Ciamis (LawuPost) Keluarga besar STIKes Muhammadiyah Ciamis dalam memaknai Hari Raya Idul Adha 1436 H mencoba berbagi dengan sesama lewat penyaluran daging hewan qurban kepada masyarakat sekitar dan beberapa panti asuhan bertempat di kampus STIKes Muhammadiyah Ciamis Jalan KH. Ahmad Dahlan. Setiap tahunnya prosesi penyembelihan hewan qurban ini selalu disambut antusias warga disekitar kampus yang memadati tempat penyembelihan hewan qurban dibelakang kampus STIKes Muhammadiyah Ciamis.
Holisoh (56) warga di sekitaran Jalan KH. Ahmad Dahlan beserta warga lainnya selalu menanti acara yang disebut lebaran Haji ini. Menurutnya, dirinya beserta warga lainnya selalu kebagian daging hewan qurban yang sangat lumayan. “Daging hewan qurban tersebut sangat disyukuri oleh keluarga kami karena terus terang kami jarang mengkonsumsi daging sapi yang mutunya sangat baik, untuk itu kami sekeluarga berterima kasih kepada pihak STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah mengingat kami masyarakat kecil, “katanya dengan bibir bergetar.
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, H.Dedi Supriadi, S.Sos, S.Kes, M.M.Kes melalui Ketua Badan Pelaksana Harian STIKes Muhammadiyah Ciamis, Dr. H. Zulkarnaen, SH, MH disela-sela pemotongan hewan qurban dihalaman belakang Kampus STIKes Muhammadiyah Ciamis, Rabu (23/9) kepada tim LawuNews mengatakan, “makna dari hari raya Idul Adha atau ibadah qurban pada hakikatnya adalah penyembelihan nafsu duniawi, nafsu hewani yang ada pada diri manusia. Sebagaimana yang dijelaskan Ali Syariati bahwasannya dalam simbol qurban bermakna kemusnahan dan kematian ego manusia. Berqurban berarti menahan diri dan berjuang melawan godaan ego. Muhammad Ali (1874-1951) seorang musafir modern, memaknai qurban sebagai tindakan kerendahan hati dan kesabaran dalam penderitaan dan ketakjuban kepada Ilahi, “kata H Zulkarnaen.
Yang menarik untuk dicermati adalah sejarah ritual qurban itu sendiri. Pemaknaan ibadah qurban selama ini selalu disandarkan kepada sosok laki-laki yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Padahal, dalam sejarah itu ada sosok manusia yang nyaris diabaikan perannya, mereka adalah Siti Sarah da Siti Hajar. Siti Sarah rela berqurban, merelakan Ibrahim (suaminya) untuk menikah lagi dengan Siti Hajar karena ketidakmampuannya memberikan keturunan setelah berpuluh-puluh tahun menikah.
Begitupun sosok Siti Hajar, sosok perempuan yang luar biasa melahirkan seorang Ismail yang kelak menjadi Nabi. Siti Hajar berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pemuda yang taat dan sholeh. Sehingga tatkala sang ayah memintanya untuk menyembelihnya karena Alloh, Ismail tanpa tedeng aling-aling langsung menyanggupinya. Sebuah pengorbanan yang luar biasa, pengorbanan yang sulit kita temui pada masa sekarang ini. Sebuah pengorbanan karena kecintaannya kepada Alloh SWT, tandas H. Zulkarnaen.
Hal yang sama diutarakan Pengurus Badan Pembina Harian STIKes Muhammadiyah Ciamis, H. Ismar yang diampingi H. Holid. Menurutnya, kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Siti Hajar ini memberikan pelajaran yang luar biasa tentang ketaatan seorang abid kepada sang Khaliq, kecintaan yang tiada bandingannya. Yang tidak bisa diukur dengan apapun. “Sifat altruism atau pengorbanan pada saat ini sangat diperlukan. Dimana sudah tidak ada lagi dalam diri pemangku amanah negara kita ini sifat-sifat yang dicontohkan oleh kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Yang ada dalam pikiran mereka adalah bagaimana meraup keuntungan sebesar-besarnya selama mereka memegang sebuah jabatan. Yang akhirnya mereka terjerembab kedalam kubangan maksiat, kejahatan korupsi yang menggerogoti tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah kejahatan yang sudah mengakar dan sulit untuk disembuhkan, “kata H. Ismar.
