Makassar (LawuPost) Guna mempercepat literasi anak-anak usia dini, 13 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan yaitu Bantaeng, Takalar, Makassar, Maros, Pangkep, Parepare, Pinrang, Sidrap, Bone, Soppeng, Wajo, Sengkang dan Toraja bekerjasama dengan USAID PRIORITAS menyelenggarakan program buku bacaan berjenjang. Diharapkan dengan program ini kemampuan siswa kelas awal dalam memahami bacaan meningkat, dan dasar ketrampilan literasi tertanam dengan baik semenjak dini. “Program ini adalah upaya mengurangi tingkat illiterasi atau ketidakmampuan membaca dan memahami bacaan yang cukup tinggi di Sulsel,” ujar Jamaruddin Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sulsel (7/2/16).

Sekretaris Daerah Tana Toraja, Enos Karoma SH, yang meluncurkan program tersebut di Tana Toraja beberapa waktu lalu menyatakan pentingnya peran orang tua siswa mendorong para siswa terbiasa membaca. Menurutnya, orang tua siswa harus mendorong siswa untuk rajin ke perpustakaan dan meminjam buku. “Guru juga harus kreatif menciptakan
lingkungan yang membuat siswa mau rajin membaca. Lingkungan terbaiknya adalah ketika guru menjadi contoh bagi para siswanya, ” ujarnya. Dia berharap program buku berjenjang menjadi salah satu strategi meningkatkan minat baca siswa.
Di Wajo, Sekretaris Daerah Firdaus Perkesi didaulat untuk meluncurkan program tersebut pada tanggal 4 Februari 2016 yang lalu. “Literasi harus dilatih sejak dini. Peradaban dan budi pekerti yang baik bisa tumbuh ketika anak-anak banyak membaca,” ujarnya. Monitoring program buku bacaan berjenjang juga akan dilakukan di Wajo. Sementara itu Kepala Dinas Wajo juga berkomitmen akan secara perlahan menjadikan kabupaten Wajo kota literasi.
Di Bone, program diluncurkan langsung oleh Bupati Bone Fahsar M. Padjalangi (5 Februari 2016). Bupati memberikan apresiasi yang besar atas program yang dikerjasamakan dengan USAID PRIORITAS ini. Bahkan Pemda Bone berniat membeli sendiri buku-buku berjenjang ini sendiri untuk sekolah-sekolah yang tidak mendapatkan bantuan buku secara langsung dari USAID PRIORITAS.
Dari lebih 765 sekolah, hanya 223 lebih SD/MI di Bone akan mendapatkan bantuan buku berjenjang dari USAID PRIORITAS. Buku tersebut diperuntukkan bagi siswa kelas 1 – 3 guna melatih mereka tidak cuma lancar membaca, tapi juga terbiasa memahami dan mengartikulasikan kembali bacaan dengan benar. Per sekolah akan mendapatkan 600 buku atau Bone mendapatkan bantuan sebanyak 133800 buku. Secara keseluruhan tujuh ratus dua puluh ribu buku beserta pelatihan cara penggunaannya diperbantukan oleh USAID PRIORITAS untuk 13 kab/kota di Sulsel.
Jamaruddin juga berharap program buku berjenjang menjadi pintu untuk lebih jauh mendorong pemerintah daerah dan provinsi memberikan porsi yang besar pada program peningkatan minat baca masyarakat. “Indeks literasi masyarakat Indonesia hampir di titik terbawah di banding dengan negara-negara lain. Padahal kebiasaan membaca telah terbukti menimbulkan kemampuan analisis yang baik, ide yang kreatif dan manusia yang lebih beradab. Tiga faktor yang sangat mendukung kemajuan bangsa,” ujarnya (7/2/16).

Sekretaris Daerah Tana Toraja, Enos Karoma SH, yang meluncurkan program tersebut di Tana Toraja beberapa waktu lalu menyatakan pentingnya peran orang tua siswa mendorong para siswa terbiasa membaca. Menurutnya, orang tua siswa harus mendorong siswa untuk rajin ke perpustakaan dan meminjam buku. “Guru juga harus kreatif menciptakan

Di Wajo, Sekretaris Daerah Firdaus Perkesi didaulat untuk meluncurkan program tersebut pada tanggal 4 Februari 2016 yang lalu. “Literasi harus dilatih sejak dini. Peradaban dan budi pekerti yang baik bisa tumbuh ketika anak-anak banyak membaca,” ujarnya. Monitoring program buku bacaan berjenjang juga akan dilakukan di Wajo. Sementara itu Kepala Dinas Wajo juga berkomitmen akan secara perlahan menjadikan kabupaten Wajo kota literasi.
Di Bone, program diluncurkan langsung oleh Bupati Bone Fahsar M. Padjalangi (5 Februari 2016). Bupati memberikan apresiasi yang besar atas program yang dikerjasamakan dengan USAID PRIORITAS ini. Bahkan Pemda Bone berniat membeli sendiri buku-buku berjenjang ini sendiri untuk sekolah-sekolah yang tidak mendapatkan bantuan buku secara langsung dari USAID PRIORITAS.
Dari lebih 765 sekolah, hanya 223 lebih SD/MI di Bone akan mendapatkan bantuan buku berjenjang dari USAID PRIORITAS. Buku tersebut diperuntukkan bagi siswa kelas 1 – 3 guna melatih mereka tidak cuma lancar membaca, tapi juga terbiasa memahami dan mengartikulasikan kembali bacaan dengan benar. Per sekolah akan mendapatkan 600 buku atau Bone mendapatkan bantuan sebanyak 133800 buku. Secara keseluruhan tujuh ratus dua puluh ribu buku beserta pelatihan cara penggunaannya diperbantukan oleh USAID PRIORITAS untuk 13 kab/kota di Sulsel.
Jamaruddin juga berharap program buku berjenjang menjadi pintu untuk lebih jauh mendorong pemerintah daerah dan provinsi memberikan porsi yang besar pada program peningkatan minat baca masyarakat. “Indeks literasi masyarakat Indonesia hampir di titik terbawah di banding dengan negara-negara lain. Padahal kebiasaan membaca telah terbukti menimbulkan kemampuan analisis yang baik, ide yang kreatif dan manusia yang lebih beradab. Tiga faktor yang sangat mendukung kemajuan bangsa,” ujarnya (7/2/16).
Dia berharap Sulawesi Selatan segera mendeklarasikan diri sebagai provinsi literasi. “Gerakan literasi perlu langsung dikawal oleh Gubernur. Demi sumber daya manusia yang lebih berkualitas ke depan menghadapi MEA dan kerjasama yang lain, gerakan meningkatkan ketrampilan literasi harus menjadi prioritas di Sulawesi Selatan,” pungkasnya. (Red)