Maros (LawuPost) Pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang diterapkan pada sekolah mitra USAID PRIORITAS telah mendorong kemajuan dalam cara belajar siswa serta manajemen dan prestasi sekolah.
Salah satu sekolah yang mengalami kemajuan adalah Madrasah Islam Negeri (MIN) Maros Baru, Maros, Sulawesi Selatan.
Sebelum menerapkan pembelajaran aktif dan MBS pada tahun 2013, sekolah yang didirikan tahun 1988 ini hanya memiliki kurang lebih 10 piala. Setelah menerapkan pembelajaran aktif dan MBS, jumlah piala bertambah 48 buah dalam dua tahun.
Piala-piala tersebut antara lain
diperoleh sebagai juara satu Lomba Bercerita se-Kabupaten Maros tingkat SD/MI tahun 2013, juara satu Kompetensi Science Madrasah (Aksioma) pada bidang Matematika dan IPA pada tahun 2014 sekabupaten Maros, juara satu pada bidang IPA pada perlombaan yang sama pada tahun 2015, juara satu Porseni tingkat MI sekabupaten Maros tahun 2013 dan lain-lain. Karena prestasinya, madrasah ini menjadi tempat study banding pengelolaan madrasah oleh kepala MIN se Sulawesi Selatan, Sulbar dan Sultra pada bulan April 2015 lalu.
“Dengan pembelajaran aktif, para guru merasa lebih mudah mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Mereka tidak setengah mati berdiri mengarahkan anak-anak. Mereka hanya perlu menjadi fasilitator yang efektif dan kreatif,” kata Nur Ridawati, kepala sekolah yang pernah menjadi juara satu guru MI berprestasi tingkat nasional pada tahun 2009/2010.
Untuk meningkatkan prestasi sekolah, kepala sekolah juga menyusun program bimbingan terjadwal bagi para siswa. Bimbingan tersebut dilakukan seminggu dua kali untuk beberapa siswa terpilih dari kelas lima dan enam.
“Anak-anak dibimbing menjawab soal-soal olimpiade dan lainnya. Guru-guru mempelajari kompentensi dasar yang ingin dicapai dan menjadi dasar ujian pada tiap kompetisi dan mencoba menelaah soal-soal terkait,” kata Rida.
Sementara itu, penerapan pembelajaran aktif mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Bupati Humbahas Maddin Sihombing terkesan dengan praktik pembelajaran aktif yang diterapkan pada sekolah mitra di Humbahas, antara lain SDN 173403 Sirisirisi, SDN 173395 Doloksanggul dan SMP Negeri 2 Doloksanggul.
Maddin melihat pembelajaran aktif membuat siswa menikmati proses pembelajaran dan membuat siswa lebih percaya diri. Bupati dua periode ini menginginkan agar lebih banyak sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif di Humbahas.
"Saya bisa melihat perubahan di ruang kelas. Anak – anak belajar dengan ceria, dilatih kejujuran, bekerjasama, berbagi ilmu pengetahuan dan memiliki keberanian mengungkapkan pendapat. Tahun depan kita akan ditambah 10 lagi sekolah mitra,” kata Maddin.
Selain diterapkan pada sekolah mitra, pembelajaran aktif juga telah direplikasi oleh sekolah nonmitra, antara lain SDI Al Amanah di kecamatan Setu, Banten. Menyadari kebutuhan tenaga pendidik dalam mengembangkan partisipasi siswa di kelas sehingga lebih aktif dan inovatif (student center) maka pengelola sekolah ini menggelar pelatihan yang melibatkan guru-guru SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Setu.
“Ada enam sekolah di kecamatan Setu yang ikut serta dalam pelatihan ini. Lebih dari seratus guru SD/MI dan SMP/MTs kami undang untuk merasakan manfaat pelatihan USAID PRIORITAS,” kata Ogi Suprayogi, Kepala SDI Al Amanah yang memiliki lebih dari 500 siswa.
Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan didesain untuk membawa pendidikan berkelas dunia kepada banyak siswa di Indonesia. Program USAID PRIORITAS telah diterapkan di sembilan provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat).(red)
Salah satu sekolah yang mengalami kemajuan adalah Madrasah Islam Negeri (MIN) Maros Baru, Maros, Sulawesi Selatan.
Sebelum menerapkan pembelajaran aktif dan MBS pada tahun 2013, sekolah yang didirikan tahun 1988 ini hanya memiliki kurang lebih 10 piala. Setelah menerapkan pembelajaran aktif dan MBS, jumlah piala bertambah 48 buah dalam dua tahun.Piala-piala tersebut antara lain
diperoleh sebagai juara satu Lomba Bercerita se-Kabupaten Maros tingkat SD/MI tahun 2013, juara satu Kompetensi Science Madrasah (Aksioma) pada bidang Matematika dan IPA pada tahun 2014 sekabupaten Maros, juara satu pada bidang IPA pada perlombaan yang sama pada tahun 2015, juara satu Porseni tingkat MI sekabupaten Maros tahun 2013 dan lain-lain. Karena prestasinya, madrasah ini menjadi tempat study banding pengelolaan madrasah oleh kepala MIN se Sulawesi Selatan, Sulbar dan Sultra pada bulan April 2015 lalu.“Dengan pembelajaran aktif, para guru merasa lebih mudah mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Mereka tidak setengah mati berdiri mengarahkan anak-anak. Mereka hanya perlu menjadi fasilitator yang efektif dan kreatif,” kata Nur Ridawati, kepala sekolah yang pernah menjadi juara satu guru MI berprestasi tingkat nasional pada tahun 2009/2010.
Untuk meningkatkan prestasi sekolah, kepala sekolah juga menyusun program bimbingan terjadwal bagi para siswa. Bimbingan tersebut dilakukan seminggu dua kali untuk beberapa siswa terpilih dari kelas lima dan enam.
“Anak-anak dibimbing menjawab soal-soal olimpiade dan lainnya. Guru-guru mempelajari kompentensi dasar yang ingin dicapai dan menjadi dasar ujian pada tiap kompetisi dan mencoba menelaah soal-soal terkait,” kata Rida.
Sementara itu, penerapan pembelajaran aktif mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara. Bupati Humbahas Maddin Sihombing terkesan dengan praktik pembelajaran aktif yang diterapkan pada sekolah mitra di Humbahas, antara lain SDN 173403 Sirisirisi, SDN 173395 Doloksanggul dan SMP Negeri 2 Doloksanggul.
Maddin melihat pembelajaran aktif membuat siswa menikmati proses pembelajaran dan membuat siswa lebih percaya diri. Bupati dua periode ini menginginkan agar lebih banyak sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif di Humbahas.
"Saya bisa melihat perubahan di ruang kelas. Anak – anak belajar dengan ceria, dilatih kejujuran, bekerjasama, berbagi ilmu pengetahuan dan memiliki keberanian mengungkapkan pendapat. Tahun depan kita akan ditambah 10 lagi sekolah mitra,” kata Maddin.
Selain diterapkan pada sekolah mitra, pembelajaran aktif juga telah direplikasi oleh sekolah nonmitra, antara lain SDI Al Amanah di kecamatan Setu, Banten. Menyadari kebutuhan tenaga pendidik dalam mengembangkan partisipasi siswa di kelas sehingga lebih aktif dan inovatif (student center) maka pengelola sekolah ini menggelar pelatihan yang melibatkan guru-guru SD/MI dan SMP/MTs di Kecamatan Setu.
“Ada enam sekolah di kecamatan Setu yang ikut serta dalam pelatihan ini. Lebih dari seratus guru SD/MI dan SMP/MTs kami undang untuk merasakan manfaat pelatihan USAID PRIORITAS,” kata Ogi Suprayogi, Kepala SDI Al Amanah yang memiliki lebih dari 500 siswa.
Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students (USAID PRIORITAS) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan didesain untuk membawa pendidikan berkelas dunia kepada banyak siswa di Indonesia. Program USAID PRIORITAS telah diterapkan di sembilan provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat).(red)
Posting Komentar