Ciamis (LawuPost) Ketua APDesi Kabupaten Ciamis, A. Gunawan memastikan jika rencana aksi menolak pembagian sepeda motor dari sejumlah kepala desa tidak akan terjadi. Menurut Gunawan, kini rencana pembelian sepeda motor dan perlengkapan Linmas yang didanai APBD Kab. Ciamis senilai masing-masing Rp. 32 juta untuk 258 desa itu sudah disetujui oleh para kepala desa melalui rapat secara demokratis antara para ketua DPK APDesi kecamatan masing-masing serta dihadiri dinas terkait.
Ia menjelaskan, pihaknya sempat melaksanakan rapat pertama pada Kamis (15/9) pukul 13.00 WIB, di Aula BPMD Kabupaten Ciamis dengan dihadiri oleh para DPK APDesi tingkat kecamatan. Pada saat itu, muncul dua opsi jenis sepeda motor yang ditawarkan kepada para kepada desa. Namun dari hasil pertimbangan serta menyesuaikan dengan pagu anggaran yang ada, para kepala desa menyetujui salah satu jenis sepeda motor sport yakni Honda CBR 150 tahun 2016.
Harga sepeda motor tersebut dinilai lebih hemat ketimbang sepeda motor trail yang juga masuk menjadi pilihan. Apalagi, kata dia, dari pagu anggaran masing-masing sebesar Rp. 32 juta yang akan diterima, pihak desa harus mengalokasikan sebagiannya guna menopang kinerja dan perlengkapan linmas. Pihaknya tidak menampik jika setelah dilaksanakan rapat pertama, salah seorang kepala desa yakni H. Ahmad Hidayat tidak menerima, karena menganggap tidak sesuai dengan kebutuhan di desa.
Setelah itu, pihaknya juga mengadakan rapat lagi dengan para ketua DPK APDesi, pada Senin (19/9) dengan dihadiri BPMPD, Inspektorat, termasuk H. Ahmad Hidayat. Dari hasil rapat tersebut, semuanya menyetujui dan tidak ada masalah dengan jenis sepeda motor yang akan dibeli. Hasil persetujuan itu dituangkan melalui berita acara kesepakatan termasuk Kades yang bersangkutan juga ikut menandatanganinya. “Jadi pada intinya, rencana pembelian sepeda motor tersebut tidak ada masalah dan kami memutuskannya melalui hasil rapat yang demokratis tanpa ada paksaan serta pengaruh apapun, “jelasnya. Dengan asumsi masing-masing desa mendapat bantuan Rp. 32 juta, maka alokasi dana APBD yang akan mengalir untuk mendukung kinerja aparat desa tersebut mencapai lebih dari delapan milyar.
Sebelumnya kepada tim Lawu News, H. Ahmad Hidayat, Kepala Desa Karangampel Desa Baregbeg, akan menolak bantuan sepeda motor yang diberikan oleh pihak Pemda Ciamis. Karena sepeda motor yang akan diberikan ke desa itu rencananya tidak sesuai dengan kebutuhan desa. “Kami sudah koordinasi dengan para kepala desa yang lain, mereka semuanya sepakat akan menolak bantuan sepeda motor tersebut apabila motor yang diberikannya tidak sesuai dengan kebutuhan desa, “kata Kades yang akrab dipanggil Madmax tersebut.
