Puspen TNI (LawuPost) Hasilnya Alhamdulillah seluruhnya
keempat ABK secara fisik maupun hasil pemeriksaan
sarana penunjang dalam kondisi sehat walafiat kondisinya prima termasuk keadaan kesehatan jiwanya dalam kondisi stabil. Demikian
disampaikan Kolonel Ckm Bambang Dwi Hasto, Sp.B FinaCS., M.Si. selaku Wakil
Kepala Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto dalam keterangan
persnya saat jumpa pers di Auditorium Bedah Rumah
Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto, Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No
24, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
Keempat orang
Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristy yang merupakan Warga Negara Indonesia
disandera
kelompok Abu Sayyaf pada
tanggal 15 April 2016. Kapal mereka dibajak saat melintas di perairan perbatasan
Malaysia-Filipina saat kembali dari Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Timur.
Para ABK tersebut adalah Mochammad Ariyanto Misnan sebagai Master (Nakhoda) yang bertempat tinggal di Bekasi Jawa Barat, Loren Marinus Petrus Rumawi sebagai Chief Officer bertempat tinggal di Sorong, Papua Barat, Dede Irfan
Hilmi sebagai Second Officer bertempat tinggal di Ciamis,
Jawa Barat, dan Samsir sebagai Juru Mudi bertempat tinggal
di Palopo, Sulawesi Selatan.
Setelah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma
keempat ABK tersebut melanjutkan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit
Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto, Seperti dikatakan Kolonel Ckm Bambang, siang ini
pukul 11.10 kita telah menerima 4 ABK WNI yang telah dibebaskan dari
penyanderaan di Filipina, kita melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Pemeriksaan kesehatan fisik dilakukan oleh para
tim dokter spesialis dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan jantung, thorax, dan laboratorium lengkap, kemudian dilanjutkan
dengan pemeriksaan kesehatan jiwa oleh tim Kesehatan Jiwa (Keswa) kita,” kata Kolonel
Ckm Bambang.
“Oleh karena itu, hasil ini akan kami serahkan
kepada Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) untuk diserahkan kepada keluarganya,”
pungkas Kolonel Ckm Bambang saat mengakhiri keterangan persnya dan dilanjutkan
dengan penyerahan berkas hasil pemeriksaan kesehatan kepada perwakilan dari Kemenlu
RI.
Sebagaimana dikatakan Pangkostrad sebelumnya
didepan awak media bahwa, penjemputan empat ABK tersebut atas perintah Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada Saya. “Perintah itu saya lakukan,
apapun resikonya tetap Saya akan laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,”
tegasnya.
Proses serah terima sandera antara
pemerintah Filipina dengan Indonesia terwujud atas usaha diplomasi pemerintah
Indonesia yang merupakan tindak lanjut kerja sama Trilateral yang ditindaklanjuti melalui pengembangan aturan kesepakatan bersama Standart
Operational Procedure (SOP) yang
segera
didiskusikan bersama oleh pihak militer Indonesia,
Filipina dan Malaysia.
Autentikasi : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi
Berlin G. S.Sos., M.M.