Selamat Datang Di Website Lawupost.com (Menyatukan Inspirasi Dan Motivasi) Sebanyak 50 KK di Kabupaten Ciamis Mendapatkan Bantuan Rutilahu | Lawu Post

Sebanyak 50 KK di Kabupaten Ciamis Mendapatkan Bantuan Rutilahu

Kamis, 03 Desember 20150 comments

Ciamis (LawuPost) Program rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kabupaten Ciamis betul-betul dirasakan manfaatnya oleh warga penerima yang sangat mendambakan rumahnya sedikit dikatakan layak meskipun jauh dari kesan sempurna, dengan bantuan dari pemerintah tersebut sedikit tidaknya meringankan beban mereka disaat keterbatasan akan permodalan untuk membangun rumahnya yang memang sudah mau ambruk, ditambah lagi si penerima program Rutilahu sudah tidak mempunyai sanak keluarga yang bisa membantu menopang himpitan ekonomi yang menderanya. Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Ciamis, Dr. H. Wawan S Arifien selepas memberikan kata sambutan pada waktu acara sosialisasi tentang program Rutilahu di Aula Dinsosnakertrans kepada warga penerima program Rutilahu yang terdiri dari 5 Kelurahan beberapa waktu lalu, yang menghadirkan perwakilan dari Kementerian Sosial dan Direktorat Pemberdayaan Kemiskinan Pedesaan dan Perkotaan.

Menurutnya, program Rutilahu di Kabupaten Ciamis untuk 2015 mendapatkan alokasi sebanyak 50 unit untuk rumah tidak layak huni yang bersumber dari Kementerian Sosial dimana perunitnya mendapatkan alokasi dana sebanyak Rp 10 juta yang diterima dalam bentuk uang tunai melalui rekening kelompok. Ke-50 unit rumah tersebut tersebar di Kelurahan Ciamis, Kelurahan Kertasari, Kelurahan Cigembor, Kelurahan Benteng, dan Kelurahan Linggasari, dimana masing-masing Kelurahan mendapatkan alokasi sebanyak 10 unit yang masuk ke dalam program Rutilahu.

Program Rutilahu 2015 di Kabupaten Ciamis dimulai dari masuknya nominal uang ke dalam rekening kelompok yang terhitung akhir Oktober 2015 dan pengerjaan program tersebut diharapkan tuntas sebelum awal Desember 2015, dengan teknis pencairan dibagi menjadi dua tahap. “Pencairan pertama dicairkan sebesar Rp 50 juta dengan masing-masing penerima mendapatkan alokasi dana untuk program awal bedah rumah sebanyak Rp 5 juta. Selanjutnya ketika pekerjaan sudah mencapai 50% barulah dicairkan tahap ke dua sebesar Rp 5 juta. Pihak Dinsosnakertrans dari total dana Rp 100 juta tersebut tidak sedikitpun mengadakan pemotongan baik dalam bentuk administrasi atau pungutan apapun. Dan yang harus dipahami oleh masyarakat bahwa salah satu syarat utama dalam penerimaan Program Rutilahu tersebut tanahnya haruslah milik pribadi,” tegas H. Wawan.

Berdasarkan pantauan tim Lawu News di lapangan, apa yang ditegaskan Kadisosnakertrans betul-betul diterapkan dimasing-masing Kelurahan penerima program Rutilahu, seperti halnya di Kelurahan Kertasari Kecamatan/Kabupaten Ciamis. Lurah Kertasari, Mumuh Moch. Juhri menegaskan, bahwa pelaksanaan program Rutilahu di wilayahnya dengan menerapkan skala prioritas untuk penerima program tersebut karena keterbatasan dana yang ada. “Siapapun orangnya pasti ingin dibantu. Tapi pihak kami dengan keterbatasan anggaran ini berdasarkan tim yang dibentuk di Lingkungan Kertasari yang melibatkan RW dan tokoh masyarakat betul-betul menerapkan skala prioritas, mana yang harus diutamakan terlebih dahulu. Mudah-mudahan kedepannya bagi warga yang tahun ini tidak kebagian program Rutilahu, bisa masuk ditahun selanjutnya,” tegas Mumuh.

Salah satu warga penerima program Rutilahu, Ade Komarudin (41) warga RT 03/RW 10 Lingkungan Cibitung Hilir Kelurahan Kertasari Kecamatan/Kabupaten Ciamis ketika disambangi Lurah Kertasari di lokasi kediamannya mengaku sangat bersyukur dengan adanya perhatian dari pemerintah kepada dirinya, sambil menitikan air mata tidak henti-hentinya Ade mengucapkan rasa terima kasihnya. Memang Ade merupakan salah satu potret kemiskinan di Kabupaten kaya PAD ini di  lokasi perkotaan. Dengan hanya mengandalkan penghasilan sebagai buruh bangunan yang sehari-harinya dibayar Rp 60 ribu perhari itu pun jika ada yang menyuruhnya bekerja, Ade betul-betul harus mengalokasikan uang sebesar tersebut untuk menopang 9 orang dalam satu keluarga.

Dengan kesederhanaanya, Ade, tetap mensyukuri nikmat yang telah diterimanya tanpa ada kata putus asa akan nasibnya tersebut. Dengan menjalankan rutinitas kesehariannya sebagai buruh serabutan Ade menawarkan jasa tenaganya sebagai kuli bangunan.

Salah satu tokoh masyarakat di Lingkungan Kertasari, Ustadz Eman (43), mengapresiasi program Rutilahu. Menurutnya, program Rutilahu sangat dirasakan betul manfaatnya oleh warga yang betul-betul harus dibantu akan sarana rumah yang dikatakan sedikit layak seperti halnya apa yang dialami oleh Ade Komarudin. “Program Rutilahu yang saya tahu itu penyalurannya untuk warga yang betul-betul kurang mampu, tapi sekarang sepertinya banyak orang yang dikatakan mampu berpura-pura jadi tidak mampu padahal secara ekonomi dia mampu untuk membangun rumahnya yang memang sudah rusak, tetapi karena adanya berbagai program bedah rumah seperti halnya Rutilahu ini masyarakat sekarang sepertinya jadi timbul budaya manja ingin dibantu oleh pemerintah,” kata Ustadz Eman. (mamay/dian/tika)
Share this article :

Posting Komentar

NUSANTARA BERSATU

EDISI TABLOID CERDAS

EDISI TABLOID CERDAS
 
Support : Creating Website | Lawupost | Lawupost Template
Copyright © 2011. Lawu Post - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Lawupost Template
Proudly powered by Lawupost