Untuk pelaksanaan pemotongan hewan qurban di STIKes Muhammadiyah Ciamis sendiri, kata H. Ismar, tahun ini ada peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang menyembelih hewan qurban 5 ekor sapi dan 4 ekor kambing. “Alhamdulillah tahun ini pelaksanaan penyembelihan hewan qurban ada peningkatan dengan menyembelih 6 ekor sapi dan 5 ekor kambing untuk disalurkan kepada masyarakat sekitar STIKes Muhammadiyah Ciamis serta ke panti asuhan salah satunya panti asuhan Al-Muhsinin Jalan Nagrak Panyingkiran. “Kesebelas hewan qurban tersebut masing-masing dari mahasiswa STIKes, Rektorat serta pimpinan daerah Muhammadiyah serta karyawan dan dari Bupati Ciamis, “kata H. Ismar. (mamay)
Holisoh (56) warga di sekitaran Jalan KH. Ahmad Dahlan beserta warga lainnya selalu menanti acara yang disebut lebaran Haji ini. Menurutnya, dirinya beserta warga lainnya selalu kebagian daging hewan qurban yang sangat lumayan. “Daging hewan qurban tersebut sangat disyukuri oleh keluarga kami karena terus terang kami jarang mengkonsumsi daging sapi yang mutunya sangat baik, untuk itu kami sekeluarga berterima kasih kepada pihak STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah mengingat kami masyarakat kecil, “katanya dengan bibir bergetar.
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, H.Dedi Supriadi, S.Sos, S.Kes, M.M.Kes melalui Ketua Badan Pelaksana Harian STIKes Muhammadiyah Ciamis, Dr. H. Zulkarnaen, SH, MH disela-sela pemotongan hewan qurban dihalaman belakang Kampus STIKes Muhammadiyah Ciamis, Rabu (23/9) kepada tim LawuNews mengatakan, “makna dari hari raya Idul Adha atau ibadah qurban pada hakikatnya adalah penyembelihan nafsu duniawi, nafsu hewani yang ada pada diri manusia. Sebagaimana yang dijelaskan Ali Syariati bahwasannya dalam simbol qurban bermakna kemusnahan dan kematian ego manusia. Berqurban berarti menahan diri dan berjuang melawan godaan ego. Muhammad Ali (1874-1951) seorang musafir modern, memaknai qurban sebagai tindakan kerendahan hati dan kesabaran dalam penderitaan dan ketakjuban kepada Ilahi, “kata H Zulkarnaen.
Yang menarik untuk dicermati adalah sejarah ritual qurban itu sendiri. Pemaknaan ibadah qurban selama ini selalu disandarkan kepada sosok laki-laki yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Padahal, dalam sejarah itu ada sosok manusia yang nyaris diabaikan perannya, mereka adalah Siti Sarah da Siti Hajar. Siti Sarah rela berqurban, merelakan Ibrahim (suaminya) untuk menikah lagi dengan Siti Hajar karena ketidakmampuannya memberikan keturunan setelah berpuluh-puluh tahun menikah.
Begitupun sosok Siti Hajar, sosok perempuan yang luar biasa melahirkan seorang Ismail yang kelak menjadi Nabi. Siti Hajar berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pemuda yang taat dan sholeh. Sehingga tatkala sang ayah memintanya untuk menyembelihnya karena Alloh, Ismail tanpa tedeng aling-aling langsung menyanggupinya. Sebuah pengorbanan yang luar biasa, pengorbanan yang sulit kita temui pada masa sekarang ini. Sebuah pengorbanan karena kecintaannya kepada Alloh SWT, tandas H. Zulkarnaen.
Hal yang sama diutarakan Pengurus Badan Pembina Harian STIKes Muhammadiyah Ciamis, H. Ismar yang diampingi H. Holid. Menurutnya, kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Siti Hajar ini memberikan pelajaran yang luar biasa tentang ketaatan seorang abid kepada sang Khaliq, kecintaan yang tiada bandingannya. Yang tidak bisa diukur dengan apapun. “Sifat altruism atau pengorbanan pada saat ini sangat diperlukan. Dimana sudah tidak ada lagi dalam diri pemangku amanah negara kita ini sifat-sifat yang dicontohkan oleh kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Yang ada dalam pikiran mereka adalah bagaimana meraup keuntungan sebesar-besarnya selama mereka memegang sebuah jabatan. Yang akhirnya mereka terjerembab kedalam kubangan maksiat, kejahatan korupsi yang menggerogoti tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah kejahatan yang sudah mengakar dan sulit untuk disembuhkan, “kata H. Ismar.
Untuk pelaksanaan pemotongan hewan qurban di STIKes Muhammadiyah Ciamis sendiri, kata H. Ismar, tahun ini ada peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang menyembelih hewan qurban 5 ekor sapi dan 4 ekor kambing. “Alhamdulillah tahun ini pelaksanaan penyembelihan hewan qurban ada peningkatan dengan menyembelih 6 ekor sapi dan 5 ekor kambing untuk disalurkan kepada masyarakat sekitar STIKes Muhammadiyah Ciamis serta ke panti asuhan salah satunya panti asuhan Al-Muhsinin Jalan Nagrak Panyingkiran. “Kesebelas hewan qurban tersebut masing-masing dari mahasiswa STIKes, Rektorat serta pimpinan daerah Muhammadiyah serta karyawan dan dari Bupati Ciamis, “kata H. Ismar. (mamay)
Posting Komentar