KOTA SURAKARTA (LawuPost) Doa bersama dan corat coret jalan warnai Aksi Tolak Kebijakan Sistem Satu Arah Jl.Rajiman.
"Sayembara Dicari Wakil Walikota Yang Hilang" Tegas KH M.Ali dalam
orasinya, Gema Takbir berkumandang Untuk ke lima kalinya aksi penolakan
terhadap sistem satu arah (SSA) memanas di Jl Radjiman Laweyan, Kota
Surakarta diwarnai orasi keluh kesah dan protes warga terdampak SSA, dan
aksi corat-coret Jl Radjiman mengggunakan kapur tulis.
(Sabtu,11/06/2016) 

Sejumlah spanduk bernada kecaman terhadap kebijakan
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang memberlakukan system SAA, mereka bawa
ke lokasi demo. Doa bersama dimulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga
pukul 11.00 WIB, dipimpin KH Muhammad Ali. Sebelum doa bersama
dilakukan, mereka berjalan kaki dari base camp SAR Ta’mirul Islam, di
Jalan KH Samanhudi menuju Jl Dr Radjiman yang bejarak sekitar 500
meter.
Di pertigaan lampu merah Baron, mereka menggelar tikar
dan memblokir dua pertiga badan jalan Dr Radjiman yang merupakan jalan
provinsi penghubung Kota Solo, Semarang dan Yogyakarta. Tak lama
kemudian mereka menggelar Salat Hajat dan doa bersama, dengan imam
pimpinan Ponpes
Ta’mirul Islam, KH Muhammad Ali.

Namun para peserta aksi kali ini hanya mempergunakan
separuh badan jalan, tidak seperti aksi yang sudah-sudah yang menutup
total Jl Radjiman. Pasalnya kebijakan sistem satu arah yang diberlakukan
pemerintah kota Solo yang merasakan imbasnya secara langsung akibat
kebijakan sistem satu arah (SSA).

KH Muhammad Ali, koordinator aksi doa bersama bersama
terkait penolakan sistem satu arah, mengaku akan terus melakukan aksinya
selama kebijakan sistem satu arah tersebut tidak dibatalkan.
"Rakyat saat ini berteriak menentang kebijakan SSA,
Dicari Wakil Walikota yang hilang, yang katanya mewakili Umat Islam
Solo" Tegas KH Muhamad Ali dalam orasinya.
Selama ini aksi menutup jalan dan menggelar aksi demo di
Jl Dr Radjiman untuk menyampaikan keberatan atas diberlakukannya
sistem satu arah yang dinila aspirasinya terkait kebijakan satu arah
yang sangat merugikan masyarakat.
Sejumlah poster bertuliskan penolakan terhadap
pemberlakuan SSA. Antara lain berbunyi “kembalikan kenyamanan kampung
kami”, “kebijakanmu thas-thes alias tanpo mikir tanpo nyawang kahanan”,
“tolak SSA terbukti bikin sengsara”, “kembalikan jalur seperti semula”.
Ada sebuah spanduk kecil yang berisi sindiran terhadap
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga mantan wali kota Solo. Spanduk
tersebut berbunyi, “paaaakpakeeeeiki lho Solo diosak asik, dalane
macet..ekonomi merosot, warga resah!!!”. Spanduk tersebut bermakna warga
Solo mengadu kepada Jokowi, terkait kondisi yang terjadi saat ini.
Dalam aksi tersebut koordinator aksi, KH Muhammad Ali
mengatakan, siap melawan kebijakan yang salah dan tetap akan berjuang
untuk kepentingan warga yang dirugikan oleh kebijakan Pemerintah kota
Surakarta.
“Kami tetap menolak dan akan melawan kebijakan
sewenang-wenang pemberlakuan sistem satu arah ini. Kebijakan penguasa
tanpa melibatkan rakyat telah membuat perekonomian warga Kecamatan
Laweyan mengalami penurunan drastis. Bahkan, banyak pengusaha yang
gulung tikar dan menutup usahanya,” tandasnya.
Muhammad Ali berjanji akan terus melakukan aksi tersebut
bersama warga. Dia yang memulai aksinya pada pertengahan Maret hingga
saat ini tersebut tak akan surut dan tidak akan menghentikan aksinya,
jika tuntutan warga tidak diindahkan, bahkan terkesan disepelekan. (rd)