Banjar (LawuPost) – Kota Banjar kembali meraih piala Adipura. Ini kali keempat selama empat tahun berturut-turut Kota Banjar meraih prestasi paling bergengsi di bidang kebersihan dan penataan lingkungan di negeri ini. Pengumuman dan penyerahan penghargaan piala Adipura ini dilakukan pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kabupaten Siak Provinsi Riau beberapa waktu lalu.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya. Piala paling bergengsi itu diterima langsung oleh Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih bersama para pejabat Dinas Cipta Karya Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKLTH) Kota Banjar.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden, Yusuf Kalla mengatakan beragam program yang berhubungan dengan lingkungan hidup harus mampu tercipta di setiap daerah. Khususnya dalam pembentukan kawasan-kawasan hijau dan liveable. “Ke depan segala bentuk program lingkungan hidup, kiranya mampu melahirkan kawasan-kawasan yang hijau dan liveable. Sehingga masyarakat bisa menikmati dampak dari program-program tersebut, “papar Wakil Presiden asal Sulawesi Selatan itu.
Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengingatkan agar para penerima penghargaan mampu mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya. “Bagi kota-kota yang sudah mendapatkan ini adalah apresiasi dan harus dijaga dan ditingkatkan terus, “kata Siti.
Ada perbedaan dalam mekanisme penilaian Adipura yang dilakukan pada tahun 2016 ini. Perbedaan salah satunya menyangkut kategori penerima. Pada tahun-tahun sebelumnya Adipura dikelompokan dalam empat kategori kota yakni Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang dan Kota Kecil. Namun pada tahun 2016 ini penghargaan Adipura diberikan dalam tiga kategori yakni Adipura Buana, Adipura Kirana dan Adipura Paripurna.
Adipura Buana adalah penghargaan adipura yang diberikan kepada Kota/Ibukota Kabupaten yang layak huni. Kemudian Adipura Kirana adalah penghargaan Adipura yang diberikan kepada Kota/Ibukota Kabupaten yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Trade, Tourism, and Investment berbasis pengelolaan lingkungan hidup.
Sementara Adipura Paripurna adalah penghargaan tertinggi terhadap Kota/Ibukota Kabupaten yang telah mampu memberikan kinerja terbaik untuk kedua kategori Adipura di atas, yaitu Adipura Buana dan Adipura Kirana. Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih mengaku bangga atas prestasi yang diraih Kota Banjar tersebut. Dia berharap penghargaan ini bisa lebih meningkatkan kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. “Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua stakeholder serta peran aktif semua lapisan masyarakat sehingga untuk yang keempat kalinya Kota Banjar mendapatkan penghargaan Adipura, “kata Hj. Ade Uu Sukaesih.
Capaian prestasi membanggakan dalam bentuk piala Adipura Kirana yang diraih oleh Kota Banjar pada tahun 2016 ini semakin menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kota Banjar untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang memang sudah digariskan dalam misi pembangunan kepemimpinan Wali Kota, Hj. Ade Uu Sukaesih.
Meski bukan tujuan utama, namun penghargaan Adipura yang diraih selama 4 tahun berturut-turut ini menjadi indikator adanya keseriusan dari pemerintah Kota Banjat terhdap lingkungan hidup. “Adipura yang kita raih ini merupakan Adipura Kirana yang merupakan penghargaan Adipura yang diberikan kepada Kota/Ibukota Kabupaten yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan, pariwisata dan investasi berbasis pengelolaan lingkungan hidup, “kata Kepala Dinas Cipta Karya Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar, Drs. Yoyo Suharyono didampingi Kepala Bidang Lingkungan Hidup, Hj. Dwi Estriningrum.
Pertumbuhan ekonomi berbasis pengelolaan lingkungan hidup yang berkembang di Kota Banjar adalah keberadaan bank sampah yang banyak tersebar di setiap lingkungan Rw. Aktifitas pemilahan sampah ini selain bisa mereduksi volume sampah juga mampu memberikan dampak ekonomi bagi para pengelola dan masyarakat.
Lebih lanjut Yoyo memaparkan untuk meraih kembali anugerah Adipura ini, tentu saja banyak tantangan, karena indikator yang dinilai lebih banyak. Pemerintah Kota Banjar pun treus berbenah dan terus meningkatkan kinerjanya dalam mengelola lingkungan yaitu dengan menambah dan menata ruang terbuka hijau sesuai dengan kebutuhan RTH Kota, mengembangkan kinerja pengelolaan persampahan, meningkatkan lingkungan pemukiman yang sehat, meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, meningkatkan pengendalian, pengawasan dan antisipasi masyarakat dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan.
Pemerintah Kota Banjar juga mempunyai beberapa inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup diantaranya mewajibkan setiap Desa/Kelurahan mempersiapkan lahan untuk pembangunan TPS 3R menurut skala prioritas dan kesiapan Desa/Kelurahan, pembentukan Bank sampah di setiap Rw untuk reduksi sampah di setiap lingkungan, dan bank sampah di setiap sekolah komitmen bersama bahwa semua sekolah wajib mengikuti program Adiwiyata.
