Puspen TNI (LawuPost) Saya yakin, karena ini kecintaaan Presiden.
Presiden menginginkan percepatan ekonomi dan Papua yang pertama adalah
kesejahteran. Oleh karena
itu, tanpa
jalan tak mungkin ada kesejahteraan. Saya yakin setelah ekonomi merata, Papua akan aman
dan Jayapura pun akan aman. Nanti masyarakatnya akan sibuk sendiri, jadi
tidak ada ideologi Papua Merdeka, yang ada bagaimana keadilan dan
kesejahteraan, karena tak mungkin kesejahteraan tanpa infrastruktur.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Asops Kasad
Mayjen TNI Johny L. Tobing, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos.,
Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI
Hinsa Siburian, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Harjo Susmoro, Danrem
174/Merauke Brigjen TNI Achmad Marzuki dan Dirziad Brigjen TNI Irwan saat meninjau jalan
Trans Papua di Distrik Mamugu, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (28/4/2016).
Panglima TNI juga
menyampaikan bahwa, kurang lebih 11 kilo lagi jalan ini bisa dilalui. Dipastikan, bulan Juni
sudah kita tinggalkan karena pada bulan Agustus jalan ini akan dilalui oleh Presiden
dari Pelabuhan Mamugu. Di Pelabuhan Mamugu bisa 250 ton kapal, kemudian bongkar
muat disana, jadi bisa lewat tanpa hambatan sampai di Kenyam. Kalau sudah
selesai ini, maka bisa seperlimanya harga disana. Seperti kita ketahui bahwa di
Wamena harga semen satu sak bisa mencapai 1,2 juta, padahal harga semen di Jawa
sekitar 80 ribuan. Semoga dengan jalan ini bisa dilalui, maka harga semen bisa
sampai 250 ribu.
“Kita bekerja sambil mengamankan
diri, keamanan tanggung jawab Pangdam. Jadi tidak ada satu jengkal tanah pun di
Republik Indonesia ini tak aman. Saya katakan ke Presiden, Presiden
mau kemana pun di Republik ini, harus bisa, kalau simpul-simpul ekonomi sudah
ada di sekitar jalan ini, saya yakin masyarakat sendiri yang mengamankan, karena
masyarakat sendiri yang merasakan nikmatnya terbuka dari isolasi ekonomi. Kenyam ini akan menjadi
kota yang luar biasa”, tutur Panglima TNI.
“Semoga semuanya bisa lancar agar
bulan Agustus Presiden bisa lewat sini, karena ini kepedulian Presiden kepada
Papua luar biasa, beberapa kali beliau kesini, besok Presiden akan datang. Kita lihat bagaimana pesta sepak
bola yang
megah di Jayapura,
makanya saya undang para Kepala Suku untuk nonton bareng di Kodim, cuma memang agak malam,
agar di Jawa bisa nonton, jam 9 kick off,” pungkas Panglima TNI.
Seperti diketahui berdasarkan instruksi
Presiden RI Ir. H. Joko Widodo, Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengerahkan jajarannya untuk membangun jalan dari
Wamena menuju Mamugu,
Papua. Jalan sepanjang 278,6 Km tersebut mulai dikerjakan sejak Januari 2016.
Data dari Kodam XVII/Cenderawasih, jalan sepanjang 278,6 Km ini melewati daerah
hutan, rawa dan sungai. Ruas jalan ini melalui 40 sungai, sebanyak 32 sungai belum
ada jembatan dan 8 lainnya mempunyai jembatan sementara dari kayu. Selain
pembangunan jalan, direncanakan akan turut dibangun dua dermaga di Mamugu dan Batas Batu yang
nantinya kapal bisa masuk sampai 300 ton ke Mamugu dan di Batas Batu bisa masuk
kapal sebesar 150 ton.
Desain konstruksi jalan yang akan
dibuka direncanakan lebar total adalah 11 meter, badan jalan 6 meter, bahu
jalan 3 meter dan drainase 2 meter. Total kekuatan yang dikerahkan
jajaran Zeni Angkatan Darat sejumlah 394 orang personel dengan komposisi POP-1
yang terdiri dari Denzipur-12 mengerjakan ruas jalan Wamena-Habema dan Habema-Mbua; POP-2 dari
Yonzipur-18 mengerjakan ruas jalan Mbua-Mugi dan Mugi-Paro dan POP-3 dari
Yonzikon-14 mengerjakan ruas jalan Paro-Kenyam dan Kenyam-Mamugu, dengan kekuatan
tiap POP berjumlah 107 orang. Alat berat yang dibutuhkan untuk pembukaan jalan
berjumlah 78 unit dan pengaspalan jalan berjumlah 60 unit.
Hingga akhir 2015 lalu dari rencana
awal jalan Trans Papua yang akan dibangun sepanjang 4.325 km saat ini yang
belum tersambung adalah 658 km, pada 2016 direncanakan dibuka sekitar 278 km dan
sesuai instruksi Presiden Joko Widodo pada 2018 seluruh ruas yang masih
terputus sudah tersambung dan bisa difungsikan sehingga selatan Papua lebih hidup
dan Tol Laut Lintas Selatan Indonesia dapat terwujud, karena saat ini warga
terutama yang bermukim di pedalaman Papua tak punya akses jalan dan hanya
mengandalkan transportasi angkutan udara yang tak semua kalangan bisa
menjangkaunya.
Autentikasi : Kabidpenum
Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.