Puspen TNI (LawuPost) "Saya bersemangat tampil
dihadapan orang-orang tua, tua-tua adat, orang-orang yang dapat
mempersatukan bangsa dan keutuhan NKRI" ucap panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo pada acara Musyawarah Masyarakat Adat Batak (MMAB) di
Lapangan terbuka, Parapat, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (30/7/2016).
Di sela-sela kesibukannya setelah meninjau
Kegiatan Bakti TNI di kec. Haranggaol, Kab. Simalungun Panglima TNI
dengan menggunakan Helicopter bergegas bertatap muka dengan para tokoh
Adat Batak di Parapat untuk menyampaikan kekhawatirannya tentang Ancaman
yang sedang dan akan di hadapi Bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut kembali ditegaskan
olehnya bahwa TNI tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya tanpa
bantuan dan dukungan Rakyat. “Disinilah saya menemukan
bahwa sebenarnya
kekuatan TNI yang sejati adalah apabila bersama-sama dengan tokoh-tokoh
adat dan masyarakat adat, sehingga berani disini saya sampaikan bahwa
saya menitipkan keutuhan NKRI pada tokoh-tokoh adat dan masyarakat
adat," ucap Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Lebih lanjut, Panglima TNI menuturkan
bahwasanya kita harus bersatu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
dengan memanfaatkan modal geografi untuk menjadi negara agraris, negara
maritim dan negara industri. Syaratnya negara ini harus tetap aman, dan
keamanan inilah, menurutnya dititipkan kepada semua tokoh-tokoh adat.

“Bersatulah selalu dan bimbinglah masyarakatnya
untuk bersatu agar kita menjadi bangsa yang aman, sehingga kita bisa
membangun bersama-sama dengan pemimpin satu visi bersama-sama
pemerintah, maka pasti kita akan jadi bangsa pemenang yang bisa
mewujudkan Indonesia Raya,” ucapnya
Menghadapi ancaman nyata yang sudah merasuk ke
sendi kehidupan berbangsa, bernegara bahkan kehidupan berkeluarga maka
bangsa Indonesia harus memahami kembali jatidirinya sebagai bangsa
patriot, bergotong royong untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
“Inilah akar budaya yang harus sama-sama kita
lestarikan, karena tantangan kedepan semakin sulit,” ujar Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo.
Dihadapan para tokoh adat Batak, Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo juga menyampaikan bahwa bangsa ini adalah bangsa patriot
termasuk suku bangsa Batak, tidak ada satu pun daerah di Indonesia yang
tidak punya tarian perang, tidak ada satupun daerah yang tidak punya
ciri khas senjata, dan ini menunjukan sekecil apapun sukunya, kalau
ditekan pasti dia berani. Banyak Pahlawan dihasiklan negeri ini,
Pahlawan nasional Si Singa Mangaraja dan pahlawan revolusi seperti
Jenderal D.I Panjaitan dan Pierre Tendean adalah buktinya.
“Bapak-bapak mempunyai gen patriot dan punya
gen ksatria, kita punya jiwa patriot, kalau jati diri kita disentuh
pasti kita lawan dan tidak takut mati,” tegas Jenderal TNI Gatot.
Indonesia melakukan cara bernegaranya dengan
persatuan Indonesia, karena terdiri dari bermacam-macam suku, ras, agama
dan yang paling penting cara berdemokrasi adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Jadi rakyat dipimpin oleh hikmat.
“Orang yang bijaksana seperti kepala adat,
kepala suku yang mewakili masyarakat, tujuannya untuk bermusyawarah
mewakili rakyatnya,” kata Panglima TNI.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam
acara tersebut, jika Pancasila dilaksanakan dengan konsisten dan
konsekuen, maka pasti tujuan nasional tercapai yaitu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi jika Sila Pertama sampai Keempat
tidak dilaksanakan dengan konsisten, jangan harap Sila Kelima, keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia tercapa
“Inilah sebenarnya modal demografi harus
diwujudkan kembali sesuai apa yang dikatakan Presiden RI Joko Widodo
yaitu mewujudkan semuanya dengan gotong royong. Gotong royong, kalau
tidak di komandoi oleh tokoh-tokoh adat tidak mungkin tercapai, maka
tokoh-tokoh adat sangat signifikan untuk mewujudkan persatuan Indonesia
dan semuanya hanya untuk kesejahteraan kita bersama,” pungkas Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo.
Acara tersebut dihadiri Raja, Tetua adat dan
Tetua Suku dari 6 (enam) etnis lokal yaitu Toba, Karo, Simalungun,
Pakpak, Mandailing dan Angkola dengan keseluruhan ada 260 Marga di Tanah
Batak, bertujuan ingin berdialog dari masyarakat adat dengan pemerintah
pusat dan dialog ini membahas masyarakat adat bersama yang dihadiri
2.000 peserta dilaksanakan dari tanggal 29 s.d. 31 Juli 2016.
Turut hadir mendampingi Panglima TNI pada acara
tersebut, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Askomlek Panglima TNI
Marsda TNI Bonar Hutagaol dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.