadiri oleh para
pejabat TNI AD, para Pangkotama dan Kabalakpus TNI AD, Ketua dan Wakil Ketua
Umum Persit Kartika Chandra Kirana beserta Pengurus Pusat Persit Kartika
Chandra Kirana serta Perwakilan Pamen, Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS TNI
AD. (Penerangan Kopassus)