Kemudian ada pula pengelolaan limbah air wudu menjadi air bersih dengan sistem sewage water di SMK Negeri 1 Banjar serta pembuatan sumur resapan di Kantor Kelurahan/Desa serta OPD sebagai bentuk inovasi waste to resources dan pembangunan IPAL limbah tahu menjadi gas sebagai bentuk inovasi waste to energy. Dan juga diperlukan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah dan RTH dengan melakukan MOU dengan retailer dengan tetap menekankan tanggungjawab pengelolaan sampah. (mamay)
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya. Piala paling bergengsi itu diterima langsung oleh Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih bersama para pejabat Dinas Cipta Karya Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKLTH) Kota Banjar.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden, Yusuf Kalla mengatakan beragam program yang berhubungan dengan lingkungan hidup harus mampu tercipta di setiap daerah. Khususnya dalam pembentukan kawasan-kawasan hijau dan liveable. “Ke depan segala bentuk program lingkungan hidup, kiranya mampu melahirkan kawasan-kawasan yang hijau dan liveable. Sehingga masyarakat bisa menikmati dampak dari program-program tersebut, “papar Wakil Presiden asal Sulawesi Selatan itu.
Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengingatkan agar para penerima penghargaan mampu mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya. “Bagi kota-kota yang sudah mendapatkan ini adalah apresiasi dan harus dijaga dan ditingkatkan terus, “kata Siti.
Ada perbedaan dalam mekanisme penilaian Adipura yang dilakukan pada tahun 2016 ini. Perbedaan salah satunya menyangkut kategori penerima. Pada tahun-tahun sebelumnya Adipura dikelompokan dalam empat kategori kota yakni Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang dan Kota Kecil. Namun pada tahun 2016 ini penghargaan Adipura diberikan dalam tiga kategori yakni Adipura Buana, Adipura Kirana dan Adipura Paripurna.
Adipura Buana adalah penghargaan adipura yang diberikan kepada Kota/Ibukota Kabupaten yang layak huni. Kemudian Adipura Kirana adalah penghargaan Adipura yang diberikan kepada Kota/Ibukota Kabupaten yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Trade, Tourism, and Investment berbasis pengelolaan lingkungan hidup.
Sementara Adipura Paripurna adalah penghargaan tertinggi terhadap Kota/Ibukota Kabupaten yang telah mampu memberikan kinerja terbaik untuk kedua kategori Adipura di atas, yaitu Adipura Buana dan Adipura Kirana. Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih mengaku bangga atas prestasi yang diraih Kota Banjar tersebut. Dia berharap penghargaan ini bisa lebih meningkatkan kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. “Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua stakeholder serta peran aktif semua lapisan masyarakat sehingga untuk yang keempat kalinya Kota Banjar mendapatkan penghargaan Adipura, “kata Hj. Ade Uu Sukaesih.
Capaian prestasi membanggakan dalam bentuk piala Adipura Kirana yang diraih oleh Kota Banjar pada tahun 2016 ini semakin menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kota Banjar untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang memang sudah digariskan dalam misi pembangunan kepemimpinan Wali Kota, Hj. Ade Uu Sukaesih.
Meski bukan tujuan utama, namun penghargaan Adipura yang diraih selama 4 tahun berturut-turut ini menjadi indikator adanya keseriusan dari pemerintah Kota Banjat terhdap lingkungan hidup. “Adipura yang kita raih ini merupakan Adipura Kirana yang merupakan penghargaan Adipura yang diberikan kepada Kota/Ibukota Kabupaten yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan, pariwisata dan investasi berbasis pengelolaan lingkungan hidup, “kata Kepala Dinas Cipta Karya Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar, Drs. Yoyo Suharyono didampingi Kepala Bidang Lingkungan Hidup, Hj. Dwi Estriningrum.
Pertumbuhan ekonomi berbasis pengelolaan lingkungan hidup yang berkembang di Kota Banjar adalah keberadaan bank sampah yang banyak tersebar di setiap lingkungan Rw. Aktifitas pemilahan sampah ini selain bisa mereduksi volume sampah juga mampu memberikan dampak ekonomi bagi para pengelola dan masyarakat.
Lebih lanjut Yoyo memaparkan untuk meraih kembali anugerah Adipura ini, tentu saja banyak tantangan, karena indikator yang dinilai lebih banyak. Pemerintah Kota Banjar pun treus berbenah dan terus meningkatkan kinerjanya dalam mengelola lingkungan yaitu dengan menambah dan menata ruang terbuka hijau sesuai dengan kebutuhan RTH Kota, mengembangkan kinerja pengelolaan persampahan, meningkatkan lingkungan pemukiman yang sehat, meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap potensi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, meningkatkan pengendalian, pengawasan dan antisipasi masyarakat dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan.
Pemerintah Kota Banjar juga mempunyai beberapa inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup diantaranya mewajibkan setiap Desa/Kelurahan mempersiapkan lahan untuk pembangunan TPS 3R menurut skala prioritas dan kesiapan Desa/Kelurahan, pembentukan Bank sampah di setiap Rw untuk reduksi sampah di setiap lingkungan, dan bank sampah di setiap sekolah komitmen bersama bahwa semua sekolah wajib mengikuti program Adiwiyata.
Kemudian ada pula pengelolaan limbah air wudu menjadi air bersih dengan sistem sewage water di SMK Negeri 1 Banjar serta pembuatan sumur resapan di Kantor Kelurahan/Desa serta OPD sebagai bentuk inovasi waste to resources dan pembangunan IPAL limbah tahu menjadi gas sebagai bentuk inovasi waste to energy. Dan juga diperlukan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah dan RTH dengan melakukan MOU dengan retailer dengan tetap menekankan tanggungjawab pengelolaan sampah. (mamay)