Makasar (Lawu Post) USAID PRIORITAS telah bekerja lebih dari dua tahun efektif mulai tahun 2013 di tiga kabupaten mitra kohor 1 yaitu Wajo, Bantaeng dan Maros, dan kurang dari dua tahun di empat kabupaten lainnya (kohor 2) yaitu Takalar, Bone, Toraja, dan Parepare. Selama waktu-waktu itu, pihak-pihak sekolah di daerah tersebut dilatihkan praktik baik pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah modul I dan modul II, dan juga mendapatkan pendampingan. Untuk semakin memantapkan dukungan sekolah terhadap pembelajaran siswa, terutama pada penciptaan lingkungan belajar, maka pelatihan dilanjutkan dengan pelatihan modul III Manajemen Berbasis Sekolah yang lebih tajam lagi membahas tentang peran masing-masing kepala sekolah, komite, pengawas, dan pihak lainnya dalam mendukung pembelajaran, rencana sekolah dan indikator kemajuan sekolah dan juga budaya baca.
“Kami sangat mengapresiasi sumbangsih dari USAID PRIORITAS dalam mengembangkan profesionalisme guru di Sulawesi Selatan. Apalagi pelatihan modul III ini juga langsung menyangkut materi yang merupakan kebijakan nasional kementrian pendidikan, yaitu Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,” ujar Dra. H Mariani, MPd, Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Sulsel membacakan langsung sambutan pembukaan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel sekaligus membuka pelatihan modul III USAID PRIORITAS Manajemen Berbasis Sekolah acara yang dihadiri 45 peserta dari 6 kabupaten yaitu Wajo, Bantaeng, Maros, Pinrang, Sidrap dan Soppeng yang dilaksanakan di hotel M Regency (28 Juni – 1 Juli 2015). Daerah ketiga terakhir merupakan mitra USAID PRIORITAS dari program pendidikan USAID sebelumnya yaitu DBE III.
“Kita berharap karena kita sudah pada tahap modul III, seharusnya dari pelatihan modul sebelum-sebelumnya kita sudah bisa melihat buahnya, “ ujar Jamaruddin, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan memberikan sambutan. “Seumpamnya pohon, biasanya baru bisa berbuah secara sempurna pada usia 4-5 tahun. Saat ini kita berharap paling tidak pohon ini sudah mulai belajar berbuah, satu persatu sekolah sudah menunjukkan adanya inovasi pembelajaran, dan peran pihak-pihak sekolah terhadap pembelajar tersebut semakin menguat,” menambahkan. Para peserta yang hadir terdiri dari kepala sekolah, komite, pengawas, dosen, utusan LPMP, dan juga utusan kemenag dan Diknas Daerah. Hadir juga Kabid Dikdas Bantaeng, Muhammad Haris, dan juga Kabid Dikdas Pinrang, Muslimin Habe.
Koordinator provinsi juga berharap peserta menghilangkan persepsi bahwa program USAID PRIORITAS adalah proyek. “Walaupun tanpa program ini, sebenarnya kegiatan pelatihan pembelajaran dan manajamen berbasis sekolah seperti ini seharusnya diadakan sendiri oleh daerah. Program seperti ini adalah program yang harus menjadi program mandiri daerah,” tegasnya.
Menurut Handoko Widagdo, salah seorang penyusun modul dari Jakarta yang juga memberi sambutan pembukaan pelatihan, pelatihan modul III ini berfokus pada tiga hal, pertama strategi menyusun kegiatan sekolah berdasarkan indikator yang disepakati bersama. Kedua, dukungan sekolah terhadap pengembangan keprofesian guru dan ketiga pengembangan budaya baca sekolah.
“Pelatihan ini sangat sesuai dengan kebutuhan sekolah. Bahkan materi yang menyangkut pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) menjadi masukan berharga bagaimana kita bisa mengembangkan profesi kita sebagai guru,” ujar Abidin Raukas, Kepala Sekolah SMP II Maniangpajo, Wajo, yang menjadi salah satu peserta pelatihan. (Red)
“Kami sangat mengapresiasi sumbangsih dari USAID PRIORITAS dalam mengembangkan profesionalisme guru di Sulawesi Selatan. Apalagi pelatihan modul III ini juga langsung menyangkut materi yang merupakan kebijakan nasional kementrian pendidikan, yaitu Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,” ujar Dra. H Mariani, MPd, Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Sulsel membacakan langsung sambutan pembukaan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel sekaligus membuka pelatihan modul III USAID PRIORITAS Manajemen Berbasis Sekolah acara yang dihadiri 45 peserta dari 6 kabupaten yaitu Wajo, Bantaeng, Maros, Pinrang, Sidrap dan Soppeng yang dilaksanakan di hotel M Regency (28 Juni – 1 Juli 2015). Daerah ketiga terakhir merupakan mitra USAID PRIORITAS dari program pendidikan USAID sebelumnya yaitu DBE III.
“Kita berharap karena kita sudah pada tahap modul III, seharusnya dari pelatihan modul sebelum-sebelumnya kita sudah bisa melihat buahnya, “ ujar Jamaruddin, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan memberikan sambutan. “Seumpamnya pohon, biasanya baru bisa berbuah secara sempurna pada usia 4-5 tahun. Saat ini kita berharap paling tidak pohon ini sudah mulai belajar berbuah, satu persatu sekolah sudah menunjukkan adanya inovasi pembelajaran, dan peran pihak-pihak sekolah terhadap pembelajar tersebut semakin menguat,” menambahkan. Para peserta yang hadir terdiri dari kepala sekolah, komite, pengawas, dosen, utusan LPMP, dan juga utusan kemenag dan Diknas Daerah. Hadir juga Kabid Dikdas Bantaeng, Muhammad Haris, dan juga Kabid Dikdas Pinrang, Muslimin Habe.
Koordinator provinsi juga berharap peserta menghilangkan persepsi bahwa program USAID PRIORITAS adalah proyek. “Walaupun tanpa program ini, sebenarnya kegiatan pelatihan pembelajaran dan manajamen berbasis sekolah seperti ini seharusnya diadakan sendiri oleh daerah. Program seperti ini adalah program yang harus menjadi program mandiri daerah,” tegasnya.
Menurut Handoko Widagdo, salah seorang penyusun modul dari Jakarta yang juga memberi sambutan pembukaan pelatihan, pelatihan modul III ini berfokus pada tiga hal, pertama strategi menyusun kegiatan sekolah berdasarkan indikator yang disepakati bersama. Kedua, dukungan sekolah terhadap pengembangan keprofesian guru dan ketiga pengembangan budaya baca sekolah.
“Pelatihan ini sangat sesuai dengan kebutuhan sekolah. Bahkan materi yang menyangkut pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) menjadi masukan berharga bagaimana kita bisa mengembangkan profesi kita sebagai guru,” ujar Abidin Raukas, Kepala Sekolah SMP II Maniangpajo, Wajo, yang menjadi salah satu peserta pelatihan. (Red)
Posting Komentar