-->

Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

JR.Saragih : "Masalah utama dari kurangnya pengembangan kawasan wisata Danau Toba adalah karena minimnya pembangunan Infrastruktur".

Sabtu, 11 Juli 2015 | 18.43 WIB Last Updated 2015-07-12T01:43:06Z
Simalungun (Lawu Post) Bupati Simalungun hadir memberikan paparan pada acara seminar dan pelantikan pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) masa bakti 2015-2020 yang bertempat di Ballroom gedung Bank Sumut Medan, Selasa, 07/07/2015.

Hadir pada acara tersebut Pangdam I Bukit Barisan Mayjend TNI Edy Ramayadi, Anggota DPRD Sumut, Ketua Umum dan Sekjen Yayasan Pencinta Danau Toba Pusat Drs. Marnap Siahaan, MBA dan Andaru Satnyoto,S.IP, M.Si, Bishop GMI Pdt. Darwis Manurung, Tokoh Masyarakat dan Pemerhati Danau Toba Drs.R.E Nainggolan, M.Si,  Uskup Agung Medan  Pastor Batubara, Direksi Bank Sumut Ester Yunita Ginting,SH,MM, Pendiri Yayasan Pencinta Danau Toba Prof. DR. Payaman  Simanjuntak dan Mayjen Purn. Haposan Silalahi.

Ketua Pelaksana Jesman M. Lubis, SH, MM dalam laporannya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh undangan yang telah hadir. Beliau mengatakan bahwa acara ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menyamakan persepsi bagi pemangku kepentingan di sekitar Danau Toba sehingga kawasan Danau Toba dapat muncul sebagai sumber kekuatan ekonomi di Sumatera Utara khususnya.

Bersamaan dengan acara ini juga dilangsungkan pelantikan pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba Perwakilan Sumatera Utara Masa Bhakti 2015-2020.

Ketua YPDT Perwakilan Sumatera Utara yang baru saja dilantik Drs.S.I.S Sihotang, dalam sambutannya mengatakan  bahwa Danau Toba adalah anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Kawasan danau toba harus dikembangkan sehingga akan mampu menciptakan kunjungan wisatawan ke depannya. Kawasan danau toba harus mampu tumbuh meningkatkan perekonomian Sumatera Utara pada umumnya dan kawasan danau toba khususnya. Beliau menyampaikan terimakasih  atas kepercayaan yang diberikan kepada Pengurus dan sekaligus mengharapkan partisipasi aktif dari seluruh pengurus dalam memberikan pemikiran positif bagi pengembangan Danau Toba.

Pangdam I Bukit Barisan Mayjend TNI Edy Rahmayadi dalam sambutannya mengatakan bahwa sepuluh Tahun yang lalu sudah bermimpi menjadi Pangdam I Bukit Barisan. Syukur pada Yang Maha Kuasa hal ini terwujud dan beliau mempunyai 3 (tiga) misi yang harus diwujudkan. Pertama bahwa PSMS harus kembali berjaya. Sebutan ayam kinantan bukanlah sembarang sebutan, Tajinya harus kembali diasah dan dipertajam sehingga mampu bersaing pada masa yang akan datang. Beliau mengajak para pecinta sepak bola untuk dapat membantu baik spiritual maupun material. Khusus untuk direksi Bank SUMUT beliau juga menitipkan club sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Utara tersebut. Misi Kedua adalah Pelestarian Danau Toba. Danau Toba harus menjadi Ikon Sumatera Utara. Danau Toba harus kembali bersih dan layak menjadi kunjungan wisata. Kepada Pengurus Yayasan secara khusus Pangdam  meminta untuk tidak memikirkan untung rugi. Bekerjalah secara sukarela dan Panglima siap mendukung Pengurus dalam hal-hal positif untuk memajukan Danau Toba. Misi yang ketiga adalah menciptakan ketahanan pangan di Sumut. Beliau mengajak seluruh lapisan masyarakat agar sama-sama mengawasi pupuk bersubsidi.

Salah seorang pendiri Yayasan Pencinta Danau Toba Haposan Silalahi juga menyampaikan hal yang senada dengan pembicara sebelumnya. Beliau menyampaikan selamat kepada pengurus yang baru dilantik. Kiranya para pengurus dapat bekerja secara tulus bukan untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan umum yaitu kelestarian Danau Toba. Hal inilah yang menjadi motivasi kepada para pendiri Yayasan beberapa tahun yang lalu.

Bupati Simalungun DR. JR Saragih, SH, MM pada  kesempatan tersebut diundang sebagai Narasumber dan di dalam paparannya memberikan beberapa masukan kepada Para pengurus dan para pemerhati Danau Toba.

“Kita harus sadar bahwa gerbang masuk ke kawasan Danau Toba yang paling potensial adalah Kabupaten Simalungun. Oleh karena itu memang sangat diperlukan kesamaan persepsi bagi seluruh pemangku kepentingan bagi percepatan pengembangan Danau Toba. Salah satu contoh bahwa dari dulu orang mengenal Danau Toba melalui istilah Pesta Danau Toba. Namun sangat disayangkan bahwa sekarang muncul istilah-istilah lain seperti Festival Danau Toba. Hal ini tentu saja akan memunculkan istilah-istilah yang beragam sehingga akhirnya memicu kepentingan yang egosentris”. Ujar Bupati.

Kunjungan wisatawan di Kawasan Danau Toba di Parapat Kabupaten Simalungun memang meningkat. Namun ini adalah wisatawan domestik dan bukan dari mancanegara, sehingga kurang menyentuh perekonomian masyarakat. Kurangnya kunjungan wisatawan mancanegara disebabkan oleh kurangnya pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung pengembangan Kawasan Danau Toba. Oleh karena itu Bupati Simalungun mengharapkan kepada Pengurus Yayasan agar dapat berkomunikasi dengan seluruh Kabupaten di Kawasan Danau Toba serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sinergitas perhatian berupa anggaran sangat diharapkan dari  Pemerintah Kabupaten  di Kawasan Danau Toba dan Pemerintah Propinsi.

Terkait dengan peternakan ikan dengan Keramba Jaring Apung (KJA) yang mengotori Danau Toba, beliau memaparkan bahwa hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, Danau Toba harus kembali menjadi kawasan wisata sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Apabila masyarakat sudah sejahtera maka akan lebih mudah mengubah mindset masyarakat dari masyarakat external menjadi masyarakat wisata.(M.Parulian Doloksaribu/Hotbi Sianturi)