Informasi yang diterima, jenis sepeda motor yang akan diberikan ke desa itu semuanya disamakan yakni jenis sepeda motor sport. Hal itulah yang membuat mereka keberatan. Sebab, kalau semua jenis motor seperti itu otomatis kurang pas karena yang jadi kepala desa pada saat ini tak hanya laki-laki. Banyak pula kaum perempuan. Kemudian, kata dia, letak geografis dan medan wilayah setiap desa juga tidak sama. Artinya, ketika wilayah desanya berada di wilayah pegunungan, sepeda motor trail lebih pas. Kemudian jika di wilayah perkotaan dengan kepala desanya perempuan, sepeda motor matic lebih realistis. “Jadi alangkah baiknya pembelian sepeda motor tersebut diserahkan ke masing-masing desa agar disesuaikan dengan kebutuhannya asalkan harga motor tersebut sesuai dengan harga pagunya, “jelasnya. (mamay)
Ia menjelaskan, pihaknya sempat melaksanakan rapat pertama pada Kamis (15/9) pukul 13.00 WIB, di Aula BPMD Kabupaten Ciamis dengan dihadiri oleh para DPK APDesi tingkat kecamatan. Pada saat itu, muncul dua opsi jenis sepeda motor yang ditawarkan kepada para kepada desa. Namun dari hasil pertimbangan serta menyesuaikan dengan pagu anggaran yang ada, para kepala desa menyetujui salah satu jenis sepeda motor sport yakni Honda CBR 150 tahun 2016.
Harga sepeda motor tersebut dinilai lebih hemat ketimbang sepeda motor trail yang juga masuk menjadi pilihan. Apalagi, kata dia, dari pagu anggaran masing-masing sebesar Rp. 32 juta yang akan diterima, pihak desa harus mengalokasikan sebagiannya guna menopang kinerja dan perlengkapan linmas. Pihaknya tidak menampik jika setelah dilaksanakan rapat pertama, salah seorang kepala desa yakni H. Ahmad Hidayat tidak menerima, karena menganggap tidak sesuai dengan kebutuhan di desa.
Setelah itu, pihaknya juga mengadakan rapat lagi dengan para ketua DPK APDesi, pada Senin (19/9) dengan dihadiri BPMPD, Inspektorat, termasuk H. Ahmad Hidayat. Dari hasil rapat tersebut, semuanya menyetujui dan tidak ada masalah dengan jenis sepeda motor yang akan dibeli. Hasil persetujuan itu dituangkan melalui berita acara kesepakatan termasuk Kades yang bersangkutan juga ikut menandatanganinya. “Jadi pada intinya, rencana pembelian sepeda motor tersebut tidak ada masalah dan kami memutuskannya melalui hasil rapat yang demokratis tanpa ada paksaan serta pengaruh apapun, “jelasnya. Dengan asumsi masing-masing desa mendapat bantuan Rp. 32 juta, maka alokasi dana APBD yang akan mengalir untuk mendukung kinerja aparat desa tersebut mencapai lebih dari delapan milyar.
Sebelumnya kepada tim Lawu News, H. Ahmad Hidayat, Kepala Desa Karangampel Desa Baregbeg, akan menolak bantuan sepeda motor yang diberikan oleh pihak Pemda Ciamis. Karena sepeda motor yang akan diberikan ke desa itu rencananya tidak sesuai dengan kebutuhan desa. “Kami sudah koordinasi dengan para kepala desa yang lain, mereka semuanya sepakat akan menolak bantuan sepeda motor tersebut apabila motor yang diberikannya tidak sesuai dengan kebutuhan desa, “kata Kades yang akrab dipanggil Madmax tersebut.
Informasi yang diterima, jenis sepeda motor yang akan diberikan ke desa itu semuanya disamakan yakni jenis sepeda motor sport. Hal itulah yang membuat mereka keberatan. Sebab, kalau semua jenis motor seperti itu otomatis kurang pas karena yang jadi kepala desa pada saat ini tak hanya laki-laki. Banyak pula kaum perempuan. Kemudian, kata dia, letak geografis dan medan wilayah setiap desa juga tidak sama. Artinya, ketika wilayah desanya berada di wilayah pegunungan, sepeda motor trail lebih pas. Kemudian jika di wilayah perkotaan dengan kepala desanya perempuan, sepeda motor matic lebih realistis. “Jadi alangkah baiknya pembelian sepeda motor tersebut diserahkan ke masing-masing desa agar disesuaikan dengan kebutuhannya asalkan harga motor tersebut sesuai dengan harga pagunya, “jelasnya. (mamay)
Posting Komentar